TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tak Terpengaruh Silicon Valley Bank, Rupiah Menguat Sore Ini

Rupiah menguat tipis

Ilustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan, Rabu (15/3/2023). Rupiah sempat menguat cukup tajam pada pembukaan perdagangan pagi tadi.

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah menguat sebanyak 3,5 poin atau 0,02 persen ke level Rp15.381,5 per dolar AS, mempertahankan tren positif pada pembukaan perdagangan yang menguat sebanyak 16,5 poin ke level Rp15.368,5 per dolar AS pada pembukaan perdagangan pagi ini.

Posisi rupiah hari ini membalikkan tren negatif pada penutup perdagangan Selasa (14/3/2023), yang melemah sebanyak 8,5 poin atau 0,06 persen ke level Rp15.385 per dolar AS.

Baca Juga: Kebangkrutan Silicon Valley Bank Harus Jadi Pelajaran Perbankan 

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Rupiah juga menguat di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), ke Rp15.365 per dolar AS pada Rabu (15/3).

Angka tersebut lebih kecil dibandingkan kurs rupiah pada Selasa (14/3) yang ada di level Rp15.380 per dolar AS.

2. Sektor keuangan Indonesia masih kuat

Menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, pelaku pasar yakin dan percaya bahwa sektor keuangan di Indonesia masih aman dari dampak kebangkrutan Silicon Valley Bank di Amerika Serikat. Sebab, sektor keuangan RI masih berada dalam situasi yang sangat baik dengan pergerakan modal asing menuju emerging market.

"Dan ini terbukti dari derasnya modal asing yang sudah masuk ke pasar finansial dalam negeri, sehingga berdampak terhadap pergerakan nilai tukar rupiah," tuturnya.

Pada Februari lalu, modal asing masuk ke pasar finansial sebanyak 22,9 miliar dolar AS. Rinciannya untuk pembelian saham di Indonesia ada 4,9 miliar dolar AS dan pembelian obligasi sebesar 17,9 miliar dolar AS sehingga membuat harga obligasi jadi lebih baik dan yield menurun.

Dilihat dari rasio kecukupan likuiditas atau liquidity coverage ratio Indonesia masih cukup tinggi sebesar 234 persen dibandingkan dengan negara lainnya, yaitu Amerika Serikat 148 persen, Jepang 135 persen, dan China 132 persen.

"Tapi kita gak boleh lengah tetap harus waspada dan perhatikan risiko bersama," tambahnya.

Baca Juga: Bahlil Kaji Dampak Bangkrutnya Silicon Valley Bank terhadap Indonesia

3. Surplus neraca perdagangan RI jadi angin segar

Sentimen positif lainnya terlihat pada surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2023 yang tercatat lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Surplus pada Februari tercatat sebesar 5,48 miliar dolar AS.

Angka surplus ini berada di atas konsensus para ekonom yang memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Februari 2023 sebesar 3,2 miliar dolar AS.

"Surplus Februari ini sekaligus memantapkan rekor surplus 34 bulan beruntun sejak Mei 2021. Dan ini akan tampak dari sisi sektor riil," tambahnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya