Apa Keuanganmu Cukup Hadapi Krisis selama COVID-19? Begini Hitungnya!
Kita bahas satu-satu yuk, dari 5 aspek finansial utama
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dampak virus corona jenis baru (COVID-19), memang mengerikan untuk perekonomian masyarakat. Imbasnya adalah kita semua bisa mengalami kesulitan keuangan. Beberapa harga kebutuhan pokok naik hingga ketidakpastian gaji dan THR.
Kita tidak tahu sampai sampai kapan wabah ini berakhir. Untuk itu, kita harus mengecek finansial kita. Siapkan kita secara finansial dalam menghadapi krisis ekonomi ini?
Ada beberapa indikator yang bisa jadi indikasi seberapa kuat finansial Kita yakni dana darurat, arus kas, asuransi, utang, dan investasi.
Kita akan bahas satu-satu per satu dari indikator tersebut, agar kamu bisa mengatur keuanganmu dengan ideal di tengah pandemi COVID-19 ini. Yuk, simak selengkapnya:
Baca Juga: 5 Cara Bijak Mengatur Keuangan Saat Pandemi Corona Melanda
1. Dana darurat untuk memenuhi kebutuhan hidup
Menurut Financial Planner dari Finansialku.com, Shierly kita harus cek dulu dana darurat yang kita miliki. Dana darurat adalah aset yang aman dan likuid sehingga kita bisa cairkan kapan saja dibutuhkan.
Kegunaan dana darurat adalah untuk membiayai kebutuhan kita sehari-sehari ataupun saat benar-benar darurat. Dana darurat ini bisa berupa tabungan, deposito, valuta asing, logam mulai dan reksa dana pasar uang. Idealnya, dana darurat ini bisa mencukupi kebutuhan 6-12 bulan ke depan.
"Teman-teman cek untuk keluarga dan tanggungan berapa lama kita bisa hidup dengan dana darurat saat ini. Tapi kondisi saat ini begitu tiba-tiba dan begitu cepat jadi kemungkinan besar kalau tidak cukup atau tidak punya bisa dimengerti," kata kata Shierly dalam acara Community Online Class oleh IDN Times dan Finansialku, Sabtu (18/4).
Kalau kalian tidak ada punya dana darurat ini, kalian bisa mendapatkan uang lebih dari berbagai cara. Misal dengan aset yang bisa dilikuidasi atau bisa dijual. Bisa aset fisik, investasi atau lainnya.
"Aset fisik itu contohnya koleksi berharga seperti koleksi perhiasan, sepatu, tas atau kendaraan. Kendaraan bisa tukar kurang, bukan tukar tambah. Kalian bisa jual dan ganti yang lebih ekonomis. Dan dana sisanya bisa digunakan untuk tambah dana darurat," papar Shierly.
Jadi, apakah kita sudah punya dan siap dana darurat?
Baca Juga: Ini 5 Cara Bijak Kelola Keuangan Bagi Karyawan selama Wabah COVID-19
Baca Juga: Banyak PHK Massal Saat Wabah COVID-19, Ini 5 Cara Selamatkan Keuangan