TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Resmi Tutup, Bagaimana Perjalanan Bisnis Startup Unik Terbaik Qlapa

Sudah 4 tahun menjadi marketplace pengrajin lokal

Instagram.com/qlapa

Jakarta, IDN TimesStartup marketplace produk kerajinan tangan Indonesia, Qlapa.com resmi mengumumkan penutupan layanan mereka pada Sabtu (2/3) pada halaman media sosial resminya. Mengutip dari Tech In Asia, kabar tutupnya Qlapa mulai terdengar sejak awal 2019, di mana Chief Technology Officer (CTO) dan Co-Founder, Fransiskus Xaverius telah mengubah status kariernya di LinkedIn.

1. Selama 4 tahun memenuhi kebutuhan pasar

Instagram.com/bennyfajarai

Didirikan oleh Benny Fajarai dan Fansiskus Xaverius, Qlapa sudah berdiri selama 4 tahun untuk menjawab keinginan pasar e-commerce akan kebutuhan barang kerajinan tangan lokal yang berkualitas. Melalui marketplace yang ditawarkan, Qlapa menjual berbagai produk unik, dari baju batik, tenun, tas kulit, sepatu kulit, dompet kulit, sampai dekorasi rumah.

Baca Juga: Benarkah Startup dan Unicorn Membuat Uang Mengalir ke Luar Negeri?

2. Pernah menjadi aplikasi unik terbaik

instagram.com/qlapa

Sebagai marketplace pengrajin lokal, Qlapa sempat memperkenalkan aplikasinya melalui Instagram Stories pada Agustus 2018, yang dapat diunduh melalui Google Play Store. Di tahun yang sama dengan perilisan aplikasi, Qlapa mendapatkan penghargaan sebagai Aplikasi Unik Terbaik dari Google Play Awards. Dalam halaman sebuah epilog yang ditulis Qlapa, mereka juga menjadi salah satu startup dengan pertumbuhan paling menjanjikan oleh majalah Forbes Asia

Baca Juga: Dukung Startup Berkembang, Pemerintah Godok Kebijakan Ekonomi Digital

3. Mendapat suntikan dana dari investor India

instagram.com/qlapa

Melansir dari Tech in Asia, pada Maret 2017, Qlapa sempat mengumumkan perolehan pendanaan Seri A, dai Aavishkaar, investor asal India.

4. Tidak dapat menjadikan bisnis menguntungkan dan berkelanjutan

Gulung tikarnya Qlapa sempat membuat berbagai lini media sosial heboh. Pasalnya dalam pernyataan sebuah epilog yang ditulis Qlapa pada websitenya. Mereka tidak dapat membuat Qlapa menjadi bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan. Meski sebuah keputusan yang sulit, namun harus diambil.

Baca Juga: Tingkatkan Industri Kreatif, Jokowi Usul Bekraf Jadi Kementerian

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya