Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sering Menunda Makan Saat Touring Motor, Ini Dampaknya pada Tubuh

Ilustrasi naik motor (Pexels/ Blaz Erzetic)
Ilustrasi naik motor (Pexels/ Blaz Erzetic)
Intinya sih...
  • Tubuh kehilangan fokus dan reaksi melambatSaat berkendara, otak membutuhkan energi untuk menjaga fokus dan respons. Kadar glukosa yang menurun saat perut kosong dapat menyebabkan mengantuk, sulit berkonsentrasi, dan reaksi tubuh lambat.
  • Risiko pusing, tremor, hilang keseimbanganPerut kosong memicu penurunan tekanan darah, membuat kepala terasa ringan dan tubuh tidak stabil. Hal ini juga bisa memicu tremor pada tangan dan risiko kehilangan keseimbangan.
  • Emosi tidak stabil, mudah terpicu konflik di jalanKondisi lapar dapat meningkatkan hormon stres sehingga membuat pengendara lebih gampang tersinggung, agres
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak pengendara motor terbiasa beraktivitas tanpa sarapan, lalu langsung berkendara menuju kantor, kampus, atau antar jemput keluarga. Banyak juga biker yang sering menunda makan saat touring jarak jauh. Sekilas, berkendara dengan perut kosong terasa biasa saja, lagipula, motor tinggal gas dan jalan. Namun, tubuh manusia tidak bekerja sesederhana itu. Mesin motor memang pakai bensin, tapi tubuhmu butuh energi untuk menjaga fokus, keseimbangan, dan respons selama berkendara.

Yang sering tidak disadari adalah otak sangat bergantung pada kadar gula darah untuk memberikan reaksi yang cepat. Saat perut kosong terlalu lama, gula darah menurun dan memengaruhi kinerja otak, saraf, hingga kemampuan tubuh mempertahankan stabilitas. Inilah alasan mengapa berkendara dengan perut kosong sebenarnya jauh lebih berisiko daripada terlihat di permukaan.

1. Tubuh kehilangan fokus dan reaksi melambat

ilustrasi perempuan naik motor (pexels.com/Stephen Leonardi)
ilustrasi perempuan naik motor (pexels.com/Stephen Leonardi)

Saat kamu mengendarai motor, otak harus bekerja cepat untuk memproses kondisi jalan, membaca pergerakan kendaraan lain, dan mengambil keputusan dalam hitungan detik. Jika perut kosong, kadar glukosa yang menjadi sumber energi utama otak ikut turun. Akibatnya, kamu lebih mudah mengantuk, sulit berkonsentrasi, dan reaksi tubuh jadi lebih lambat.

Reaksi yang terlambat ini sangat berbahaya, terutama di jalan padat atau saat menghadapi situasi mendadak seperti orang menyeberang atau kendaraan rem mendadak di depan. Banyak kecelakaan kecil—seperti menyerempet, nyerempet spion, atau terlambat menekan rem—sebenarnya dipicu kondisi tubuh yang tidak fit akibat kurang energi.

2. Risiko pusing, tremor, hilang keseimbangan

ilustrasi orang naik motor (freepik.com/bublikhaus)
ilustrasi orang naik motor (freepik.com/bublikhaus)

Perut kosong juga memicu penurunan tekanan darah, yang bisa membuat kepala terasa ringan, pandangan berkunang, atau tubuh seperti melayang. Ini sering terjadi saat jalanan macet dan kamu harus sering melakukan stop and go. Kondisi ini diperparah jika cuaca panas karena tubuh kehilangan cairan lebih cepat.

Pada sebagian orang, perut kosong terlalu lama memicu tremor atau gemetar halus pada tangan. Ini membuat pengendalian stang jadi tidak stabil. Ketika tremor bertemu kondisi jalan bergelombang atau motor harus bermanuver cepat, risiko kehilangan keseimbangan meningkat drastis. Jika diperparah kelelahan, tubuh bisa tiba-tiba “drop,” dan ini jelas ancaman serius saat berkendara.

3. Emosi tidak stabil, mudah terpicu konflik di jalan

Ilustrasi naik motor (Unsplash/Rowan Freeman)
Ilustrasi naik motor (Unsplash/Rowan Freeman)

Banyak yang tidak sadar bahwa berkendara dengan kondisi lapar memengaruhi emosi. Ketika gula darah turun, hormon stres seperti kortisol dan adrenalin meningkat. Kamu jadi lebih gampang tersinggung, lebih agresif, dan cepat marah—efek yang mirip dengan istilah hangry atau hungry-angry.

Di jalanan perkotaan yang penuh kemacetan, klakson, dan manuver pengendara lain yang tidak terduga, kondisi ini membuatmu lebih mudah terpancing untuk bereaksi berlebihan. Mulai dari membalas klakson, ngebut karena emosi, sampai memicu percekcokan dengan pengendara lain. Lapar bukan hanya soal perut kosong, tapi juga soal kestabilan mental saat berada di jalan.

Berkendara motor saat perut kosong mungkin terasa sepele, tetapi risikonya nyata. Tubuh yang kekurangan energi membuat fokus menurun, reaksi melambat, dan emosi tidak stabil—tiga kombinasi yang sangat berbahaya bagi pengendara. Tidak perlu makan berat, cukup roti, buah, atau segelas susu sebelum berkendara sudah cukup untuk menjaga tubuh tetap bertenaga dan aman di jalan. Keselamatan selalu dimulai dari kondisi tubuhmu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Deretan Motor Baru yang Mencuri Perhatian Sepanjang 2025

16 Des 2025, 17:29 WIBAutomotive