TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sri Mulyani: Indonesia Lebih Siap Hadapi Tapering Tahun Ini

Indonesia tidak akan sama menghadapi tapering seperti 2013

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meyakini Indonesia lebih siap menghadapi efek tapering yang bakal dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed tahun ini.

Hal itu disebabkan kinerja neraca pembayaran yang telah mampu menjaga keseimbangan eksternal. Sri Mulyani memaparkan, Indonesia kini berhasil membukukan surplus neraca perdagangan selama 20 bulan beruntun hingga Desember 2021 yang merupakan rekor dalam kurun waktu 14 tahun belakangan.

"Terdapat ketahanan di external balance, trade account, current account balance, dan cadangan devisa yang semakin kuat. Ini membuat Indonesia menjadi lebih resilient terhadap efek tapering," ujar Sri Mulyani, dalam Mandiri Investment Forum 2022, Rabu (9/2/2022).

Baca Juga: Ngeri! Ekonomi 2022 Masih Dibayangi Krisis Evergrande hingga Tapering

1. Kondisi Indonesia tahun ini berbeda dari 2013

Gedung Federal Reserve System (The Fed) Amerika Serikat (federalreserve.gov)

Pada 2013 silam, Indonesia pernah mengalami pukulan berat akibat tapering off The Fed. Tapering off kala itu berhasil memicu taper tantrum atau sebuah keadaan gejolak pasar keuangan ketika The Fed mengetatkan kebijakan moneternya.

Investasi asing yang saat itu mendominasi pasar modal Indonesia pun menarik uang mereka dan memutuskan untuk menaruh dana di pasar modal Amerika Serikat karena dianggap lebih menarik.

Namun, Sri Mulyani menyatakan kondisi Indonesia saat ini berbeda dari periode tersebut. Indonesia saat ini memiliki kemampuan ekstra terhadap keseimbangan eksternal dibandingkan delapan tahun silam.

"Tapering kali ini setidaknya terlindung oleh kemampuan kita untuk menciptakan keseimbangan eksternal yang jauh lebih kuat, yaitu pada neraca pembayaran, baik dalam bentuk surplus perdagangan maupun surplus transaksi berjalan serta tingkat cadangan yang terus kuat," tutur Sri Mulyani.

2. Modal Indonesia lebih kuat dalam menghadapi tapering

Ilustrasi Cadangan Devisa (IDN Times/Arief Rahmat)

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo pernah menyatakan optimismenya dalam menghadapi tapering off The Fed tahun ini. Optimisme itu tak terlepas dari modal kuat yang dimiliki oleh Indonesia.

Selain itu, cadangan devisa atau cadev Indonesia juga masih cukup tinggi per Desember 2021, yakni 144,9 miliar dolar AS atau setara dengan Rp2.081 triliun.

pada 2013 silam ketika taper tantrum terjadi, CAD Indonesia cukup tinggi, yakni di atas tiga persen dari produk domestik bruto (PDB).

"Sebagai kesimpulannya kami akan terus memantau dan melakukan respons dan juga melakukan langkah-langkah stabilisasi. Komunikasi The Fed jelas, respons pasar kelihatan dan tertata dengan baik serta kami akan melakukan, terus melakukan stabilisasi dari nilai tukar dan kemudian kondisi fundamental kita lebih baik (dari 2013)," ucap Perry, Oktober tahun lalu.

Baca Juga: Mengenal Tapering Off dan Dampaknya Bagi Perekonomian

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya