TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kalahkan Bitcoin, Ether Naik Lebih dari 560 Persen Tahun Ini

Nilai Bitcoin hanya naik 135 persen tahun ini

ilustrasi ethereum (Pixabay.com/elifxlite)

Jakarta, IDN Times – Harga Bitcoin telah meroket ke level tertinggi sepanjang masa di hampir 70 ribu dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp980 juta. Tetapi investor justru lebih bersemangat tentang Ethereum, yang sekarang menjadi mata uang kripto paling berharga kedua di dunia.

Ethereum atau Ether, juga diperdagangkan di level rekor. Sekarang ini harganya berada di kisaran 4.850 dolar AS. Ini berarti Ether telah melonjak lebih dari 560 persen tahun ini, dibandingkan dengan kenaikan 135 persen untuk Bitcoin.

Baca Juga: Blockchain: Pengertian, Manfaat dan Cara Kerjanya

Baca Juga: Tren Crypto Drop, Harga Shiba Inu Malah Melonjak ke Rekor Baru

1. Ether memiliki sejumlah keunggulan

investopenly

Ada sejumlah hal yang membuat Ether menarik bagi investor cryptocurrency. Salah satunya yakni keyakinan mereka bahwa Ether akan terus digunakan sebagai penopang token yang lebih tidak dapat dipertukarkan (NFT), serta kontrak pintar.

Para ahli memperkirakan bahwa gelombang desentralisasi keuangan (DeFi) ini akan menjadi lebih umum di perbankan. Itu bisa menjadi berita bagus untuk Ether, serta Solana, kripto lain yang memiliki teknologi blockchain yang digunakan dalam aplikasi DeFi.

Baca Juga: Vitalik Buterin, Pencipta Ethereum yang Sekarang Menjadi Miliarder

2. Kapitalisasi Ether melonjak

Pixabay/Pete Linforth

Ether sekarang memiliki kapitalisasi pasar total sekitar 575 miliar dolar AS. Ini berarti Ether telah mempersempit kesenjangan kapitalisasi pasarnya dengan Bitcoin, yang sekitar 1,3 triliun dolar AS.

Jika digabungkan, kedua kripto ini sekarang mencakup hampir dua pertiga dari hampir 3 triliun dolar AS pasar cryptocurrency.

“Kami melihat pergeseran dalam industri di mana Bitcoin berubah dari 75 persen dari keseluruhan kapitalisasi pasar cryptocurrency menjadi sekitar 50 persen,” kata Michael Pinsker, pendiri dan presiden perusahaan teknologi manajemen kekayaan Docupace. “Persentase itu bisa turun lebih jauh.”

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya