TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dubes Tiongkok Sampaikan Kemajuan Kerja Sama dalam Kerangka OBOR 

Kereta Cepat Jakarta-Bandung menjadi signature project

(Dubes Tiongkok untuk Indonesia, Xiao Qian) IDN Times/Anata

Jakarta, IDN Times - Hubungan bilateral Indonesia dan Tiongkok telah berkembang secara luas dan mendalam. Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian menyampaikan, hubungan kedua negara di bawah kepemimpinan Presiden Indonesia Joko 'Jokowi' Widodo dan Presiden Tiongkok Xi Jinping, telah memasuki jalur cepat pembangunan dalam beberapa tahun terakhir.

Hal itu, menurutnya, terlihat dari dua indikator. Pertama adalah kerja sama tingkat tinggi yang berkala dilakukan. Kedua, tumbuhnya sinergi antara strategi pembangunan. Dua kerangka kerja Indonesia dan Tiongkok adalah Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai One Belt One Road (OBOR) dan Global Maritime Fulcrum pada 2018.

"Sampai sekarang, presiden kita telah bertemu tujuh kali dan mencapai konsensus penting dalam membangun hubungan yang lebih kuat dan mempromosikan sinergi antara strategi pembangunan," ujar Xiao Qian dalam acara Annual Iftar di kediamannya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (24/5).

Xiao Qian mengatakan kedua negara telah secara resmi menandatangani MoU dua untuk bersama-sama mempromosikan kerja sama di bawah kerangka kerja tersebut. Kerja sama tersebut diklaim telah mencapai rancangan tingkat tinggi dalam menyelaraskan strategi pembangunan.

Baca Juga: Indonesia Bisa Ambil Untung dari Proyek OBOR Tiongkok dengan 4 Cara 

1. Tiongkok sambut baik pengumuman KPU yang menandakan Jokowi kembali memimpin roda pemerintahan

IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Setelah pengumuman hasil rekapitulasi pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 21 Mei, Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Wakil Presiden Wang Qishan masing-masing mengirim pesan ucapan selamat kepada Presiden Jokowi dan Wakil Presiden terpilih, Ma'ruf Amin.

Selama ini, pemerintahan Jokowi-JK telah menjalin fondasi kerja-sama Belt and Road. Baru-baru ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri Belt and Road Forum untuk Kerja Sama Internasional ke-2 di Beijing dan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Xi dan Wakil Presiden Wang.

2. Kereta Cepat Jakarta-Bandung menjadi proyek fase pertama kerja sama tersebut

Humas Pemprov Jabar

Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang merupakan signature project dari fase pertama penyelarasan strategi kerja sama ini, kata Xiao Qian, telah memasuki implementasi penuh. "Yang terbaru, terobosan terowongan Walini telah menandai kemajuan penting lainnya dalam proyek kereta api berkecepatan tinggi, membuka jalan percepatan untuk konstruksi menyeluruh," tuturnya.

3. Kerja sama melalui Koridor Ekonomi Regional Komprehensif sedang dimulai

IDN Times/Anata

Selanjutnya, kata Xiao Qian, kedua negara telah memulai kerja sama Koridor Ekonomi Regional Komprehensif, yang merupakan proyek penandatanganan penyelarasan strategi fase-dua.

Awal tahun ini, Rapat Komite Pengarah Bersama ke-1 diadakan, "dan mencapai konsensus positif." Selama kunjungan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke Tiongkok pada bulan Mei, kedua belah pihak menandatangani rencana kerja sama dalam pembangunan Koridor Ekonomi tersebut. Negosiasi sejumlah proyek dalam kerangka kerja ini sedang berlangsung.

Baca Juga: OBOR, Ambisi Besar Tiongkok Kuasai Ekonomi Dunia

4. Kemajuan yang mantap dalam kerja sama bilateral praktis yakni lewat perdagangan

astra-agro.co.id

Pada 2018, perdagangan bilateral Indonesia-Tiongkok mencapai US$77,4 miliar. Dengan demikian status Tiongkok sebagai mitra dagang terbesar Indonesia masih bertahan selama 8 tahun berturut-turut. Tiongkok juga tetap sebagai investor ketiga terbesar di Indonesia, tiga tahun berturut-turut dengan menginvestasikan US$2,4 miliar pada 2018.

"Faktanya, jika kita memperhitungkan investasi Tiongkok melalui entitas di Hong Kong dan Singapura, Tiongkok sudah menjadi investor nomor 1 secara de facto untuk Indonesia," ujar Xiao Qian.

Tahun lalu, Tiongkok meningkatkan impor minyak sawit Indonesia sebesar 590.000 ton, melebihi target yang diumumkan oleh Perdana Menteri Li Keqiang ketika ia mengunjungi Indonesia pada 2018. Dalam dua bulan pertama 2019, Tiongkok mengimpor 790.000 ton minyak sawit Indonesia, peningkatan year-on-year sekitar 200.000 ton.

Selain itu, kedua negara menandatangani protokol tentang ekspor manggis dan buah naga Indonesia ke Tiongkok tahun ini. "Di masa depan, lebih banyak produk premium dan khusus Indonesia akan memasuki Tiongkok, yang akan kondusif bagi pengembangan perdagangan bilateral yang seimbang."

Baca Juga: Ancaman Kerja Sama OBOR, Aset KEK Indonesia Bisa Dimiliki Tiongkok

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya