TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ekonomi Dunia Diramal Minus 4,9, Jokowi Minta ASEAN Kerja Lebih Keras

Pemulihan ekonomi ASEAN harus segera dilakukan

Dok. Biro Pers Kepresidenan

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-36 secara virtual. Dalam KTT tersebut, Jokowi sempat menyinggung prediksi International Monetary Fund (IMF) terhadap pertumbuhan ekonomi dunia yang bisa mencapai minus 4,9 persen akibat pandemik COVID-19.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan dalam KTT itu, Jokowi meminta agar ASEAN terus menggenjot perekonomian lebih keras lagi. Hal itu dilakukan agar pemulihan ekonomi bisa cepat terjadi.

"Presiden menyampaikan hasil laporan IMF dua hari lalu yang merevisi pertumbuhan ekonomi dunia dari minus 3 persen jadi minus 4,9 persen, presiden menyampaikan pentingnya seluruh negara ASEAN bekerja lebih keras agar ekonomi ASEAN, kawasan dapat tumbuh kembali secara lebih cepat," kata Retno dalam keterangan persnya di channel YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (26/6).

Baca Juga: IMF Sebut Ekonomi Global Sudah Resesi, Begini Kondisi Indonesia

1. Jokowi dorong pemimpin ASEAN bahas soal ASEAN Travel Corridor

Dok. Biro Pers Kepresidenan

Untuk dapat menumbuhkan kembali perekonomian ASEAN, Jokowi menekankan konektivitas sebagai kunci, mulai dari konektivitas barang, jasa hingga para pelaku ekonomi.

"ASEAN perlu mulai melakukan pengaturan ASEAN Travel Corridor secara hati-hati, terukur dan bertahap dimulai dengan Essential Bussiness Travel Corridor berdasarkan protokol kesehatan yang ketat," ujar Retno.

ASEAN Travel Corridor ini penting, lanjut Retno, selain untuk percepatan ekonomi ASEAN sekaligus untuk menunjukkan arti komunitas ASEAN, baik di kawasan maupun di mata dunia internasional.

"Presiden mengatakan hendaknya para pemimpin ASEAN menugaskan para menteri membahas ASEAN travel corridor ini," dia menambahkan.

2. Jokowi tegaskan pentingnya konektivitas digital, termasuk perluasan akses bagi UMKM

Presiden Jokowi saat mengunjungi Gedung BNPB pada Rabu, 10 Juni 2020 (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Pada pertemuan tingkat pimpinan negara ASEAN itu, Jokowi juga menegaskan pentingnya konektivitas digital, e-commerce, e-health, e-learning termasuk perluasan akses bagi UMKM untuk masuk ke platform digital.

"Selain itu dalam statement-nya, presiden menekankan penandatangan ARCEP (Asean Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement) tahun ini memiliki arti strategis untuk pemulihan ekonomi dan momentum bagi penguatan resiliensi ekonomi di kawasan pasca-COVID-19," jelas Retno.

3. ASEAN harus menjadi subjek, bukan jadi objek dalam politik global

Presiden Jokowi saat mengunjungi Gedung BNPB pada Rabu, 10 Juni 2020 (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Selain itu, Jokowi juga menekankan tentang pentingnya kerja sama kawasan atau regional. Di tengah pesimisme ini maka kerja sama kawasan menjadi lebih penting untuk mengembalikan harapan terhadap multilateralisme yang efektif, efisien dan berkeadilan.

"Kerja sama ASEAN dan ASEAN Led Mechanism bisa jadi mesin pergerak bagi stabilitas dan perdamaian kawasan di era new normal. ASEAN harus menjadi guardian agar kawasan kita tidak menjadi kawasan power projection negara besar dan ASEAN harus menjadi subjek dan bukan jadi objek dalam politik global," tutur Retno.

Jokowi juga menggarisbawahi tentang pentingnya terus memperkokoh "ASEAN Outlook on The Indopacific" yang mengedepankan inklusivitas, kerja sama, "rules based order" (aturan untuk keteraturan) dan "confidence building" (membangun rasa percaya).

Baca Juga: IMF: COVID-19 Sebabkan Krisis Ekonomi Terhebat Sejak Tahun 1930an

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya