TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Biodiesel Belum Bisa Sentuh B100, Luhut: Karena Suplai Tak Cukup

Harga minyak sawit mentah bisa naik

Coffee Morning bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Indonesia sedang gencar meningkatkan pemanfaatan biodiesel, sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) untuk jenis solar.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan program yang dinamakan B20 atau campuran 20 persen biodiesel berjalan, dan akan memasuki B30 dan B40 pada 2020.

"B20 kita punya impor energi year on year itu sama dengan 2009. Jadi kau bayangkan 2016 melakukan sebenarnya sudah lama kita tidak impor. Tahun depan akhir kita masuk B40," kata Luhut di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat, Selasa (10/12).

Baca Juga: 7 Alasan Logis Kenapa BBM Akan Terus Eksis Sampai Kapanpun

1. Bisa dikejar hingga B100 asalkan replanting sawit dilakukan dengan baik dan maksimal

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Luhut menyebutkan program ini dapat ditingkatkan hingga B100, asalkan replanting sawit dilakukan dengan baik dan maksimal.

"Bukan tidak bisa ke 100. Kondisi sekarang kita berhenti di 50, secara gradual bisa aja loncat," ujar dia.

2. Biodiesel memberi dampak pada penurunan impor migas

IDN Times/Arief Rahmat

Luhut menyebutkan penerapan pencampuran biodiesel ini berdampak pada penurunan impor migas. Program ini rencananya baru sampai pada B50, karena satu alasan.

"Kelihatannya berhenti di B50, karena gak cukup suplainya," kata dia.

Baca Juga: Perlu Tahu, 6 Produk Turunan Kelapa Sawit yang Kita Pakai Tiap Hari

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya