OBOR, Ambisi Besar Tiongkok Kuasai Ekonomi Dunia

One Belt One Road, bentuk modern Jalur Sutera era Marco Polo

Jakarta, IDN Times – Oktober 2013, Presiden Tiongkok Xi Jinping menginisiasi pengembangan proyek One Belt One Road atau OBOR. Proyek ini adalah adaptasi modern Jalur Sutra dari Marco Polo pada masa lalu dengan Tiongkok sebagai satu kawasan utamanya. Nama OBOR kemudian berubah menjadi Belt and Road (BRI) atau Inisiatif Sabuk dan Jalan.

Proyek ini adalah suatu strategi pembangunan infrastruktur global yang berfokus pada konektivitas dan kerja sama antara negara-negara di Asia, Eropa, dan Afrika, terutama Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Sabuk Ekonomi Jalur Sutra (SREB) berbasis daratan dan Jalur Sutra Maritim (MSR) lintas samudra.

1. Apa tujuan utama OBOR atau BRI?

OBOR, Ambisi Besar Tiongkok Kuasai Ekonomi DuniaIDN Times/Uni Lubis

Tujuan OBOR adalah agar Tiongkok bisa mengambil peran lebih besar dalam urusan global dengan sebuah jaringan perdagangan yang berpusat di negara tirai bambu itu. Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad mengatakan BRI adalah sebuah kebijakan yang terencana dan bukan kebijakan tunggal.

“Mengingat kebijakan ini didasari oleh semangat Tiongkok untuk ekspansi ekonomi dan investasi ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.  Ini dimulai dari Tiongkok mulai masuk dalam perdagangan bebas ASEAN,” kata Tauhid dalam sebuah diskusi.

Dalam tiga tahun terakhir, fokusnya adalah terutama pada investasi infrastruktur, material konstruksi, kereta api dan jalan raya, mobil, real estate, jaringan listrik, serta besi dan baja. Ke depannya Tiongkok tidak perlu khawatir dalam distribusi barang yang mereka hasilkan karena infrastrukturnya sudah terkoneksi dari negaranya menuju Eropa dan Asia, bahkan hingga ke Afrika.

2. Dua motivasi besar yang melandasi OBOR

OBOR, Ambisi Besar Tiongkok Kuasai Ekonomi DuniaANTARA FOTO/REUTERS/Juan Medina

Peneliti Associate INDEF Zulfikar Rakhmat menyebut dua motivasi besar Tiongkok melaksanakan OBOR atau BRI. Pertama yakni motivasi eksternal. Pendapat ini dimiliki oleh analis yang melihat Tiongkok dari luar.

“Mereka berkesimpulan bahwa BRI didirikan oleh Tiongkok sebagai political tool untuk menggapai hegemoni,” katanya.

Kedua adalah motivasi internal. Pendapat ini, lanjut Zulfikar dimiliki oleh para analis dalam domestik Tiongkok dan analis dari luar yang mengerti betul tentang keadaan Partai Komunis Tiongkok saat ini. Mereka beranggapan bahwa BRI adalah economic tool.

“Mereka melihat BRI adalah cara Tiongok untuk mengatasi beberapa masalah ekonomi yang sedang dihadapi. Paling siginifikan adalah masalah over-accumulation di industri bahan bangunan seperti baja, aspal, semen, besi, dan sebagainya yang perlu ‘dibuang keluar’ untuk mempertahankan ekonomi nya,” papar Zulfikar.

3. Isu-isu ekonomi yang melatarbelakangi OBOR

OBOR, Ambisi Besar Tiongkok Kuasai Ekonomi DuniaIDN Times/Uni Lubis

Zulfikar menjabarkan banyak permasalah atau isu yang melatarbelakangi Tiongkok membentuk program ini. Pertama adalah untuk merespon krisis finansial global dengan mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan daya saing industri mereka. “Hasilnya malah terjadi over-accummulation terutama di industri material bahan bangunan,” sebut Zulfikar.

Kedua adalah ketimpangan antara wilayah Tiongkok bagian timur dan barat yang semakin tinggi. Ketiga, tingginya pengangguran, dan kemiskinan.

“Masalah-masalah di atas akhirnya memberikan dampak yang negatif terhadap legitimasi kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok dimana sejak beberapa tahun belakangan ini terjadi banyak sekali protes dan demonstrasi terhadap pemerintahan di Beijing yang membuat khawatir para pimpinan partai,” jelasnya.

Baca Juga: Donald Trump Ungkap Tiongkok Langgar Kesepakatan Perdagangan

4. Tujuan jangka pendek dan panjang OBOR

OBOR, Ambisi Besar Tiongkok Kuasai Ekonomi DuniaIDN Times/Uni Lubis

Untuk tujuan jangka pendek OBOR adalah mengatasi masalah-masalah ekonomi diatas dengan membangun investasi terutama di sektor infrastruktur di berbagai negara di dunia melalui kegiatan dalam negeri mereka baik secara ekonomi atau politik.

Untuk jangka panjang, hasil infrastruktur yang berbentuk seperti pelabuhan, bandara, dan jalan juga diharapkan dapat membantu perdagangan dan investasi Tiongkok di masa depan.

“Tidak bisa dipungkiri bahwa Tiongkok juga memiliki ambisi global political motive ke depannya. Tapi beberapa waktu belakangan ini kita lihat, bahwa Tiongkok sepertinya mencoba untuk menggapai ke-2 goal diatas secara bersamaan,” kata Zulfikar.

Baca Juga: KPK Minta BUMN Berhati-Hati Ketika Terima Investasi dari Tiongkok 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya