Jubir Presiden Ralat Relaksasi Kredit Diutamakan untuk Pasien COVID-19
Faktanya diperuntukkan bagi pekerja informal hingga UMKM
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Presiden RI, Fadjroel Rachman meralat pernyataan terkait relaksasi kredit diutamakan untuk pasien positif COVID-19. Fadjroel mengatakan, pemerintah memberikan relaksasi dan restrukturisasi pinjaman kredit UMKM terdampak COVID-19.
"Kebijakan itu tertuang dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11 Tahun 2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019," jelas Fadjroel dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times.
Baca Juga: Lawan Virus Corona, Erick Thohir Minta Bank BUMN Turunkan Bunga Kredit
1. Debitur juga diperuntukkan bagi pekerja informal hingga pelaku UMKM
Fadjroel mengatakan, syarat minimal debitur yang bisa mendapatkan keringanan kredit adalah debitur terdampak COVID-19 dengan nilai kredit atau leasing di bawah Rp10 miliar. Selain itu, debitur juga dipetuntukkan bagi pekerja informal, penghasilan harian, usaha mikro dan usaha kecil (kredit UMKM dan KUR).
Pada Peraturan OJK No 11 Tahun 2020, pasal 2 ayat (1) Yang dimaksud dengan "debitur yang terkena dampak penyebaran coronavirus disease 2019 (COVID-19) termasuk debitur usaha mikro, kecil, dan menengah" adalah debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban pada Bank.
"Debitur atau usaha debitur terdampak dari penyebaran coronavirus disease 2019 (COVID-19) baik secara langsung ataupun tidak langsung pada sektor ekonomi antara lain pariwisata, transportasi, perhotelan, perdagangan, pengolahan, pertanian, dan pertambangan," katanya.
Baca Juga: Hore! Bank Mandiri Beri Kelonggaran Kredit untuk Ojol hingga UMKM