TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bulog Ungkap Alasan Batal Rilis Beras Kemasan Mini

Bantuan pangan beras mulai disalurkan Senin pekan depan

Beras yang dikemas untuk bantuan sosial (bansos) pangan kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). (dok. Bapanas)

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengungkapkan alasan batal merilis beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kemasan 1 kilogram (kg).

Ia menjelaskan, rencana ini tidak terealisasi karena pemerintah akan mendistribusikan bantuan pangan untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

"Karena sekarang sudah ada bantuan pangan sebanyak 10 kilogram (kg) beras per KPM, untuk yang satu kilo kita tarik. Tidak jadi kita realisasikan," kata Buwas di sela Sidak Ketersediaan Beras di Lotte Grosir, Jumat  (8/9/2023).

Baca Juga: Beras Bulog Kosong di Surabaya, Bulog Jatim: Biar Dipasok Petani!

Baca Juga: Harga Beras Premium Naik, Beras Bulog Jadi Primadona 

1. Penyaluran bantuan pangan untuk 21,3 juta KPM

Masyarakat mengecek harga beras. (Dokumentasi/Triyan Pangastuti).

Sementara itu, Buwas menyampaikan penyaluran bantuan pangan sebesar 640 ribu ton beras kepada 21,3 juta KPM akan dilakukan secara serentak pada Senin, 11 September 2023.

"Senin secara serentak menyalurkan bantuan pangan kepada 21,3 juta KPM, masing-masing dapat 10 kg per bulan," imbuhnya.

Baca Juga: Catat! Harga Beras Bulog Naik Jadi Rp54.500 per 5 Kg

2. Bantuan pangan bentuk intervensi pemerintah stabilkan harga beras

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, penyaluran bantuan pangan merupakan langkah intervensi yang perlu dilakukan pemerintah agar harga beras kembali stabil. 

Lebih lanjut, Arief menekankan pada proses penyaluran perlu ada kesesuaian dan meminimalkan kekeliruan di lapangan.

"Data penerima bantuan pangan beras agar benar-benar dilakukan cross check, sehingga bisa tepat sasaran. Khusus distribusi ke daerah 3TP (Tertinggal, Terluar, Terdepan dan Perbatasan) diperlukan efektivitas pengiriman," jelasnya.  

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya