TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mulai Bangkit, Rupiah Menguat Tipis di Penutupan Hari Ini

Rupiah menguat ke level Rp14.272 per dolar

ilustrasi rupiah (IDN Times/Umi Kalsum)

Jakarta, IDN Times – Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup menguat tipis pada perdagangan Selasa (18/5/2021), yaitu menguat 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.272 per dolar Amerika Serikat (AS).

Pada penutupan hari sebelumnya, rupiah berada di level Rp14.282 per dolar AS, sementara pada pembukaan pagi ini rupiah berada di level Rp14.300 per dolar AS.

Baca Juga: 5 Cara Kamu Bisa Menabung dengan Gaji yang Kecil

1. Faktor penguatan rupiah

Ilustrasi uang, rupiah, ATM, gajian (IDN Times/Shemi)

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah sore ini terjadi karena nilai dolar melemah akibat langkah investor yang meningkatkan taruhan bahwa Federal Reserve AS tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Selain itu, pelemahan dolar juga dipicu oleh adanya kekhawatiran atas laju pemulihan global yang merayap kembali menyusul gejolak kasus virus corona di beberapa bagian Asia.

“Pandemi ini memusnahkan “seluruh keluarga” di desa-desa di India, di mana lebih banyak orang mengatakan skala krisis jauh lebih besar daripada yang diungkapkan angka resmi. Forum Ekonomi Dunia membatalkan pertemuan tahunan yang rencananya akan diadakan pada Agustus ini di Singapura, sementara kasus di Thailand telah melonjak,” jelasnya dalam pernyataan kepada IDN Times, Selasa.

Baca Juga: 6 Kondisi yang Bikin Bersemangat Bekerja Keras dan Menabung 

2. Faktor internal

Ilustrasi rupiah dan pasar saham/IHSG (IDN Times/Shemi)

Selain dari luar negeri, penguatan rupiah juga dipengaruhi sentimen dalam negeri. Salah satunya yaitu keyakinan pemerintah bahwa ekonomi akan tumbuh 7 persen di Kuartal Kedua tahun ini.

“Dan ini merupakan mimpi besar Pemerintah apabila PDB Kuartal Kedua tersebut menjadi kenyataan,” katanya.

Namun Ibrahim lebih lanjut mengatakan bahwa impian tersebut masih bertolak belakang dengan realisasi pertumbuhan ekonomi di Kuartal Pertama yang masih terjebak resesi. Tercatat, laju ekonomi masih minus 0,74 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Baca Juga: Viral Uang Pecahan 1.0 Perum Peruri, Bisakah Buat Belanja?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya