Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Negara Pengekspor Beras Terbesar di Dunia pada 2025

ilustrasi beras putih (pixabay.com/ally j)
ilustrasi beras putih (pixabay.com/ally j)
Intinya sih...
  • India tetap menjadi eksportir beras terbesar di dunia dengan proyeksi ekspor lebih dari 20 juta metrik ton pada 2025.
  • Thailand unggul di segmen premium beras dengan volume 8–9 juta metrik ton pada 2025, terutama dengan produk Thai Jasmine rice yang dikenal harum dan bernilai tinggi.
  • Vietnam adaptif dalam pasar ekspor beras dengan posisi ketiga dalam volume ekspor sekitar 7–8 juta metrik ton, memperkenalkan varian unggulan seperti ST25 dan IR 50404.

Perdagangan beras global terus menunjukkan dinamika yang kompetitif seiring meningkatnya kebutuhan pangan dunia. Di 2025, sejumlah negara memperkuat posisinya sebagai eksportir utama dengan strategi produksi dan ekspor yang adaptif terhadap permintaan pasar.

Negara-negara Asia mendominasi daftar negara pengekspor beras terbesar di dunia, sekaligus menjadi pilar penting dalam menjaga stabilitas pasokan pangan global. Artikel ini membahas 10 negara utama dan peran strategis mereka dalam perdagangan beras internasional.

1. India tetap mendominasi pasar ekspor beras global

ilustrasi bendera India (pixabay.com/OpenClipart-Vectors)

India mempertahankan posisinya sebagai eksportir beras terbesar di dunia dengan proyeksi ekspor lebih dari 20 juta metrik ton pada 2025. Negara ini dikenal dengan keberagaman produk beras, termasuk basmati dan non-basmati, yang diekspor ke pasar Timur Tengah, Afrika, hingga Amerika Serikat. Popularitas varian seperti IR 64 dan 1121 golden sela turut memperkuat posisi India dalam rantai pasok global.

Faktor pendukung lainnya adalah dukungan kebijakan ekspor dari pemerintah India dan efisiensi logistik nasional. Selain itu, kemampuan India untuk menjaga harga kompetitif tanpa mengorbankan kualitas menjadi kunci sukses. Inovasi teknologi pertanian juga memperbesar kapasitas produksi dan memperluas pasar ekspor.

2. Thailand unggul di segmen premium beras

ilustrasi bendera Thailand (pixabay.com/OpenClipart-Vectors)

Thailand menjadi salah satu eksportir utama beras di dunia dengan volume 8–9 juta metrik ton pada 2025. Produk andalan mereka adalah Thai Jasmine rice yang dikenal harum dan bernilai tinggi di pasar internasional. Kualitas premium membuat beras Thailand banyak diminati oleh negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa.

Kebijakan pemerintah Thailand yang mendukung penguatan merek dan promosi internasional ikut memperluas penetrasi pasar. Selain jasmine, varian parboiled dan white rice juga mendukung stabilitas ekspor. Thailand memanfaatkan reputasi dan inovasi pertanian untuk mempertahankan pangsa pasar.

3. Vietnam adaptif dalam pasar ekspor beras

ilustrasi bendera Vietnam (pixabay.com/OpenClipart-Vectors)
ilustrasi bendera Vietnam (pixabay.com/OpenClipart-Vectors)

Vietnam menempati posisi ketiga dengan volume ekspor sekitar 7–8 juta metrik ton. Negara ini berhasil meningkatkan nilai jual produk beras dengan memperkenalkan varian unggulan seperti ST25 dan IR 50404. Pasar utama Vietnam adalah Filipina, China, dan negara-negara Afrika yang membutuhkan pasokan dalam jumlah besar.

Strategi diversifikasi dan modernisasi sektor pertanian turut memperkuat daya saing ekspor Vietnam. Pemerintah juga aktif membangun kemitraan bilateral untuk memperlancar jalur distribusi. Dengan harga bersaing dan kualitas yang meningkat, Vietnam makin diperhitungkan di kancah global.

4. Pakistan bersaing lewat diversifikasi produk basmati

ilustrasi bendera Pakistan (pixabay.com/OpenClipart-Vectors)

Pakistan dikenal sebagai salah satu produsen basmati terbaik dengan ekspor mencapai 4–5 juta metrik ton. Varian seperti 1509 steam basmati dan Super Kernel banyak diminati oleh pasar Timur Tengah dan Uni Eropa. Keunggulan produk Pakistan terletak pada aroma khas dan butiran panjang.

Namun, tantangan infrastruktur dan cuaca masih menjadi isu yang perlu diatasi untuk menjaga konsistensi ekspor. Pemerintah Pakistan juga mendorong petani untuk mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan agar kualitas tetap terjaga. Dengan strategi yang tepat, Pakistan mampu memperbesar pengaruhnya dalam perdagangan beras.

5. Amerika Serikat fokus pada pasar beras berkualitas tinggi

ilustrasi bendera Amerika Serikat (pixabay.com/OpenClipart-Vectors)

Amerika Serikat mengandalkan ekspor beras medium dan long grain dengan volume 3–4 juta metrik ton. Produk seperti Calrose dan beras cokelat menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan negara-negara dengan permintaan khusus. AS menargetkan pasar premium di Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Latin.

Keunggulan AS terletak pada teknologi pertanian modern dan kontrol mutu yang ketat. Faktor ini membuat produk mereka sangat dipercaya di pasar internasional. Dukungan dari sektor swasta dan pemerintah juga membantu memperluas jaringan distribusi ekspor.

6. China berperan ganda sebagai eksportir dan importir

ilustrasi bendera Cina (pixabay.com/OpenClipart-Vectors)

China merupakan salah satu negara unik karena berperan sebagai eksportir sekaligus importir beras. Di tahun 2025, volume ekspornya diperkirakan mencapai 2–3 juta metrik ton. Produk yang diekspor meliputi japonica, beras ketan, dan beras harum.

Negara-negara Afrika dan Asia Tenggara menjadi tujuan utama ekspor China. Meski demikian, kebutuhan domestik yang sangat besar menjadikan China tetap bergantung pada impor dari negara tetangga. Posisi ini membuat China berperan penting dalam menjaga keseimbangan perdagangan beras dunia.

7. Myanmar mulai diperhitungkan dalam pasar global

ilustrasi bendera Myanmar (pixabay.com/jorono)

Myanmar mencatat ekspor beras sekitar 2–3 juta metrik ton pada 2025. Produk unggulan seperti Emata dan IR64 dijual ke negara tetangga seperti India, China, dan Bangladesh. Harga yang kompetitif menjadi salah satu daya tarik Myanmar di pasar ekspor.

Namun, tantangan seperti stabilitas politik dan infrastruktur logistik masih perlu dibenahi. Pemerintah Myanmar sedang mendorong reformasi pertanian untuk meningkatkan daya saing dan kualitas produk. Potensi pertumbuhan ekspor Myanmar cukup besar jika didukung kebijakan yang tepat.

8. Brasil menjadi pemimpin ekspor beras di Amerika Selatan

ilustrasi bendera Brasil (pixabay.com/Clker-Free-Vector-Images)

Brasil mengekspor sekitar 1–2 juta metrik ton beras per tahun, menjadikannya eksportir terbesar di kawasan Amerika Selatan. Produk utama yang diekspor adalah beras putih dan parboiled yang ditujukan ke pasar regional dan Afrika. Posisi geografis yang strategis menjadi nilai tambah bagi ekspor Brasil.

Sektor pertanian di Brasil juga mengandalkan mekanisasi dan skala besar, yang memungkinkan efisiensi produksi. Meski belum sekuat negara Asia dalam pasar global, Brasil tetap memiliki peran penting dalam suplai beras lintas benua. Permintaan dari negara-negara tetangga turut menjaga kestabilan volume ekspor.

9. Kamboja promosikan beras premium dan organik

ilustrasi bendera Kamboja (pixabay.com/OpenClipart-Vectors)

Kamboja berhasil memperkuat citra sebagai eksportir beras berkualitas dengan volume sekitar 1 juta metrik ton. Varian unggulan seperti Phka Rumduol dan jasmine organik banyak diekspor ke Uni Eropa dan pasar ASEAN. Fokus pada beras bernilai tambah menjadi strategi utama Kamboja.

Pemerintah juga aktif mempromosikan sertifikasi organik dan peningkatan mutu produk. Hal ini membuat beras Kamboja punya posisi yang unik dalam segmen niche market. Meski volume ekspor belum besar, nilai ekonominya cukup signifikan.

10. Jepang ekspor beras bernilai tambah tinggi

ilustrasi bendera Jepang (pixabay.com/OpenClipart-Vectors)
ilustrasi bendera Jepang (pixabay.com/OpenClipart-Vectors)

Jepang mengekspor kurang dari 1 juta metrik ton beras per tahun, tetapi dengan harga jual yang tinggi. Varian seperti Koshihikari dan Akitakomachi dipasarkan ke konsumen premium di Amerika Serikat dan Singapura. Branding dan reputasi menjadi faktor utama dalam keberhasilan ekspor Jepang.

Negara ini mengandalkan sistem pertanian presisi dan kontrol kualitas ekstrem untuk menjaga citra produk. Meski kontribusinya kecil dari sisi volume, Jepang membuktikan bahwa nilai bisa mengalahkan kuantitas. Model ini cocok bagi negara dengan keterbatasan lahan pertanian.

Peta perdagangan beras global pada 2025 menampilkan dominasi negara-negara Asia yang memainkan peran strategis dalam rantai pasok pangan dunia. Dari India yang menguasai volume hingga Jepang yang mengedepankan kualitas, masing-masing negara memiliki pendekatan berbeda dalam memperkuat posisi di pasar. Ke depan, inovasi pertanian, keberlanjutan, dan diversifikasi produk akan menjadi penentu dalam kompetisi ekspor beras.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us