BPS: Ekspor-Impor RI dengan Rusia dan Ukraina Tidak Terlalu Besar
Neraca dagang RI masih defisit dengan Rusia dan Ukraina
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, mengatakan kontribusi ekspor dan impor ke/dari Rusia dan Ukraina tidak terlalu besar terhadap total kinerja ekspor dan impor Indonesia.
Dalam hal ini, Margo menyoroti konflik militer yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
BPS mencatat, kontribusi ekspor ke Rusia pada 2021 hanya 0,65 persen, dan impor hanya 0,64 persen terhadap total ekspor Indonesia selama 2021. Lalu, pada periode Januari-Februari 2022, kontribusi ekspor Indonesia ke Rusia hanya 0,84 persen dan impor hanya 1 persen.
Sementara itu, kontribusi ekspor Indonesia ke Ukraina hanya 0,18 persen terhadap total ekspor di 2021, dan impor hanya 0,53 persen terhadap total impor di tahun yang sama. Adapun pada periode Januari-Februari 2022, kontribusi ekspor ke Ukraina hanya 0,07 persen, dan impor 0,1 persen.
"Kalau kita lihat, share-nya itu terhadap total ekspor maupun impor tidak terlalu besar dengan dua negara tersebut," kata Margo dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/3/2022).
Baca Juga: Tidak Setia Kawan, China Tolak Ekspor Suku Cadang Pesawat ke Rusia
Baca Juga: BPS Soroti Harga Gabah dan Beras Provinsi Lampung Februari 2022
1. Kinerja ekspor dan impor RI dengan Rusia
Selama 2021, nilai ekspor Indonesia ke Rusia mencapai 1,49 miliar dolar AS, dan impor 1,25 miliar dolar AS. Sementara itu, pada periode Januari-Februari 2022, kinerja ekspor ke Rusia mencapai 332,1 juta dolar AS, dan impor senilai 347,1 juta dolar AS.
Adapun komoditas ekspor utama Indonesia ke Rusia sepanjang 2021 adalah lemak dan minyak hewan/nabati senilai 833,6 juta dolar AS, karet, dan barang dari karet senilai 99,4 juta dolar AS, dan mesin/peralatan listrik senilai 89,4 juta dolar AS.
Lalu, pada periode Januari-Februari 2022, komoditas ekspor utama ke Rusia adalah lemak dan minyak hewan/nabati senilai 204,4 juta dolar AS, mesin/peralatan listrik senilai 21,8 juta dolar AS, dan mesin dan peralatan mekanis 16,5 juta dolar AS.
"Pada 2021 kita juga mengimpor berupa besi dan baja senilai 447 juta dolar AS, pupuk 326,1 juta dolar AS, dan terakhir bahan bakar mineral 233,4 juta dolar AS. Di Januari-Februari 2022 ini, komposisinya sama dengan 2021, kita bergantung kepada Rusia utamanya besi dan baja, pupuk, dan bahan bakar mineral. Besi dan baja kita impir 135 juta dolar AS, pupuk 95,6 juta dolar AS, dan bahan bakar mineral 63,9 juta dolar AS," tutur Margo.
Editor’s picks
Baca Juga: Duh, Perang Rusia-Ukraina Diprediksi Ganggu Impor Gandum ke RI!