TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pembangunan SDM Kunci agar RI Keluar dari Middle Income Country

Perguruan tinggi perlu tingkatkan skill mahasiswa

Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, (Kemendikbudristek) Profesor Nizam. (youtube.com/Universitas Gadjah Mada)

Jakarta, IDN Times - Pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, kompetitif, inovatif dan kreatif merupakan kunci dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, (Kemendikbudristek) Profesor Nizam menyampaikan membangun kedaulatan teknologi melalui inovasi merupakan langkah konkret yang dapat dilakukan untuk mencapai target visi Indonesia maju.

"Karena tidak mungkin bisa keluar dari middle income country tanpa transfer menjadi knowledge base economy," jelas Profesor Nizam dalam diskusi Pemikiran Bulaksumur yang diselenggarakan Universitas Gajah Mada, dikutip, Jumat (2/2/2024).

Baca Juga: Menparekraf: IKN Menjadi Komponen Menuju Indonesia Emas 2045

1. Sektor industri belum berkembang

ilustrasi gulungan tekstil (pexels.com/Pixabay)

Ia menjelaskan sejak 23 tahun lalu sejumlah pihak sudah membicarakan mengenai knowledge base economy, sayangnya hingga saat ini sektor industri belum berkembang.

Dalam catatannya, 95 persen sektor industri Tanah Air masih berbasis lisensi, kemudian industri otomotif yang telah berada di Indonesia sejak puluhan tahun lalu tapi nyatanya hingga saat ini (Indonesia) hanya menjalankan sisi perakitan atau assembly. 

"Industri obat-obatan 100 persen bahannya impor. Alat kesehatan 90 persen impor, demikian pula yang paling basic berkaitan pangan kita masih bergantung impor. Ini jadi tantangan besar di depan mata bagi dunia perguruan tinggi," tegasnya.

Menurutny berbagai tantangan ini harus ditransformasikan menjadi peluang dengan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan membangun inovasi untuk memajukan Indonesia.

2. Tantangan yang dihadapi Indonesia berkaitan kualitas perguruan tinggi

Diskusi UGM, Tantangan dan Peluang Hilirisasi Hasil R&D Lembaga Riset di Era Digital. (YouTube.com/Universitas Gadjah Mada)

Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 4 ribu perguruan tinggi dengan hampir 10 juta mahasiswa. Bahkan saat ini hampir di semua kabupaten kota ada perguruan tinggi.

"Ini melimpah aksesnya. Bahkan pendidikan tinggi di Papua angka partisipasi kasar (APK) lebih banyak daripada di Jawa. Jadi tidak benar bahwa disparitas Jawa dan Luar Jawa terjadi seolah-olah di Jawa lebih mudah, dari sisi akses itu sifatnya universal," ucap Nizam.

Kendati begitu, tantangan yang masih dihadapi saat ini berkaitan dengan kualitas, mutu dan relevansi. Lantaran dunia sudah berubah dengan cepat atau sering disebut dengan VUCA yakni (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity).

"Dengan ketidakpastian jadi tantangan bagi dunia perguruan tinggi saat menyiapkan SDM yakni bagaimana kita meningkatkan skill, kompetensi yang akan dibutuhkan lima tahun kedepan," ucapnya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ingatkan Investasi SDM Demi Indonesia Unggul

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya