TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Berubah Lagi, Pemerintah Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Minus 1,1 Persen

Lembaga internasional juga merevisi pertumbuhan ekonomi RI

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara Rakornas dan Penganugerahan Revolusi Mental 2019 (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun minus 1,1 sampai 0,2 persen. Angka ini berubah dari prediksi semula pada Maret-April lalu yang diperkirakan sebesar 0,4 sampai 2,3 persen.

"Berdasarkan data hingga bulan Juli dan Agustus, kami perkirakan pertumbuhan ekonomi 2020 akan lebih rendah dari perkiraan bulan Maret-April yang lalu. Yaitu untuk tahun 2020 ini kami perkirakan pertumbuhan ada di range minus 1,1 hingga 0,2 persen. Jadi hanya mendekati nol," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR, Selasa (1/9/2020).

Baca Juga: Sri Mulyani Targetkan Tingkat Kemiskinan 9,2-9,7 Persen di 2021 

1. Lembaga internasional juga merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia

Ilustrasi. (ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/M Agung Rajasa)

Sri Mulyani menyebut, instansi dan lembaga internasional juga merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mulai dari Asian Development Bank (ADB) yang sebelumnya memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh di 2,5 persen, menjadi minus 1,0 persen.

Lalu Dana Moneter Internasional (IMF) yang pada Maret-April lalu memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 0,5 persen, kini direvisi menjadi minus 0,3 persen.

2. Bank Dunia dan OECD juga merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Selain ADB dan IMF, Bank Dunia yang tadinya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,5 persen hingga positif 2,1 persen, merevisi menjadi nol persen.

Terakhir adalah Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), yang tadinya memperkiraan Indonesia tahun ini tumbuh 4,8 persen merevisi menjadi minus 3,9 hingga minus 2,8 persen.

"Ini yang menggambarkan keseluruhan proyeksi ekonomi dari semua lembaga dan forecast-nya sangat-sangat belum stabil, karena tergantung asumsi skenario mengenai pandemik dan normalisasi kegiatan ekonomi di semua negara," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Sri Mulyani: Ekonomi Kuartal III Bisa Minus 2 Persen

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya