TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Catatan Negatif 10 Hari Beroperasinya Tol Layang Jakarta-Cikampek

Diharapkan ada perbaikan dari hasil evaluasi ke depannya

Jalan Tol Layang Jakarta – Cikampek (Japek) (IDN Times/Helmi Shemi)

Jakarta, IDN Times - Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) atau lebih dikenal Tol Layang Japek memasuki hari ke-10 beroperasi sejak resmi dibuka pada Minggu, 15 Desember 2019. 

Tujuan utama dibangunnya Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek ini adalah untuk mengurangi kemacetan panjang yang berada di sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting yang dimulai dari simpang susun Cikunir hingga gerbang tol Karawang Barat sepanjang 38 KM di KM 9 sampai KM 48.

Selama beroperasinya tol sepanjang kurang lebih 36 kilometer (km) itu, langsung menuai catatan negatif. IDN Times merangkum beberapa catatan penting selama beroperasinya tol tersebut.

Baca Juga: Menhub Akan Batasi Kendaraan Melintas di Tol Layang Japek 

1. Struktur jalan yang bergelombang

Tol Layang Jakarta-Cikampek/Dok. PT Jasa Marga (Persero)

Baru beberapa hari dioperasikan, Tol Layang Japek langsung mendapat keluhan dari penggunanya. Mereka mengeluhkan struktur jalan tol tersebut yang bergelombang. Sehingga ketika mobil melintas, guncangan akan sangat terasa dan membuat tidak nyaman. Kamu bisa saja mual jika duduk di belakang mobil atau tepat di atas ban dan mobil dalam kecepatan tinggi.

Bahkan, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi tak memungkiri bahwa tol tersebut rawan kecelakaan. Penyebabnya, adalah jarak tempuh yang melebihi 80 km/jam.

"Kalau kecepatan 80 (km/jam), potensi kecelakaan itu kecil. Tapi kalau di atas 80 apalagi mobil kecil agak riskan. Jadi saya harap pengguna nanti ikuti batas kecepatan maksimal," kata Budi belum lama ini.

Selain itu, extension atau sambungan girder tol ini juga tidak rata. Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto membenarkan extension tersebut masih belum sempurna. Dia berjanji pemerintah bakal melakukan perbaikan.

"Memang belum sempurna. Kita upayakan semaksimal mungkin. Dan penyempurnaan itu sudah dilakukan sampai tadi malam," kata Sugiyartanto.

2. Tak mampu urai kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek

ANTARA FOTO/Aji Styawan

Kehadiran Tol Layang Japek nyatanya masih belum mampu mengurai kemacetan. Hal itu diungkapkan langsung oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).

Menurut YLKI, kemacetan panjang masih terjadi, puncaknya adalah saat Sabtu (21/12). Bahkan, beberapa kali dilakukan contraflow untuk mengurai kemacetan.

"Dengan kejadian seperti ini, fungsi utama tol layang Cikampek untuk mengatasi kemacetan saat libur panjang, menjadi muspro alias sia sia," kata Ketua YLKI, Tulus Abadi dalam keterangan tertulisnya.

3. Tol Japek Elevated sempat dilakukan penutupan

Tol Layang Japek II (ANTARA FOTO/Jasa Marga)

Tol Layang Japek ini sempat mengalami penutupan sementara pada Sabtu, (21/12). Penutupan dipicu karena padatnya volume kendaraan di tol tersebut.

TMC Polda Metro Jaya melalui akun Twitter mengatakan ada gangguan mobil di jalur tol layang yang menyebabkan kepadatan lalu lintas sehingga Tol Japek elevated ditutup.

"12.13 Jalur Jalan Layang Tol Elevated Cikampek untuk sementara dialihkan ke jalur bawah dikarenakan kepadatan imbas adanya mobil yang mengalami gangguan di KM 22-23," tulis akun @TMCPoldaMetro.

Sementara itu PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dalam keterangan persnya menyebut bahwa penutupan yang dilakukan kepolisian hanya berlangsung pada pukul 12.00-12.10 WIB (selama 10 menit) dan pukul 13.30-13.50 WIB (selama 20 menit).

"Penutupan jalan situasional dan atas diskresi Kepolisian. Penutupan hanya terjadi 10 menit saja," bunyi keterangan pers tersebut.

 

Baca Juga: Tol Japek Macet Sepanjang 10 Km Pagi Ini, Contraflow Diberlakukan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya