TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mastermine, Aplikasi Pengelolaan Limbah Besutan MIND ID

Pengelolaan limbah tambang butuh biaya tinggi

MIND ID manfaatkan Mastermine untuk efisiensi biaya pengelolaan limbah hasil tambang (Dok. MIND ID)

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang terjadi sejak dua tahun silam telah mempercepat proses digitalisasi di segala lini. Tak terkecuali pada ranah lingkungan hidup, terutama dalam hal pengelolaan limbah hasil pertambangan.

Untuk itu, Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan MIND ID yang beranggotakan PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk tengah melakukan uji coba aplikasi bernama Mastermine.

Aplikasi tersebut dibuat MIND ID guna meningkatkan efektivitas pengelolaan air limbah tambang. Kehadiran Mastermine diharapkan membuat pengelolaan air limbah tambang yang tadinya manual bisa beralih ke digital dan mampu menghasilkan efisiensi biaya.

"Perusahaan berupaya mengaplikasikan teknologi mutakhir dan penerapan digitalisasi pada rantai nilai untuk dapat menciptakan penghematan biaya dan keberlangsungan usaha," ucap Direktur Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, dalam keterangan resmi yang diperoleh IDN Times, Rabu (6/4/2022).

Baca Juga: DPR Cecar MIND ID soal Alasan Pergantian 3 Dirut BUMN Tambang

Baca Juga: Laba MIND ID Meroket, Kenapa Orias Dicopot dari Posisi Dirut?

1. Pengelolaan limbah jadi elemen pertambangan yang butuh biaya tinggi

Tailing, limbah produksi tambang Freeport Indonesia, Papua. (IDN TImes/Uni Lubis)

Dilo menambahkan, selama ini waste treatment atau pengelolaan limbah menjadi satu elemen dalam pertambangan yang membutuhkan biaya operasional tinggi.

Tak heran jika kemudian MIND ID menjadikan tata kelola limbah sebagai satu fokus dalam operasi mereka. Di sisi lain, operasional penambangan dan pengolahan mineral Grup Mind ID menghasilkan produk samping yang memerlukan penanganan dengan tingkat prioritas tinggi.

"Aplikasi Mastermine diharapkan akan menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang," kata Dilo.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Pengelolaan Limbah Tambang Freeport Indonesia

2. KLHK dukung pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan limbah

Pengelolaan limbah ala PT Freeport Indonesia (dok. PT Freeport Indonesia)

Di sisi lain, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendukung pemanfaatan teknologi digital dalam pengelolaan dan pengendalian penanganan limbah, terutama pada era Revolusi Industri 4.0 saat ini.

"Untuk menyikapi hal tersebut, perlu dibangun suatu sistem yang mampu melihat fluktuasi data secara realtime. Dengan adanya sistem ini, data-data terkait kualitas lingkungan dapat diakses dengan lebih cepat dan akurat sehingga langkah-langkah pengambilan kebijakan pun diharapkan mampu lebih cepat dan tepat," tutur Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Sigit Reliantoro.

Selain itu, KLHK ke depannya berharap adanya peningkatan peran masyarakat dalam pemanfaatan teknologi digital. Dengan adanya data kualitas lingkungan yang mampu diakses oleh publik, masyarakat akan mengetahui kondisi lingkungan di sekitarnya apakah masih baik atau justru sudah tercemar.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya