TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Biro Travel Bakal Kesulitan Kirim Seluruh Jemaah yang Batal Umrah

Ada sekitar 62 ribu jemaah RI yang batal umrah

Ilustrasi. Jemaah di Masjidil Haram, Makkah. (IDN Times/Mela Hapsari)

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji (Sapuhi), Syam Resfiadi mengatakan biro travel umrah atau usaha Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPUI) di Indonesia akan kesulitan apabila langsung memberangkatkan puluhan ribu jemaah Indonesia yang sempat batal berangkat.

Syam mengatakan ada sekitar 62 ribu jemaah di seluruh Indonesia yang batal berangkat ke Tanah Suci untuk umrah karena pandemik COVID-19.

Dia mengatakan pandemik telah menguras arus kas biro travel umrah. Oleh sebab itu, apabila umrah sudah resmi dibuka, maka kemungkinan besar proses memberangkatkan 62 ribu jemaah yang batal umrah dilakukan bertahap.

"Tidak ada sama sekali biaya suntikan dana dari berbagai pihak, bahkan pinjaman saja tidak diberikan oleh perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Sehingga ya anggota Sapuhi atau asosiasi lain hanya bisa bergerak secara perlahan, tidak bisa langsung karena akan menyulitkan perusahaan," kata Syam kepada IDN Times, Selasa (12/10/2021).

Baca Juga: Mengintip Isi Nota Diplomatik Saudi soal Lampu Hijau Jemaah Umrah RI

Baca Juga: Ibadah Haji Batal Lagi, Biro Haji Kehilangan Pendapatan Ratusan Miliar

1. Biro travel hanya bisa berangkatkan 10-15 persen jemaah yang batal umrah

Kondisi Jemaah Umrah di Bandara Soekarno-Hatta (27/2) (IDN Times/Kevin Handoko)

Syam memprediksi, rata-rata biro travel umrah hanya bisa memberangkatkan 10-15 persen dari total masing-masing jemaah yang batal berangkat.

"Tergantung dari perusahaan masing-masing, kemampuannya seperti apa. Kalau dia punya 100 jemaah yang tertunda, tapi karena sudah banyak uang yang digunakan untuk segala macam, sehingga akhirnya tidak bisa memberangkatkan 100 persen," ujar Syam.

Untuk mengatasi itu, Syam mengatakan anggota Sapuhi akan mempersiapkan paket umrah ketika nanti sudah dibuka untuk ditawarkan kepada calon jemaah baru. Apabila sudah mendapat untung dari jemaah baru, maka para biro bisa menambah lagi jumlah jemaah yang batal berangkat.

"Mungkin sekitar 10-15 persen dulu, sambil berjualan yang baru. Setelah dapat untung dari penjualan baru, diberangkatkan yang lainnya," ucap dia.

Baca Juga: Jemaah Umrah Gak Boleh Protes Bila Vaksin Booster Berbayar, Kenapa?

2. Kondisi jemaah tak lagi sama

Ilustrasi/Jemaah Umrah yang kembali melaksanakan Umrah Perdana di Makkah dalam Pandemik COVID-19 (Dok. KJRI Jeddah/Fauzy Chusny)

Selain itu, menurut Syam sulit untuk memberangkatkan 100 persen jemaah yang batal umrah karena kondisi para jemaah tentunya sudah berbeda.

"Bisa saja sudah ada yang meninggal, batal, sudah tidak bekerja, atau sudah dipindahkan perusahaannya, atau usahanya bangkrut. Jadi kemungkinan 100 persen bisa berangkat berbarengan akan kecil kemungkinannya," tutur Syam.

Baca Juga: Melacak Nasib Dana Haji setelah 2 Tahun Jemaah Batal ke Tanah Suci

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya