TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tagihan Melonjak, Listrik Warga kok Malah Diputus? 

PLN diminta memperbaiki komunikasi dengan masyarakat

ilustrasi listrik (IDN Times/Wayan Antara)

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Soeparno menyoroti sikap PLN yang memutus meteran listrik salah satu warga. Hal itu ia temukan saat berkunjung ke daerah pemilihan (dapil) pada masa reses. Salah satu konstituennya mengadu bahwa meteran listrik miliknya diputus PLN.

Eddy mengatakan, pemutusan terjadi karena warga itu mengajukan sistem angsuran pembayaran.

"Saya mendapatkan banyak keluhan dari konstituen. Saya dapil Kota Bogor, Kabupaten Cianjur. Karena mendapatkan tagihan yang melonjak, warga itu melakukan komunikasi dengan PLN setempat untuk minta dijadwalkan pencicilan. Permohonan diajukan bukannya malah diladeni tetapi meternya dicabut," kata Eddy dalam RDP dengan Dirut PLN, Rabu (17/6).

Baca Juga: Tagihan PLN Membengkak, Erick Thohir: Bukan Naik 

Eddy memahami beban PLN akan bertambah berat apabila menerapkan angsuran pembayaran terhadap pelangan. Namun, menurut dia, kondisi PLN masih lebih menguntungkan. Sebagai perusahaan milik negara, PLN masih memiliki pemegang saham yang dapat membantu pemberian dana.

"Sungguh, di mana empati kita, Pak? Tadi Pak Dirut mengatakan cicilan bisa diberikan tetapi akan membebankan PLN, kita paham Pak. Tetapi PLN kalau terbebani masih ada pemegang saham, diminta ke pemegang saham dalam kondisi darurat masih bisa diberikan. Lalu, masyarakat kalau sudah susah mau minta ke mana, Pak?" tuturnya.

1. Eddy mempertanyakan empati pihak PLN

Ilustrasi (IDN Times/Axel Joshua Harianja)

2. PLN diminta memperbaiki komunikasi dengan masyarakat

Simulasi perhitungan tagihan listrik. Dokumentasi PLN

Di tengah kondisi perekonomian yang sulit imbas COVID-19, Eddy meminta PLN memperbaiki cara komunikasi dengan masyarakat. Menurut dia, saat ini masyarakat jauh lebih sensitif lantaran kenaikan tagihan listrik tersebut.

"Komunikasi PLN diperbaiki, dan dalam bahasa yang sederhana mungkin. Kalau kita datang dengan mengajukan formula, cara penghitungan, masyarakat tidak mau tahu. Masyarakat hanya mau tahu, saya bayarnya berapa? Wajar atau tidak? Itu saja, Pak. Kalau ada kenaikan, saya kira masyarakat memahami, tetapi kalau ada lonjakan tolong dijelaskan," katanya.

Baca Juga: PLN Dicecar DPR Soal Polemik Lonjakan Tagihan Listrik

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya