TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Skenario Terburuk Pengangguran Bisa Sentuh 12,5 Juta akibat COVID-19

Tanpa adanya COVID-19 saja, angka pengangguran naik

Ilustrasi pemuda memiliki kesiapan SDM (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mengatakan skenario terburuk dari angka pengangguran bisa meningkat menjadi 7-9 persen. Hal ini diakibatkan adanya dampak virus corona yang berimbas pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). 

"Artinya ada 9,7-12,5 juta orang yang berisiko menganggur disaat pandemik. Angka ini naik dari 6,88 juta di bulan Februari," ujarnya kepada IDN Times, Kamis (7/5). 

Baca Juga: Pemerintah: Jangka Panjang, Kartu Prakerja untuk Kurangi Pengangguran

1. Jumlahnya bisa meningkat bila dihitung karyawan yang dirumahkan

IDN Times/Lia Hutasoit

Kasus virus corona masih belum diketahui kapan akan berakhir. Asumsi 12,5 juta pengangguran bisa saja meningkat bila efek virus corona berlangsung lama dan karyawan yang dirumahkan bertambah. 

Hal itu tentu tidak diinginkan. Oleh sebab itu pemerintah harus terus melakukan kebijakan untuk mencegah dampak yang lebih buruk serta melakukan percepatan penanganan COVID-19. 

"Yang perlu diwaspadai adalah karyawan yang statusnya masih bekerja di perusahaan tapi faktanya dirumahkan tanpa digaji. Kalau ditambah dengan pekerja dirumahkan tentu bisa dua sampai tiga kali lipat," jelas Bhima.

2. Tanpa virus corona, pengangguran di Indonesia tercatat 6,88 juta orang

(Ilustrasi para pencari kerja di job fair) IDN Times/Fitang Budi Aditia

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan sebanyak 6,88 juta orang pengangguran di Indonesia pada Februari 2020. Angka ini naik 60 ribu orang dibanding Februari 2019. Perlu dicatat, kenaikan tersebut terjadi saat virus corona belum melanda. 

Dari jumlah tersebut, sebanyak 8,49 persen merupakan lulusan SMK. Sedangkan jumlah pengangguran paling rendah berasal dari tingkat pendidikan ke bawah yakni sebesar 2,64 persen. Selanjutnya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 5,02 persen, disusul pendidikan tingkat universitas yakni 5,73 persen, lulusan Diploma I/II/III sebanyak 6,76 persen, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 6,77 persen.

"TPT Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih yang paling tinggi di antara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 8,49 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto

Baca Juga: Skenario Sangat Berat, Pengangguran Baru di Indonesia 5,2 Juta Orang

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya