Tarif Trump Bawa Presiden Prabowo Mengayuh di Antara Dua Karang

- Presiden Prabowo berhasil menurunkan tarif resiprokal dengan AS menjadi 19 persen, turun dari sebelumnya 32 persen.
- Indonesia akan membeli produk AS senilai 34 miliar dolar AS atau sekitar Rp550,8 triliun dan meningkatkan impor energi dari AS hingga 15 miliar dolar AS.
- Kesepakatan ini memberikan posisi lebih kompetitif bagi Indonesia dibandingkan negara pesaing, menciptakan kepastian tarif, dan membuka peluang penciptaan lapangan kerja.
Jakarta, IDN Times – "Kedua Presiden bernegosiasi langsung melalui telepon. Keduanya sangat antusias. Serius, namun disertai humor saat pembicaraan. Dan telepon cukup lama," kata Sekretaris Kabinet Republik Indonesia, Teddy Indra Wijaya. Jarum jam menunjukkan Pukul 21.28 WIB, ketika Teddy menjawab pertanyaan lewat pesan singkat, Selasa, 15 Juli 2025. "Iya, barusan, call," kata Teddy sesaat sebelumnya ketika saya menanyakan kebenaran komunikasi antara Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump.
Publik baru saja menerima notifikasi dari akun media sosial Trump di Truth Social, tempat favorit dia untuk berkomunikasi ke publik. "Kesepakatan yang luar biasa, untuk semua orang, baru saja dicapai dengan Indonesia. Saya berdialog langsung dengan Presiden mereka yang sangat dihormati. DETAILNYA AKAN DILANJUTKAN!!!," tulis Trump.
Teddy selalu mendampingi Presiden Prabowo, termasuk dalam kunjungan ke luar negeri selama 16 hari kali ini. Presiden berkunjung ke lima negara di Timur Tengah, Amerika Latin, dan Eropa. Mengawali kunjungan ke Arab Saudi, Prabowo melanjutkan ke Brasil menghadiri Konperensi Tingkat Tinggi BRICS, Belgia, Prancis, dan Belarus. Pembicaraan telepon antara Prabowo dan Trump berlangsung di Hotel Double Tree, di Minsk, Belarus, tempat Prabowo mampir dalam kunjungan sekitar tiga jam di negeri itu.
Prabowo bertemu dengan Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, di kediaman Lukashenko yang terletak di Ozyorny di luar ibukota Minsk. Presiden dalam perjalanan kembali ke tanah air saat singgah di Minsk. "Searah kembali ke Jakarta," tutur Teddy.

Negosiasi via telepon itu berlangsung sekitar 17 menitan, dan menghasilkan kesepakatan tarif resiprokal senilai 19 persen bagi produk Indonesia, turun signifikan dari tarif 32 persen yang 2025, sebelumnya dikenakan ke Indonesia saat Trump mendeklarasikan "Hari Pembebasan", 2 April 2025, berupa pengenaan tarif kepada mitra dagang AS, dengan tujuan menyeimbangkan defisit perdagangan. Indonesia surplus 18 miliar dolar AS dalam perdagangan dengan AS.
"Saya katakan beliau ini seorang negosiator yang cukup keras juga,” kata Prabowo kepada jurnalis di Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta, sesaat setelah mendarat, Rabu (16/7/2025). "Kita memahami kepentingan-kepentingan mereka, mereka memahami kepentingan kita, dan kita sepakati, sekarang kalau tidak salah tarifnya dari 32 diturunkan jadi 19. Ya saya tetap negosiasi," lanjut Prabowo.
Deklarasi tarif Trump secara sepihak mengguncang dunia.
"Kebijakan tarif AS memang seringkali tidak mengikuti logika ekonomi atau sesuai prinsip Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)," kata Ekonom senior Mari Elka Pangestu, yang pernah menjabat sebagai menteri perdagangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mari kini menjabat sebagai wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) dan juga Utusan Khusus Presiden Prabowo di Bidang Perdagangan Internasional dan Kerjasama Multilateral. Di pekan pertama setelah pengumuman Trump, Mari menjadi bagian dari delegasi negosiator Indonesia yang dipimpin Menteri Koordinator Airlangga Hartarto yang bertolak ke Washington D.C., untuk menegosiasikan tarif untuk Indonesia.
Trump sempat memberikan penundaan pemberlakuan tarif selama 90 hari, atau sampai 9 Juli 2025. Tanggal 7 Juli 2025, lewat Truth Social, Trump kembali mengejutkan, dengan mengunggah surat yang dia tujukan kepada pemimpin negara mitra dagang AS, di platform Truth Social. Termasuk surat kepada Presiden Prabowo, yang menyebutkan bahwa Indonesia tetap dikenakan tarif 32 persen. Prabowo tengah berada di Brasil untuk KTT BRICS, di mana Indonesia dikukuhkan sebagai negara anggota ke-10.
Selain mengirimkan surat dengan nuansa ancaman kepada sejumlah negara termasuk Indonesia, Trump melancarkan peringatan pula kepada yang hadir di KTT BRICS. Setiap negara yang sejalan dengan ‘kebijakan anti AS’ dari BRICS akan menghadapi tarif tambahan sebesar 10 persen. "Tidak akan ada pengecualian untuk kebijakan ini," kata tulis Trump.
Publik, lewat komentar di media sosial, menganggap tim negosiasi Indonesia gagal membujuk Trump menurunkan tarif. Upaya Indonesia yang hanya mengirim delegasi negosiator setingkat menteri, dibandingkan dengan sikap ‘gercep’ (gerakan cepat) Vietnam. Pada tanggal 4 April, Presiden Vietnam To Lam, yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, melakukan pembicaraan via telepon dengan Trump.
"Pembicaraan yang sangat produktif," ujar Trump. Vietnam menawarkan memangkas tarif impor terhadap produk AS menjadi 0 persen, sebagai upaya membujuk Trump, yang mengenakan tarif 46 persen saat itu kepada produk Vietnam.
Upaya Vietnam lumayan berhasil, Trump menurunkan tarifnya menjadi 20 persen. Selain melakukan pemberantasan produk bajakan yang dianggap melanggar hak cipta, pemerintah juga instensif negosiasi daring maupun luring langsung di Washington DC, janji membeli miliaran dolar AS produk AS serta melibatkan swasta membeli produk AS dan investasi.
Sejumlah laporan menyebutkan Vietnam berminat membeli pesawat jet tempur buatan AS, F-16. Hal yang tak terpikirkan beberapa bulan sebelumnya, mengingat pemerintah Vietnam sesumbar ingin lebih independen atas strategi sistem pertahanannya, tidak bergantung ke AS. Ekonomi Vietnam selalu jadi rujukan perbandingan dengan Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Kesepakatan tarif antara AS dengan Vietnam jadi yang ketiga setelah sepakat dengan China dan Inggris.

Proposal Indonesia mirip formatnya. IDN Times mendapatkan proposal Indonesia, pada 7 Juli, di hari yang sama setelah 'surat cinta' dengan dua tanda seru dari Trump yang tetap mengenakan tarif 32 persen. "Pemerintah Indonesia menawarkan berbagai bentuk kerjasama sebagai respons atas kebijakan tarif resiprokal. Salah satunya upayanya adalah pembelian poduk asal AS senilai 34 miliar dolar AS atau sekitar Rp550,8 triliun (dengan kurs Rp16.200 per dolar AS).
Total pembelian produk pertanian diperkirakan lebih dari 4,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp72,9 triliun. Pembelian mencakup produk kedelai, bungkil kedelai, gandum, dan kapas. Impor produk pertanian dilakukan oleh perusahaan swasta. Menyiratkan nuansa Indonesia Incorporated.
Pemerintah RI juga berkomitmen meningkatkan impor energi dari AS hingga 15 miliar dolar AS (atau senilai Rp243 triliun) yang dilakukan PT Pertamina persero, badan usaha milik negara yang kini dikelola oleh Danantara Indonesia.
Selain itu, Indonesia menyodorkan peluang kerjasama komersial di sektor penerbangan yang akan dilaksanaan PT Garuda Indonesia. Kerjasama mencakup pengadaan pesawat senilai Rp51,8 triliun hingga 2029 dan layanan perawatan pesawat senilai Rp181,4 triliun hingga 2041. Proposal Indonesia juga menyodorkan rencana investasi di AS senilai 10 miliar dolar AS, termasuk yang dilakukan korporasi swasta Indorama yang berencana investasi senilai 2 miliar dolar AS dalam bentuk pengembangan Blue Ammonia di Lousiana, AS. Kapasitas produksinya 1,25 juta ton m3 per tahun.
Pada tanggal 7-8 Juli 2025, Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi mengirimkan undangan kepada sejumlah korporasi Indonesia untuk hadir di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC, untuk Rapat Koordinasi dan Penandatangan Memorandum of Understandin (MoU) terkait Implementasi Komitmen Pembelian Produk AS dan Rencana Investasi oleh beberapa perusahaan Indonesia dalam rangka negosiasi tarif ini.
Lampiran surat itu memuat daftar pejabat yang diundang mewakili 17 korporasi dan dua asosiasi, yaitu Asosiasi Gabungan Pengusaha Makanan Ternak dan Asosiasi Perkumpulan Produsen Pemurni Jagung Indonesia. Nama korporasi lain adalah, para pimpinan (presiden direktur/Chief Executive Officer) dari Staplcotn, Pertamina, Garuda Indonesia Tbk, Indorama Synthetics Tbk, Indofood Sukses Makmur Tbk, FKS Food Sejahtera Tbk, Cargill Indonesia, Cerestar Flour Mills, Wilmar Nabati Indonesia Indonesia, Bungasari Flour Mills, Fugui Flour Indonesia, Dhanar Mas, Duniatex, Budi Texindo Perkasa, dan Kahatex.
Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) juga menyepakati kerjasama dengan Wheat Associates pada 7 Juli 2025, di Jakarta. Aptindo berkomitmen meningkatkan pembelian gandum dari AS menjadi satu juta metrik ton setiap tahun selama lima tahun ke depan. Kontrak pembelian ini senilai sekitar 250 juta dolar AS per tahun. Ketua Aptindo Franciscus Welirang mengakui, kerjasama ini menjadi bagian dukungan atas negosiasi tarif Indonesia-AS. "Valid," ujar Menko Airlangga Hartarto saat saya mengkonfirmasi kebenaran undangan tersebut, Senin sore WIB, (7/7/2025)
Vice President Corporate Communication Fadjar Djoko Santoso mengakui, Pertamina sudah meneken tiga MoU terkait negosiasi tarif, yaitu antara PT Kilang Pertamina Internasional dengan Exxon Mobil, antara PT Kilang Pertamina Internasional dengan KDT Global Resource dan antara PT Kilang Pertamina Internasional dengan Chevron. (Impor akan dilakukan) bertahap ya. "(Apakah tahun ini) kita lihat lah,” kata Fadjar saat ditemui IDN Times di Grha Pertamina di Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Pengumuman soal 19 persen tarif disampaikan Trump kepada jurnalis di Gedung Putih, sesaat sesaat setelah Trump mengunggah pesan soal percakapan telepon. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo meneruskan cuplikan video dari tayangan televisi AS kepada pemimpin redaksi.
Di situ, Trump mengatakan, "Jadi kami membuat kesepakatan dengan Indonesia. Saya berbicara dengan presiden mereka yang sangat hebat, sangat populer, sangat kuat, dan cerdas. Dan kami membuat kesepakatan itu," ujarnya, sebagaimana dimuat Bloomberg TV.
"Amerika akan memiliki akses penuh ke Indonesia dan tidak membayar apapun. Seperti yang Anda tahu, Indonesia sangat kuat dalam tembaga, tapi kami memiliki akses penuh ke semuanya. Kami tidak akan membayar tarif. Jadi mereka memberi kami akses ke Indonesia yang tidak pernah kami miliki. Itu mungkin bagian terbesar dari kesepakatan itu. Dan bagian lainnya adalah mereka akan membayar 19 persen dan kami tidak akan membayar apapun," tambah Trump, dengan nada seorang yang baru menang negosiasi.
Selasa malam yang panjang sampai jelang dini hari bagi sejumlah jurnalis Indonesia yang mengerjakan peliputan perkembangan Tarif Trump, mengingat perbedaan waktu antara Jakarta dan Washington DC yang bak pagi dengan malam. Soalnya, sesaat setelah video televisinya beredar, Trump kembali mengunggah pesan di Truth Social-nya. Seperti biasa, ada kalimat dengan huruf kapital untuk memberikan penekanan.

"Pagi ini saya menyelesaikan kesepakatan penting dengan Republik Indonesia setelah berbicara dengan Presiden Prabowo Subianto. Kesepakatan penting ini membuka SELURUH PASAR Indonesia ke Amerika Serikat untuk pertama kalinya dalam sejarah. Sebagai bagian dari Perjanjian tersebut Indonesia telah berkomitmen untuk membeli 15 miliar dolar AS dalam energi, 4,5 miliar dolar AS dalam produk pertanian Amerika, dan 50 jet Boeing, banyak di antaranya 777. Untuk pertama kalinya, peternak, petani, dan nelayan kami akan memiliki akses lengkap dan total ke pasar Indonesia yang lebih dari 280 juta orang. Indonesia akan membayar Amerika Serikat tarif 19 persen untuk semua barang yang akan mereka ekspor kepada kami, Sementara ekspor AS ke Indonesia akan bebas hambatan tarif dan non-tarif. Jika ada transshipment dari negara dengan tarif lebih tinggi, maka tarif tersebut akan ditambahkan ke tarif yang dibayarkan ke Indonesia. Terima kasih kepada rakyat Indonesia atas persahabatan dan komitmen Anda untuk menyeimbangkan defisit perdagangan kami," tulis Trump. Cukup panjang. Dan, tetap ada nada ancaman.
Ketua Institut Harkat Negeri Sudirman Said dalam wawancara di program Real Talk With Uni Lubis mengamati cara komunikasi Trump yang terkesan memaksakan kehendak. "Tone and manner seperti dia sedang memutuskan sesuatu tanpa kompromi. Dia (Trump) kan menjaga rumahnya, rumahnya terancam karena defisit bertambah. Sisi lain seorang pemimpin yang tumbuh secara linear, di satu sektor, membangun bisnis, lalu masuk ke politik tanpa punya pengalaman kebijakan publik. Trump melihat kekuasaan sebagai miliknya. Padahal dalam public policy apalagi diplomasi internasional tidak bisa seperti itu," kata Sudirman, yang pernah menjabat sebagai menteri energi dan sumberdaya manusia di era awal Presiden Joko Widodo.

"Indonesia harus terus menjaga kepentingannya sambil mengoptimalkan manfaat yang dapat diperoleh, dan juga basis disiplin aturan main perdagangan multilateral (rules based discipline). Salah satu isu penting untuk dicermati dan disikapi tanpa merugikan kita adalah isu keamanan ekonomi (economic security) dan kaitannya dengan restriksi perdagangan dan investasi," kata Mari Pangestu saat saya minta tanggapan atas hasil negosiasi ini.
Tarif 19 persen membuat Indonesia menjadi negara dengan tarif tambahan AS paling rendah dibandingkan dengan negara yang memiliki surplus perdagangan dengan AS, juga di antara negara ASEAN.
Negara-negara seperti Kamboja, Myanmar dan Laos dapat penurunan tarif, namun negara ASEAN lain seperti Filipina dan Malaysia justru sedikit naik tarifnya.
Mari menjelaskan, dampak positif pertama, penurunan tarif memberikan posisi lebih kompetitif bagi Indonesia dibandingkan negara pesaing. Tarif 19 persen sedikit lebih rendah dari tarif untuk Vietnam (20 persen), dan jauh lebih rendah dibandingkan tarif untuk China (55 persen), Kamboja (36 persen), Bangladesh (35 persen) dan India (27 persen).
"Hal yang menguntungkan kita terutama untuk produk padat karya seperti tekstil dan pakaian jadi dan alas kaki atau sepatu. Ini memberikan sinyal positif bagi relokasi industri ke Indonesia dan membuka peluang penciptaan lapangan kerja," ujar Mari, yang hadir menjadi pemantik dalam diskusi IDN Times Leadership Forum yang diadakan Jumat (11/7/2025). Acara ini diikuti belasan tokoh, dari ekonomi, ahli geopolitik sampai pebisnis dan pemimpin asosiasi.
Kedua, kesepakatan ini menciptakan kepastian tarif, setidaknya untuk saat ini. Kepastian ini penting bagi eksportir Indonesia dan pembeli peritel di AS dalam menciptakan rantai pasok, serta menetapkan harga jual dan beli, serta menentukan pembagian beban tarif. "Sektor padat karya yang memiliki margin tipis memerlukan dukungan tambahan agar tidak menanggung seluruh beban biaya tambahan," ujar Mari Pangestu. Pemerintah mengantisipasi dengan membentuk Satgas Industri Padat Karya yang bertujuan untuk menurunkan biaya produksi dan meningkatkan daya saing industri.
Ketiga, lanjut Mari, kekhawatiran bahwa pembukaan pasar Indonesia ke produk AS akan berdampak negatif, perlu dipahami dalam perspektif yang tepat. Sekitar 39 persen impor dari AS sudah dikenakan tarif nol persen dan sebagian besar sisanya sudah bertarif rendah, sekitar 5 persen. Banyak produk yang diimpor dari AS tidak diproduksi di Indonesia, atau memang dibutuhkan sebagai input industri seperti gandum, kapas dan kedelai. Perjanjian pembelian produk pertanian senilai 4,5 miliar dolar AS dan energi senilai 15 miliar dolar AS oleh Pertamina serta pembelian 50 pesawat Boeing oleh Garuda dilakukan lewat mekanisme bisnis ke bisnis dengan harga dan syarat yang disepakati kedua pihak, yang tentunya harus menguntungkan pembeli dan penjual. Artinya, impor dari AS sebagian besar menggantikan impor dari negara lain, bukan menambah impor.

Sama halnya dengan Vietnam, kuncinya adalah percakapan langsung antara kedua pemimpin tertinggi. "Trump bukan sosok yang mudah dipengaruhi bahkan oleh menterinya. Semua diputuskan langsung oleh Trump. Bahkan kementerian luar negeri AS pun tidak dilibatkan dalam negosiasi tarif dengan negara mitra," kata seorang sumber di kalangan diplomatik.
Saat ditanya apakah puas dengan hasil negosiasi tarif sebesar 19 persen, Prabowo berkelakar, "Ya kalau puas ya nol persen," kata dia kepada jurnalis, Rabu (16/7/2025) di bandara Halim Perdanakusumah. Dia menekankan, yang penting adalah kepentingan rakyat. "Kita juga memikirkan yang penting bagi saya adalah rakyat saya. Yang penting saya harus lindungi pekerja-pekerja kita. Walaupun kita punya sikap. Ini tawaran kita, kita tidak mampu memberi lebih, tapi yang penting bagi saya pekerja-pekerja kita aman," kata Prabowo.
Top 10 ekspor komoditas Indonesia ke AS adalah sektor padat karya yang memiliki ketergantungan cukup besar ke pasar AS. Menko Airlangga mengatakan, tarif yang tinggi mengancam kelangsungan hidup 300 ribu pekerja industri termasuk di garmen dan sepatu.
Politisi Tantowi Yahya mengatakan, "Kedua presiden membuat prestasi besar. Pertama, Presiden Trump berhasil memperjuangkan kepentingan nasional bahwa dia bisa menjamin produk-produk AS untuk bisa masuk pasar keempat terbesar di dunia. Kemudian Presiden Prabowo juga berhasil menurunkan tarif secara signifikan. Dalam konteks itu kedua presiden membuat capaian yang spektakuler," kata Tantowi Yahya dalam perbincangan dengan saya, Selasa (16/7/2025).
Di atas kertas, angka kesepakatan tarif menunjukkan situasi sama-sama menang. Win-win. Sikap Prabowo mengingatkan saya akan jawaban dia saat diwawancarai oleh enam jurnalis di kediaman pribadi di Hambalang, Sentul, Jawa Barat, 6 April 2025, atau empat hari setelah Deklarasi Tarif Trump. Saya kutip cukup lengkap jawaban terkait Tarif Trump.
"Mungkin kita akan alami dampak yang berat, terutama yang bisa kena industri tekstil, sepatu, garmen, furnitur. Ini berat karena padat karya, kita harus berani cari jalan keluar, kita harus mencari pasar baru. Kita ini terlalu manja juga sih, kita tuh selama ini tertarik oleh ekonomi AS, benar, karena ini kan sistem ekonomi yang AS ajarkan ke kita. Free market. Globalisasi, no border, mereka ajari kita-kita. Kita murid yang setia. We follow what they teach us all the time, tahun 60, 70, 80, 90, 98, 99 kita ikut IMF, paling setia paling loyal. Sekarang kita harus bangun, harus dewasa. Dan tidak hanya kita, Eropa, Australia, semua, sekarang situsi berubah. Dan itu yang sudah saya ingatkan bertahun-tahun. Tolong buka rekam jejak digital saya, saya sudah ingatkan. Saudara-saudara sekalian, Indonesia harus berdiri di atas kaki kita sendiri. Tapi orang bilang oo.. retorika. Tidak, saya dari dulu. Saya sudah sadar, saya sudah mengerti, bahwa suatu saat, no body is going to help us. Tidak ada yang bantu kita kecuali diri kita sendiri. Dan ini realita. Setiap negara harus mengurus dirinya sendiri."
"Satu hal ingin saya sampaikan. AS sebenarnya punya hak, karena dia ingin membela kepentingan nasional dia, Bayangkan negara-negara lain punya surpus 300 miliar dolar, 200 miliar dolar...kita termasuk surplus yang tidak terlalu besar, 18 miliar dolar. Tapi maksud saya, pengusaha-pengusaha kita harus punya longterm planning dan tidak tergantung kepada satu pasar yang enak. Kita harus berani, kenapa kita tidak ke Afrika, the new emerging market of the world, jumlah penduduknya besar, resources-nya banyak, Kebutuhannya banyak, ada pengusaha-pengusaha kita yang berani ke Afrika, Salim Grup, di mana-mana di Afrika, mereka di sana hobi makan Indomie. Look for new markets. Yang kita concern, garmen, sepatu. Tapi, ini bagian, masalahnya kita harus berani dan saya bertekad untuk mengurangi kemiskinan. Jadi kalau orang miskin kita keluarkan dari kemiskinan dia punya resource, dia punya uang, domestic market kita hidup, kita 300 juta lho, sebentar lagi, kita sebesar AS jadi nanti sepatunya kita jual aja di antara kita. Pakaian kita punya anak sekolah berapa? 70 juta? Penerima manfaat MBG (makan bergizi gratis), 82 jutaan. Anak sekolah kita 70 juta butuh sepatu, pakaian, pakaian olahraga, pakaian pramuka. Ini nanti saya harus kumpul dengan tokoh-tokoh industri, tapi kita cari jalan keluar dan kita berusaha mitigasi kesulitan yang akan ditimbulkan dan kesulitan ini akan kena ke seluruh dunia.”

The devil is in the details. Meskipun mendapatkan poin-poin utama dari proposal negosiasi tarif ke AS, kita belum tahu secara detail, apa yang dibahas dalam percakapan telepon itu, sampai akhirnya Trump bersedia menurunkan tarif ke 19. Ada lima poin yang menjadi pengantar angka-angka dalam proposal negosiasi Indonesia. Mencakup tarif, hambatan non-tarif, perdagangan dan teknologi digital, keamanan ekonomi dan nasional, serta kerjasama komersial dan peluang investasi.
Salah satu yang perlu diperhatikan adalah terkait keamanan ekonomi dan nasional. Sebuah artikel analisis yang dimuat di The Strategist, yang dikelola Australian Strategic Policy Institute (ASPI) membahas bagaimana AS, menarik Indonesia ke kerjasama terkait Laut China Selatan lewat perjanjian tarif ini.
Duet penulis Aristyo Rizka Darmawan dan Rahman Yaacob itu membuat analisa berdasarkan data proposal negosiasi yang dipublikasikan IDN Times. Di mana disebutkan bahwa 'Dalam hal keamanan dan ekonomi nasional, Indonesia menyetujui untuk menyepakati kerjasama yang lebih erat dengan AS dalam ekonomi dan keamanan nasional melalui kebijakan maritim (kecuali percepatan ratifikasi perbatasan ZEE RI-Vietnam) dan pengendalian ekspor, peningkatan kerjasama militer, penggunaan teknologi komunikasi yang aman, dan penguatan pengawasan dan kontrol perbatasan (khususnya Laut China Selatan).
"Washington coba mengaitkan kebijakan tarif dengan isu-isu geostrategis. Sengketa di Laut China Selatan menjadi fokusnya," demikian tulisan itu. IDN Times meminta izin kepada Aristyo untuk mengutip analisisnya di publikasi ASPI. Menurutnya, adanya pengesahan kesepakatan ZEE dengan Vietnam akan semakin menegaskan posisi Indonesia yang tidak mengakui klaim sepihak China.
Aristyo, akademisi dari Universitas Indonesia mengingatkan bahwa China bisa melakukan balasan terhadap Indonesia. Beijing sebelumnya sempat mengancam akan membalas negara-negara yang membuat kesepakatan perdagangan dengan AS namun mengorbankan kepentingan China. Ibarat mengayuh diantara dua karang, Indonesia dalam posisi yang tidak mudah untuk menyeimbangkan kepentingan hubungan dengan dua raksasa ekonomi yang menciptakan dua poros dunia, yaitu AS dan China.
Selain keandalan diplomasi Indonesia, hari-hari ke depan kita menunggu apakah kesepakatan tarif ini bisa mendatangkan manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat Indonesia, sebagaimana yang selalu dijanjikan Presiden Prabowo. Tentu saja tanpa mengorbankan kedaulatan negara.
Krisis demi krisis, mestinya menggugah kesadaran pentingnya konsistensi dalam membangun pasar dalam negeri yang solid, industri yang tangguh dan sehat, diversifikasi pasar ekspor serta deregulasi kemudahan bisnis dan investasi. Lima formula yang selalu muncul sebagai tawaran solusi setiap kali ekonomi kita mengalami guncangan, tetapi tidak serius dilakukan. "Padahal, setiap kami kita mengundang investor asing, jualannya adalah pasar yang besar. Kita sendiri tidak bisa memanfaatkan," ujar Juan Permata Adoe, wakil ketua Bidang Pembinaan Ekspor Kamar Dagang Indonesia (Kadin) dalam acara di IDN Times.
Pengusaha yang juga anggota Komisi VI DPR RI Rachmat Gobel mengingatkan pentingnya melindungi pasar domestik. Menurutnya, Indonesia bisa menjadi sasaran empuk bagi negara-negara lain yang mencari pasar baru karena terkendala tarif Trump. "Pasar kita ini terlalu terbuka, sehingga memberikan dampak kepada industri dalam negeri kita. Pemerintah harus kontrol pasar kita," kata Rachmat di acara IDN Times.
Di Hambalang, 6 April 2025, Presiden pernah mengatakan, "Tarif Trump ini mengguncangkan, menggoyahkan, kita harus waspada, kita harus tegar, tapi kita tidak panik, kita tidak boleh grogi, we have so much strength, hanya ada will atau tidak? Ada keberanian atau tidak?".