Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi ekspor (Foto: IDN Times)

Intinya sih...

  • Top 10 komoditas ekspor utama Indonesia ke AS pada tahun 2024, di antaranya mesin dan peralatan listrik, pakaian rajut, dan alas kaki.

  • Porsi ekspor komoditas utama Indonesia ke AS bervariasi, dengan pakaian rajut memiliki kontribusi terbesar sebesar 61,4 persen dari total ekspor komoditas tersebut.

  • Indonesia mencatat surplus perdagangan nonmigas dengan AS sebesar 8,28 miliar dolar AS pada periode Januari-Mei 2025 yang membuat Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif tinggi.

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu pasar utama bagi ekspor Indonesia. Komoditas dari berbagai sektor industri tercatat mendominasi pengiriman barang ke Negeri Paman Sam, baik dari sisi nilai maupun proporsi terhadap total ekspor komoditas terkait.

Data yang diklasifikasikan berdasarkan Harmonized System (HS) dua digit pada 2024, menunjukkan variasi kontribusi tiap produk, mulai dari mesin dan pakaian hingga olahan hasil laut dan furnitur.

1. Top 10 komoditas ekspor utama Indonesia ke AS

Infograpik 10 top ekspor komoditas Indonesia ke AS (IDN TImes/Aditya Pratama)

Berdasarkan klasifikasi Harmonized System (HS) dua digit:

  • Nilai tertinggi berasal dari kelompok mesin dan peralatan listrik (HS:85) dengan total mencapai 4,19 miliar dolar AS.

  • Pakaian rajut (HS:61) menempati posisi kedua dengan nilai ekspor sebesar 2,48 miliar dolar AS, disusul oleh alas kaki, pelindung kaki, dan produk sejenisnya (HS:64) yang mencatat nilai ekspor sebesar 2,39 miliar dolar AS. Di bawahnya, pakaian bukan rajut (HS:62) mencatat nilai sebesar 2,12 miliar dolar AS.

  • Lemak hewani, nabati, atau mikroba (HS:15) mencatat ekspor ke AS sebesar 1,79 miliar dolar AS, diikuti oleh karet dan barang dari karet (HS:40) yang mencapai 1,69 miliar dolar AS.

  • Sementara itu, nilai ekspor furnitur (HS:94) ke AS pada tahun yang sama tercatat sebesar 1,43 miliar dolar AS.

  • Komoditas dari sektor kelautan seperti ikan, krustasea, dan moluska (HS:03) juga masuk dalam daftar, dengan nilai ekspor sebesar 1,11 miliar dolar AS.

  • Mesin industri lainnya seperti reaktor nuklir, ketel uap, dan peralatan mesin (HS:84) menyumbang nilai ekspor sebesar 1,02 miliar dolar AS.

  • Terakhir, olahan daging, ikan, krustasea, dan moluska (HS:16) mencatatkan nilai sebesar 0,79 miliar dolar AS.

2. Porsi ekspor komoditas utama Indonesia ke AS

Infografik tarif Trump ke Indonesia (IDN Times/Aditya Pratama)

Sepuluh komoditas utama Indonesia yang diekspor ke AS pada tahun 2024 memiliki kontribusi beragam terhadap total ekspor masing-masing komoditas tersebut.

  • Pakaian rajut yang termasuk dalam kode Harmonized System (HS) 61, mencatat porsi ekspor ke AS sebesar 61,4 persen dari total ekspor komoditas tersebut.

  • Komoditas furnitur (HS:94) mencatat porsi ekspor ke AS sebesar 59,1 persen, sementara olahan daging, ikan, krustasea, dan moluska (HS:16) memiliki pangsa ekspor ke AS sebesar 57 persen.

  • Pakaian bukan rajut (HS:62) mencatat porsi ekspor ke AS sebesar 49,7 persen dari total ekspor komoditas tersebut.

  • Alas kaki serta pelindung kaki dan produk sejenis (HS:64) tercatat memiliki porsi ekspor ke AS sebesar 33,8 persen.

  • Untuk komoditas karet dan barang dari karet (HS:40), pangsa ekspor ke AS berada di angka 30,7 persen.

  • Sementara itu, mesin dan peralatan listrik (HS:85) memiliki porsi sebesar 27,8 persen.

  • Produk ikan, krustasea, dan moluska (HS:03) mencatatkan porsi ekspor ke AS sebesar 27,5 persen.

  • Komoditas reaktor nuklir, ketel uap, dan mesin (HS:84) memiliki pangsa ekspor ke AS sebesar 14,6 persen.

  • Adapun lemak hewani, nabati, atau mikroba (HS:15) mencatatkan porsi ekspor ke AS sebesar 6,7 persen.

3. Indonesia catat surplus dagang dengan AS

Ilustrasi ekspor

Mengutip laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatatkan surplus perdagangan nonmigas dengan AS sebesar 8,28 miliar dolar AS pada periode Januari-Mei 2025. Surplus itu yang membuat Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif tinggi.

Berdasarkan dokumen yang diterima IDN Times, pemerintah Indonesia menawarkan berbagai bentuk kerja sama sebagai respons atas kebijakan tarif tersebut. Salah satu upayanya adalah pembelian produk asal AS senilai 34 miliar dolar AS atau sekitar Rp550,8 triliun (kurs Rp16.200 per dolar AS).

Langkah tersebut ditujukan untuk membuka peluang penghapusan hambatan tarif maupun non-tarif terhadap produk Indonesia di pasar AS.

Editorial Team