Mengenal TaniFund, P2P Lending Pertama di Sektor Agrikultur 

TaniFund dibawah naungan startup agritech TaniHub Group

Jakarta, IDN Times - Perusahaan di sektor agrikultur, TaniHub Group meluncurkan TaniFund yang merupakan platform fintech peer to peer (P2P) lending pertama yang ada pada sektor pertanian. Unit usaha ini memberikan solusi akses permodalan atau pendanaan produktif bagi petani dan pengusaha UMKM lokal.

Selain menyediakan fasilitas pendanaan, TaniFund juga berperan dalam pembinaan terhadap para mitra kelompok tani, kelompok ternak, dan pengusaha lokal untuk memastikan keberlanjutan dapat tercapai.

“Harapan kami di TaniFund yaitu ingin lebih luas lagi menciptakan dampak sosial dengan memberikan akses inklusi keuangan dan permodalan bagi petani serta pengusaha UMKM lokal melalui ekosistem kami,” kata Chief Strategy Officer TaniHub Group, Natalia Rialucky Marsudi, dalam konferensi pers virtual, Rabu (25/8/2021).

Untuk mengenal TaniFund lebih jauh, simak profil ulasannya berikut ini.

Baca Juga: 5 Fakta tentang TaniHub, Aplikasi E-Commerce untuk Petani

1. Didirikan 2017

Mengenal TaniFund, P2P Lending Pertama di Sektor Agrikultur tanifund.com

TaniFund hadir di untuk solusi permodalan UMKM lokal sejak 2017. Unit usaha ini didirikan dengan tujuan untuk memfasilitasi para pemberi pinjaman (lender) dan peminjam (borrower) agar inklusi keuangan dapat tercapai. 

Sejak didirikan pada 2017 hingga kini, TaniFund telah menyalurkan pendanaan dari masyarakat sebesar Rp324,3 miliar kepada lebih dari 4.000 borrower. Hingga kini, total lender telah mencapai lebih dari 10 ribu, terdiri dari lender individu maupun institusi. 

2. Telah mendapatkan lisensi OJK

Mengenal TaniFund, P2P Lending Pertama di Sektor Agrikultur Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Keputusan OJK yang tertuang dalam Surat Tanda Berizin KEP-64/D.05/2021 yang diterbitkan pada 2 Agustus 2021, membuat TaniFund bergabung bersama 68 P2P lending lainnya dengan predikat “berizin dan diawasi OJK”. 

Dengan mengantongi izin usaha dari OJK, TaniFund dapat dipastikan keabsahannya karena telah diakui secara resmi dan diawasi secara aktif oleh regulator industri keuangan Indonesia. Walaupun dalam prosesnya harus dilakukan adjustment terhadap regulasi yang ada karena P2P ini bergerak pada bidang agrikultur.

“Kami memang sudah menjangkau 4.000 petani yang telah dibantu, seiring dengan mendapatkan izin operasi dari otoritas keuangan, TaniFund menargetkan bisa mencapai 1 juta mitra petani dan UMKM dalam menyediakan akses permodalan. lisensi OJK juga semakin memantapkan TaniFund untuk dapat menyalurkan pendanaan baru sebesar Rp700 miliar dalam beberapa tahun ke depan,” kata Natalia

3. Edukasi P2P diberikan secara merata

Mengenal TaniFund, P2P Lending Pertama di Sektor Agrikultur TaniFund/Konferensi Pers Virtual, Rabu (25/8/2021)

Dalam prosesnya, unit usaha TaniHub Group ini tentunya melewati berbagai rintangan. “Perkenalan dan relationship building TaniFund itu lama dilakukan, sampai akhirnya ada sedikit trust, dan akhirnya mereka, lender dan borrower, mau coba. Itu sih kendala terbesarnya” ujarnya.

Dengan lisensi OJK, TaniFund optimistis dapat mengundang lebih banyak lagi lender baru dan mendorong lender lama untuk meningkatkan pendanaan mereka. Lisensi OJK, kata dia, akan membuat para lender baru dan lama semakin yakin dengan kesiapan TaniFund dalam mengkurasi proyek-proyek pendanaannya.

Edukasi mengenai pemahaman risiko, ujarnya, tetap rutin diberikan kepada lender sesuai dengan anjuran OJK dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI). 

Baca Juga: Jadi Startup Pertama yang Bantu Petani, TaniHub Kolaborasi dengan IPB

4. Sejumlah strategi disiapkan untuk pengembangan TaniFund

Mengenal TaniFund, P2P Lending Pertama di Sektor Agrikultur dok.Istimewa/Bhisma Adinaya TaniGroup

Sejumlah strategi berikut dilakukan TaniFund untuk mengembangkan dan memajukan TaniFund. Pertama, TaniFund terus mendorong pengembangan teknologi untuk lebih banyak menjangkau mitra petani secara online atau daring. 

“Sistem teknologi akan kami improve. Akuisisi petani yang saat ini sifatnya offline, kita ingin lakukan secara online, karena memang petani bisa dikatakan adopsi internet dan literasi digitalnya tidak setinggi segmen masyarakat lainnya,” katanya

Kedua, TaniFund akan lebih banyak menjalin kolaborasi dengan lembaga-lembaga terkait, baik lembaga keuangan, lembaga fintech lainnya, terutama lembaga-lembaga yang berkaitan dengan agrikultur baik itu BUMN atau BUMD.

“Kami ingin sekali merangkul bersama agar kita bisa memberikan yang terbaik bagi petani kita. Tidak mudah untuk melakukan pembiayaan untuk sektor pertanian, dan tidak mudah benar-benar untuk membangun performa yang baik ke petani,” ungkapnya.

Ketiga, TaniFund juga akan memperluas ekspansinya ke luar Pulau Jawa dan Bali. Utamanya menyasar ke daerah Indonesia bagian timur dan barat. 

“TaniFund turut memperkuat monitoring melalui advanced internal credit scoring. Hal ini untuk memberikan kepastian transparansi informasi kepada pendana atau lender untuk bisa membuat keputusan investasi dengan tepat.” tambahnya.

Baca Juga: TaniHub Group Disuntik Rp942 Miliar, Telkom Pimpin Pendanaan!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya