TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jokowi Ungkap Ada 60 Negara Terancam Jadi Negara Gagal

Semua kepala negara pusing karena ketidakpastian saat ini

Presiden Joko "Jokowi" Widodo dalam acara HUT 50 Tahun HIPMI di JCC, Jakarta, Jumat (10/6/2022). (IDN Times/Trio Hamdani)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan, ada 60 negara yang sedang mengalami kesulitan di bidang ekonomi. Bahayanya, mereka terancam menjadi negara gagal.

Negara-negara yang tidak disebutkan namanya itu, dijelaskan Jokowi terancam menjadi negara gagal apabila tidak bisa mengatasi persoalan ekonominya.

"Diperkirakan ada 60 negara yang akan mengalami kesulitan keuangan maupun ekonomi. Dan diperkirakan mereka akan menjadi negara gagal kalau tidak bisa segera mengatasi ekonominya. Inilah yang perlu saya ingatkan kepada kita semuanya," kata Jokowi dalam acara HUT 50 Tahun HIPMI, di JCC, Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Baca Juga: 22 Negara Setop Ekspor Pangan, Jokowi Minta Berhati-hati!

1. Bank Dunia pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global

Ilustrasi depresi ekonomi. (IDN Times/Arief Rahmat)

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun mengingatkan bahwa Bank Dunia telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global.

"Jadi proyeksi pertumbuhan ekonomi betul-betul sudah diturunkan oleh Bank Dunia, utamanya di negara-negara berkembang dari yang sebelumnya 6,6 persen proyeksi di 2022 diturunkan jadi 3,4, anjlok," tuturnya.

Namun, Jokowi bersyukur bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 masih mengalami pertumbuhan 5,01 persen. Menurutnya tidak ada negara anggota G20 yang mencapai pertumbuhan seperti Indonesia.

2. Semua kepala negara dibuat pusing

Ilustrasi Presiden Jokowi (IDN Times/Arief Rahmat)

Jokowi mengingatkan, jangan sampai karena nanti ada perhelatan Pemilu dan Pilkada, akan menambah ketidakpastian yang terjadi saat ini. 

"Kita ini sekarang sudah betul-betul semua kepala negara saya pastikan pusing semuanya, urusan pemulihan ekonomi karena pandemik belum selesai, belum rampung, ditambah lagi perang di Ukraina," ujarnya.

Oleh karena itu, dia menekankan agar urusan Pemilu 2024 tak menambah masalah yang sudah ada saat ini. Dia meminta para pihak bersama-sama menjaganya.

Baca Juga: Bukan COVID-19 Lagi, Stagflasi yang Kini Menghantui Indonesia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya