TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ratusan Triliun Potensi Ekonomi Bisa Hilang gegara Krisis Iklim

Dampak krisis iklim kian nyata dan lebih parah dari COVID-19

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers pasca FMCBG, Jumat (18/2/2022). (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyampaikan potensi ekonomi yang bisa hilang di Indonesia akibat krisis iklim saat ini. Angka yang disampaikan Sri Mulyani pun tidak main-main karena potensi ekonomi hilang tersebut mencapai lebih dari Rp112,2 triliun.

"Jadi, Kebijakan Pembangunan Berketahanan Iklim (PBI) menyebutkan bahwa potensi ekonomi hilang akibat krisis iklim ini akan mencapai Rp112,2 triliun atau 0,5 persen dari PDB pada 2023," ucap Sri Mulyani saat menyampaikan pidato kunci dalam acara HSBC Summit 2022, di Jakarta, Rabu (14/9/2022).

Baca Juga: Ngeri! Jokowi Ungkap Ancaman Perubahah Iklim pada Ketahanan Pangan

Baca Juga: Krisis Global, Jokowi: Tahun Ini Krisis, Tahun Depan Dunia Gelap

1. Indonesia juga terancam krisis iklim

Ilustrasi Pemanasan Global. (IDN Times/Aditya Pratama)

Potensi ekonomi yang hilang tersebut tak terlepas dari kondisi Indonesia saat ini. Indonesia jadi satu dari sekian banyak negara di dunia yang tidak luput dari ancaman krisis iklim.

Peningkatan emisi gas rumah kaca sebesar 4,3 per tahun dalam kurun 2010 hingga 2018 telah menaikkan rata-rata suhu bumi sebesar 0,03 derajat Celcius tiap tahunnya.

"Imbasnya, tinggi muka air laut di Indonesia mengalami peningkatan rata-rata 0,8 hingga 1,2 centimeter per tahun. Anda bisa melihat itu semua dengan nyata karena banyak kota di Indonesia mulai benar-benar tenggelam," beber Sri Mulyani.

Baca Juga: 5 Hal yang Ingin Dicapai di COP26 untuk Hadapi Krisis Iklim

2. Dunia juga bisa kehilangan potensi ekonomi

Ilustrasi rugi (IDN Times/Arief Rahmat)

Adapun dalam skala lebih luas, dunia juga terancam kehilangan potensi ekonomi cukup besar akibat krisis iklim yang terjadi saat ini dan di masa mendatang.

Sri Mulyani menyampaikan hal tersebut dengan mengutip penelitian dari salah satu lembaga riset di Swiss.

"Riset terbaru dari Swiss Re Institute pada 2021 memprediksi bahwa dunia bakal kehilangan lebih dari 10 persen dari nilai total ekonominya jika Paris Agreement dan target Net Zero Emission 2050 tidak terwujud," tutur dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya