Industri Produk Olahan Tepung Tumbuh Pesat, RI Kebagian Berkahnya?
Produksi tepung didominasi terigu yang pakai bahan impor
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Konsumsi tepung di Indonesia mengalami peningkatan drastis. Dari hanya 3 persen terhadap konsumsi karbohidrat masyarakat pada 1975, meningkat jadi 30 persen saat ini.
Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi yang juga alumni Fakultas Pertanian IPB mengatakan, tepung kini menjadi pilihan karbohidrat banyak masyarakat, khususnya dalam bentuk yang sudah diolah, baik menjadi mie, roti, pizza, dan sebagainya.
“Dalam 20 tahun terakhir Indonesia telah, sudah melakukan diversifikasi pangan yang berhasil. Dan diversifikasi pangan itu adalah dengan terigu. Tahun 1975 kira-kira kontribusi terigu terhadap konsumsi protein kita 3 persen. Sekarang sudah 30 persen kontribusi terigu terhadap konsumsi karbohidrat,” ucap Bayu dałam Talkshow Faperta IPB, Minggu (24/9/2023).
Baca Juga: RI Cita-Cita Swasembada Pangan, Gimana Nasib Diversifikasi?
Baca Juga: Kementan Klarifikasi soal Lesti Kejora Jadi Duta Petani Millennial
1. Industri tepung didominasi bahan baku asing
Sayangnya, kemajuan industri tepung masih belum sepenuhnya memberi berkah bagi Indonesia. Sebab, industri tersebut didominasi produsen tepung terigu, yang menggunakan bahan baku dari luar negari, yakni gandum yang diimpor.
“Jangan bilang bahwa itu kan karena impor itu. Ya memang betul, di situ masalahnya mendasar,” ucap Bayu.
Bayu mengatakan, para pelaku industri pangan yang menggunakan tepung sebagai bahan baku utama selama ini mengimplementasikan cara pemasaran atau marketing yang bagus, sehingga, produksinya bisa terus terserap di pasar.
Hebatnya lagi, dengan segala bentuk pemasaran yang dilakukan, para pelaku industri produr olahan tepung bisa mengubah pola konsumsi banyak orang.
Editor’s picks
“Dia diperlakukan sebagai bisnis. Dan bisnis salah satu cirinya adalah marketing. Sedemikian hebatnya marketing yang dilakukan oleh produsen atau pengusaha terigu ini, dia mampu mengubah perilaku pangan kita,” ucap Bayu.
Baca Juga: 40 Ribu Ton Biji-bijian Siap Ekspor Rusak usai Serangan Rusia