AHY Soal Tarif Impor Trump: Kita Harus Berani Melihat Peluang

- Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap solusi untuk minimalkan dampak buruk kebijakan Trump terkait naiknya tarif impor.
- Indonesia harus melihat peluang di balik dampak kebijakan Trump, seperti mempercepat hilirisasi, digitalisasi, dan transisi energi terbarukan.
- Pemerintah perlu memperkuat struktur ekonomi domestik, menjaga pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat, stabilitas harga, dan investasi yang terus mengalir.
Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkap berbagai solusi yang bisa ditempuh pemerintah untuk meminimalkan dampak buruk kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terkait naiknya tarif impor.
Hal tersebut dibahas para panelis di acara The Yudhoyono Institute (TYI) bertajuk "Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan dan Ekonomi Global," Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (13/4/2025).
1. Harus berani melihat krisis menjadi peluang

AHY mengatakan, Indonesia harus berani melihat peluang di balik dampak yang dihasilkan dari kebijakan Trump. Di antaranya jadi momentum untuk mempercepat hilirisasi, digitalisasi, hingga transisi energi terbarukan.
"Kita harus berani dan sekaligus melihat apa peluang dibalik ini, dari krisis money kita hadirkan peluang from crisis to opportunity. Justru melihat ini jadikan sebagai momentum untuk mempercepat hilirisasi, digitalisasi, mewujudkan green economy (ekonomi hijau), termasuk transisi energi terbarukan. Inilah baru kita bisa menjadi negara yang melihat kritis sebagai sebuah peluang baru untuk kita wujudkan bersama," katanya.
2. Perkuat struktur ekonomi domestik

Selain itu, kata AHY, pemerintah perlu memperkuat struktur ekonomi domestik di saat tekanan terhadap ekspor yang serius. Pemerintah juga harus terus menjaga pertumbuhan ekonomi, menjaga daya beli masyarakat, stabilitas harga, dan menjaga agar investasi bisa terus mengalir.
Dengan begitu, kata dia, pembangunan nasional dan lapangan pekerjaan bisa terus terjaga.
"Kita tahu rumus PDB diantaranya adalah yang paling dominan adalah belanja rumah tangga (domestic consumption), di samping ada elemen government spending (belanja pemerintah), investasi dan juga net antara ekspor dan impor," ujar dia.
Kemudian, pemerintah perlu melakukan diversifikasi pasar. Terdapat sejumlah kawasan potensial, AS memang punya kontribusi, tapi masih ada banyak potensi pasar di kawasan lainnya seperti Eropa, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan negara besar lainnya.
3. Perkuat solidaritas ASEAN

AHY juga menyoroti perlunya memperkuat solidaritas ASEAN. Menurutnya, sikap ini efektif untuk menangkal berbagai dampak akibat kebijakan tarif Trump.
"Arsitektur kawasan Asia Tenggara ini bisa semakin efektif apalagi dalam situasi drastis jangan sampai malah justru terpecah belah, karena masing-masing tentu dimaklumi termasuk Indonesia kalau mendahulukan kepentingan nasionalnya. Tapi jangan sampai menegasikan apalagi menihilkan kepentingan bersama di kawasan Asia Tenggara," beber dia.