TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Yes! Rupiah Sentuh Titik Tertinggi dalam 3 Bulan Terakhir

Menguat 1,34 persen menjadi Rp14.091 per dolar AS

ilustrasi rupiah (IDN Times/Umi Kalsum)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (9/11/2020) sore ditutup menguat. Rupiah naik 191 poin atau 1,34 persen menjadi Rp14.091 per dolar AS.

Berdasarkan grafik dari RTI, ini adalah posisi terbaik rupiah dalam tiga bulan terakhir terhadap dolar AS.

Baca Juga: Airlangga Pede Pertumbuhan Ekonomi Bisa Positif Akhir Tahun, Asalkan..

1. Masih karena faktor Pilpres AS dan virus corona

Calon Presiden Amerika Serikat Joe Biden di East Las Vegas Community Center di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Jumat (9/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan faktor Pilpres AS masih menjadi pendorong rupiah saat ini. Ia juga mengatakan, pasar menyambut pemilihan Joe Biden sebagai AS dengan ekspektasi bahwa Gedung Putih yang lebih tenang dapat meningkatkan perdagangan dunia dan bahwa kebijakan moneter akan tetap mudah.

“Presiden terpilih dan timnya dilaporkan sedang mengerjakan paket bantuan COVID-19 untuk membantu mengatasi pandemi virus corona yang mengamuk,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/11/2020).

Joe Biden berencana untuk menunjuk ilmuwan yang akan terlibat dalam satuan tugas penanganan COVID-19. Ia juga dikabarkan akan mengumumkan tim ilmuwan yang akan memimpin penanganan ketika kasus COVID-19 global melampaui 50 juta kasus.

2. Perbaikan ekonomi nasional

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Faktor kedua adalah perbaikan perekonomian nasional di mana pada kuartal ketiga pertumbuhan ekonomi minus 3,49 persen.

"Ini menandakan, ekonomi terus mengalami pertumbuhan walaupun tidak terlalu signifikan, namun yang terpenting bagi pemerintah mempertahankan ekonomi agar ekonomi di kuartal Keempat tidak terpuruk," ujar Ibrahim.

Ia juga memprediksi pemulihan ekonomi akan terjadi dua tahun lagi. "Kenapa di tahun 2022, salah satu dampaknya adalah karena pandemi COVID-19 ini masih akan terus berdampak pada laju investasi di Tanah Air hingga tahun depan. Terlebih, vaksin diperkirakan baru akan disebarkan di 2021."

Setelah vaksin diedarkan, kata dia, barulah akan ada dampak terhadap konsumsi masyarakat dan investasi baik swasta maupun pemerintah. "Yang diandalkan juga masih belum bisa di andalkan karena tahun 2021 masuk dalam tahun pemulihan," imbuhnya.

Baca Juga: Mantap, Rupiah Awal Pekan Ini Hampir Dekati Rp14.000 per Dolar AS 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya