BPS Pede Indonesia Bisa 'Cabut' dari Zona Resesi di Kuartal II 2021
Ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 masih kontraksi.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2021 kembali mencatatkan surplus, bahkan tertinggi sepanjang tahun. Kondisi itu menurut Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto, bakal menjadi faktor pendorong ekonomi Indonesia untuk tak lagi negatif, atau keluar dari zona resesi pada kuartal II-2021.
Saat ini, kontribusi ekspor dan impor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berada di kisaran 19-21 persen.
"Dan kalau nanti ditambah dengan performa konsumsi pemerintah, investasi, dan konsumsi rumah tangga, saya yakin ekonomi Indonesia di kuartal II 2021 akan masuk ke zona positif," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/6/2021).
Sebelumnya, perekonomian Indonesia pada kuartal I-2021 masih berada di zona resesi dengan kontraksi 0,74 persen secara year on year (yoy), melihat ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 tumbuh 2,97 persen. Dengan demikian, ekonomi Indonesia masih resesi, karena terus mengalami kontraksi sejak kuartal II-2020.
Baca Juga: Tertinggi di 2021, Neraca Perdagangan Mei Surplus 2,36 Miliar Dolar AS
Baca Juga: Impor Turun, Neraca Dagang Indonesia dengan Tiongkok Masih Defisit
1. Neraca dagang Mei cetak rekor sepanjang 2021
Suhariyanto optimistis ekonomi Indonesia bisa tumbuh positif di kuartal II-2021. Sebab, neraca dagang Mei 2021 ini cetak surplus sebesar 2,36 miliar dolar AS.
Pada Januari 2021 neraca perdagangan Indonesia 1,96 miliar dolar AS. Lalu pada Februari 2021, neraca perdagangan Indonesia sebesar 1,99 miliar dolar AS, pada Maret 2021 sebesar 1,56 miliar dolar AS, dan April sebesar 2,19 miliar dolar AS.
Baca Juga: Industri Otomotif Kembali Bergeliat, Efek Relaksasi PPnBM