Mengincar Indonesia Naik Kelas dengan Hilirisasi Berkelanjutan
Menuju Indonesia Emas 2045
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kamu pasti suka mengonsumsi cokelat yang banyak dijual di toko terdekat. Namun, seberapa sering kamu membeli kakao? Mungkin belum pernah. Cokelat yang merupakan produk olahan dari kakao itu adalah contoh penerapan sederhana dari hilirisasi. Contoh lain misalnya nikel yang diolah menjadi baterai.
Sejak 3 tahun terakhir, istilah hilirisasi cukup sering mengudara di publik, tetapi belum banyak yang memahami apa itu hilirisasi. Hilirisasi adalah upaya menghilirkan apa-apa yang ada di hulu. Sederhananya, istilah ini berarti strategi pengolahan bahan mentah menjadi produk yang bernilai tambah.
Kebijakan pemerintah untuk gencar melakukan transformasi ekonomi merupakan langkah yang tepat. Pemerintah Indonesia melakukan strategi #HilirisasiUntukNegeri bukan bermaksud untuk memaksa keluar dari zona nyaman sebagai pemasok bahan mentah, tetapi mengendalikan ekosistem sumber daya alam yang dimiliki untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan.
Negara yang awalnya mengekspor bahan mentah kemudian menjadi produsen barang jadi maupun setengah jadi. Tak mudah bagi Indonesia untuk membuat keputusan semacam ini. Tentu ada banyak pihak yang kontra dengan hadirnya mimpi yang besar. Perlu nyali yang tinggi untuk menghadapi protes sana-sini, terlebih lagi dari negara-negara penerima ekspor bahan mentah Indonesia selama ini.
1. Hilirisasi menjadi agenda penting Indonesia dengan beragam komoditas yang diprioritaskan
Hilirisasi bahan nikel merupakan salah satu komoditas yang paling diprioritaskan. Bukan tanpa alasan, produk olahan nikel berhasil menggaet keuntungan berkali-kali lipat ketimbang hanya mengekspor bahan mentahnya. Ikmal Lukman sebagai Sekretaris Kementerian Investasi/Sekretaris Utama Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM) mengemukakan bahwa nilai produk hilirisasi nikel ini 33,5 kali lipat lebih tinggi.
Secara khusus pemerintah berharap Indonesia dapat mencapai target dalam menciptakan ekosistem baterai untuk kendaraan listrik. Mulai ekosistem tambangnya sampai ke barang jadinya. Kini, pabrik baterai sel listrik Indonesia yang ada di Karawang ditaksir sudah dapat beroperasi mulai tahun depan. Ini menjadi pabrik baterai sel listrik pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Akan tetapi, pemerintah tentu tidak hanya ingin memprioritaskan satu komoditas. Ada puluhan komoditas lainnya dalam Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis 2023—2035 yang kemudian diharapkan dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Sumber daya alam Indonesia yang melimpah sudah semestinya dikelola secara bijak dan berkelanjutan. Karena itu, pemerintah menetapkan 21 komoditas potensial yang terbagi dalam 8 sektor sumber daya alam sebagai prioritas hilirisasi yang difokuskan dalam Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis 2023—2035. Delapan sektor itu antara lain mineral, batu bara, minyak bumi, gas alam, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan. Selanjutnya komoditas yang jadi prioritas, yakni batubara, nikel, timah, tembaga, bauksit, besi, perak, emas, aspal buton, minyak bumi, gas alam, kelapa sawit, kelapa, karet, biofuel, kayu getah pinus, udang, ikan, kepiting, rumput laut, dan garam.
Baca Juga: Pentingnya Hilirisasi SDA untuk Percepatan Transformasi Ekonomi
Baca Juga: Pahami 9 Peran Hilirisasi dalam Menciptakan Lapangan Kerja
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.