TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

RAPBN 2023 Diserahkan ke DPR, Defisit Ditargetkan Gak Sampai 3 Persen 

Banggar DPR serahkan hasil pembahasan RAPBN 2023

Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI, Muhidin Mohamad Said menyerahkan hasil pembahasan pembicaraan pendahuluan RAPBN 2023 dalam rapat paripurna DPR RI yang digelar hari ini, Kamis (30/6/2022). (dok. IDN Times/Vadia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Badan Anggaran DPR RI telah menyerahkan hasil pembahasan pembicaraan pendahuluan RAPBN 2023 dalam rapat paripurna DPR RI yang digelar hari ini. Dalam hasil pembahasan RAPBN 2023 itu, pemerintah dan Banggar DPR menargetkan defisit APBN 2023 tak lebih dari 3 persen terhadap produk domesti bruto (PDB).

"Pada tahun 2023 pemerintah berkomitmen untuk melakukan langkah-langkah konsolidasi fiskal dengan mengembalikan defisit anggaran di bawah 3 persen terhadap PDB," kata Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI, Muhidin Mohamad Said dalam rapat paripurna yang ditayangkan di YouTube DPR RI, Kamis (30/6/2022).

Baca Juga: Utang Pemerintah Tembus Rp7 Ribu Triliun, Masih Amankah?

Baca Juga: Pemerintah Sodorkan RAPBN 2023 ke DPR, Patok Ekonomi Tumbuh 5,9 Persen

1. Pemerintah dan Banggar DPR targetkan ekonomi 2023 tumbuh sampai 5,9 persen

ilustrasi anggaran ekonomi (IDN Times)

Hasil pembahasan RAPBN 2023 menetapkan sejumlah indikator ekonomi makro tahun depan. Salah satunya, pertumbuhan ekonomi ditargetkan berkisar 5,3-5,9 persen.

Kemudian, laju inflasi disepakati pada kisaran 2-4 persen. Adapun nilai tukar rupiah disepakati Rp14.300-14.800 per dolar AS. Lalu, tingkat bunga Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun disepakati 7,34-9,16 persen.

Hasil pembahasan RAPBN 2023 antara Banggar DPR RI dan Kementerian Keuangan juga menyepakati harga minyak mentah Indonesia di kisaran 90-110 dolar AS per barel. Kemudian, lifting minyak bumi 660 ribu-680 ribu barel per hari. Lifting gas bumi disepakati 1,05 juta-1,15 juta barel setara minyak per hari.

"KEM PPKF tahun 2023 disusun di tengah pemulihan ekonomi yang semakin menguat. Namun demikian perekonomian global masih dibayangi ketidakpastian. Dan ketidakpastian ekonomi global dipicu antara lain geopolitik Rusia dan Ukraina yang berdampak pada kenaikan harga komoditas energi dan pangan yang signifikan," ucap Muhidin.

2. Pemerintah dan DPR targetkan belanja negara 15,1 persen terhadap PDB

ilustrasi anggaran (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun postur makro fiskal 2023 yang akan digunakan dasar penurunan RAPBN 2023, yakni pendapatan negara 11,9-12,24 persen terhadap PDB. Angka itu terdiri dari perpajakan 9,3-10 persen terhadap PDB, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) 1,88-2,22 persen terhadap PDB.

Lalu, belanja negara 13,8-15,1 persen terhadap PDB. Angka itu terdiri dari belanja pemerintah pusat 9,85-10,9 persen terhadap PDB. Kemudian, transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar 3,95-4,2 persen terhadap PDB.

Baca Juga: Janjinya IKN Tak Pakai APBN, Jokowi Malah Teken PP No 17 Tahun 2022

3. Pemerintah dan DPR targetkan defisit APBN maksimal 2,85 persen terhadap PDB tahun depan

ilustrasi utang (IDN Times/Aditya Pratama)

Lalu, pemerintah dan Banggar DPR menyepakai keseimbangan primer sebesar 0,46-0,61 persen terhadap PDB.

Adapun defisit APBN ditargetkan 2,61-2,85 persen terhadap PDB. Lalu, pembiayaan diperkirakan 2,61-2,85 persen terhadap PDB yang terdiri atas Surat Berharga Negara (SBN) Neto 2,93-3,95 persen terhadap PDB, dan investasi Neto 0,32-1 persen terhadap PDB.

Kemudian, rasio utang diperkirakan sampai dengan akhir tahun kesepatakan 40,58-42,35 persen terhadap PDB.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya