TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sri Mulyani: Negara Maju Kotori Dunia Duluan

Indonesia butuh dukungan dunia soal pengurangan emisi karbon

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyebut negara maju punya kewajiban mendukung Indonesia mengurangi emisi gas karbon. Kewajiban itu tidak terlepas dari peran mereka dalam mengotori dunia.

Indonesia, kata Sri Mulyani, punya kewajiban menurunkan emisi gas karbon atau CO2 sebesar 31,8 persen dengan upaya sendiri dan 43,2 persen dengan bantuan internasional.

"Kenapa internasional harus mendukung Indonesia? Ya karena internasional, terutama negara maju punya kewajiban karena mereka sudah mengotori dunia lebih dulu dan lebih banyak," ucap Sri Mulyani dalam Leader Talk Series 2022 yang diadakan oleh PT PLN (Persero), Rabu (26/10/2022).

Baca Juga: Pemerintah Mau Capai Emisi Nol Karbon, Selamat Tinggal PLTU Batu Bara!

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Dilema Atasi Pengurangan Emisi Karbon di Indonesia

1. Butuh anggaran yang sangat besar

Ilustrasi Anggaran. (IDN Times/Aditya Pratama)

Guna mencapai komitmen di dalam Nationally Determined Contributions (NDC), dibutuhkan anggaran yang sangat besar dan hal tersebut diakui Sri Mulyani tak bisa hanya bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Untuk mencapai NDC, kebutuhan anggarannya sangat besar, ribuan triliun, 280 juta dolar AS atau Rp3.400 triliun. APBN kita Rp3.000 triliun gak mungkin hanya untuk ini saja," kata dia.

Oleh karena itu, sambung Sri Mulyani, dibutuhkan kontribusi dari sektor privat baik domestik maupun internasional.

Baca Juga: Modi Menyombongkan Konstribusi Emisi Karbon India yang hanya 5 Persen

2. Tugas PLN

Kantor Pusat PLN (Dok. PLN)

Berkaitan dengan hal tersebut, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyinggung peran dari PLN. Menurut dia, PLN punya peran besar agar sektor-sektor privat baik domestik maupun internasional bisa mendukung Indonesia dalam mewujudkan komitmen NDC.

"Tergantung dari PLN mampu gak menyediakan patform kerja sama yang workable. Apakah PLN mampu membuat pola kerja sama yang menguntubgkan Indonesia dan bermafaat bagi dunia," beber Sri Mulyani.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya