Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Achmad Zaky dan Rachmat Kaimuddin, Bukalapak/Istimewa

Jakarta, IDN Times - Achmad Zaky memutuskan mundur sebagai Chief Executive Officer Bukalapak. Posisinya kini digantikan Muhammad Rachmat Kaimuddin. Pengumuman perubahan disampaikan manajemen Senin sore, (9/12), dan efektif berlaku 6 Januari 2020.

Selama menjadi CEO Bukalapak, Achmad Zaky tak hanya menorehkan prestasi, namun juga kontroversi. Berikut 4 pro kontra Bukalapak yang dirangkum oleh IDN Times.

1. Tagar #uninstallbukalapak jadi trending topic di Twitter

Ilustrasi e-commerce. IDN Times/Helmi Shemi

Zaky pernah mengeluhkan dana riset dan penelitian yang dialokasikan oleh pemerintah jumlahnya masih rendah yakni US$2 miliar.  Ia mengutip data tahun 2013 yang tidak disebut sumbernya dari mana. 

“Omong kosong Industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini. Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin,” cuit Zaky pada Kamis malam, 14 Februari 2019.

Alhasil, cuitan itu diartikan sebagai bentuk dukungan ke salah satu kubu capres. Zaky dinilai menaruh harapannya bagi Prabowo Subianto untuk bisa mengubah keadaan nanti apabila ia terpilih. Cuitan itu kemudian dikomentari oleh netizen. Bahkan, tagar #uninstallbukalapak sempak trending di Twitter.

Achmad Zaky lantas meminta maaf kepada publik atas cuitannya yang dinilai oleh sebagian orang blunder itu. Ia mewakili Bukalapak memohon maaf karena cuitannya yang menimbulkan kesalahpahaman.

2. Bukalapak dituding memberikan donasi untuk kelompok radikal

Editorial Team

Tonton lebih seru di