TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Likuiditas: Pengertian, Komponen, dan Cara Menghitungnya

Cari tahu cara menghitung likuiditas di sini

ilustrasi meninjau rencana keuangan (unsplash.com/paico oficial)

Istilah likuiditas mungkin sudah terasa sangat familier bagi kamu yang berkecimpung di dunia bisnis, khususnya keuangan. Namun, bagi orang awam mungkin istilah ini terdengar asing.

Likuiditas biasanya ditemukan pada bagian keuangan sebuah perusahaan. Bagi kamu yang penasaran apa itu likuiditas, fungsinya, manfaat, komponen, hingga cara menghitung likuiditas. Berikut ini penjelasannya!

1. Pengertian likuiditas

ilustrasi kerja (Pexels/fauxels)

Bagi kamu yang merasa baru dengan istilah-istilah keuangan, tentu perlu mengetahui definisi atau pengertian yang tepat dari istilah ini. Likuiditas dapat dikatakan sebagai kemampuan pemenuhan kewajiban oleh sebuah perusahaan sekaligus sebagai penunjuk level keuangan dari perusahaan.

Ketika tingkat likuiditas yang dimiliki sebuah perusahaan tergolong tinggi, maka semakin baik pula nilai yang didapat atas kinerjanya. Hal ini berlaku sebaliknya, penilaian yang rendah atas kinerja akan didapatkan jika tingkatan yang dicapai pun rendah.

2. Komponen dalam likuiditas

ilustrasi mengatur keuangan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Terdapat 3 komponen dasar dalam likuiditas yang saling berkaitan dalam menjaga tingkatan dan stabilnya perekonomian perusahaan. Ketiga komponen dasar tersebut adalah kedalaman, kerapatan, dan resiliensi.

Ketiga komponen tersebut memiliki arti atau maknanya masing-masing. Kedalaman merupakan perbedaan dari jumlah atau volume produk yang berhasil terjual dan yang dibeli di tingkatan harga tertentu.

Sedangkan kerapatan menunjukkan kehadiran gap antara harga normal dari sebuah produk dan harga yang sesuai persetujuan. Sedangkan resiliensi dimaknai sebagai kecepatan berubahnya harga yang terbilang nyata setelah hadirnya ketidakstabilan harga, sehingga mengarah ke harga efisien.

3. Fungsi dan manfaat likuiditas

ilustrasi laporan keuangan (pexels.com/mikhail-nilov)

Likuiditas memiliki beberapa fungsi bagi perusahaan. Di antaranya sebagai antisipator dana ketika terdapat keperluan yang sifatnya tiba-tiba. Fungsi lainnya adalah dalam menjalankan kegiatan bisnis harian serta menjadi tolak ukur tersedianya kas sebagai pemenuhan utang jangka pendek. 

Selain itu, dari aspek ini sebuah perusahaan dapat dinilai kelayakannya dalam memperoleh pinjaman investasi atau modal. Ada pula fungsinya untuk pihak perbankan, yaitu memudahkan nasabah dalam melakukan penarikan dana.

Sementara likuiditas juga bermanfaat bagi pihak perusahaan, yaitu sebagai alat ukur untuk tingkat fleksibilitas perusahaan. Tolak ukur tersebut guna memperoleh investor yang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Selain manfaat di atas, manfaat lain adalah membantu terlaksananya pengawasan terhadap efisiensi modal perusahaan.

4. Jenis-jenis rasio untuk menghitung likuiditas

pexels/Lukas

Rasio merupakan angka yang berperan sebagai penunjuk untuk melihat kemampuan perusahaan dalam membayar utang. Terdapat beberapa jenis rasio, seperti rasio cepat, rasio perputaran kas, rasio lancar, rasio modal kerja, hingga rasio kas.

Rasio cepat digunakan untuk mengetahui besarnya kemampuan perusahaan menggunakan aktiva lancar tanpa pertimbangan persediaan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek.

Sedangkan rasio perputaran kas digunakan untuk mengindikasikan angka relatif sebagai hasil modal kerja dan jumlah produk terjual. Menghitung dengan rasio jenis ini dapat dilakukan dengan melakukan pembagian produk yang terjual dengan modal kerja bersih.

Lalu rasio lancar dipakai untuk melihat seberapa mampu sebuah perusahaan mengambil manfaat aktiva lancar guna memenuhi kewajiban lancar.

Baca Juga: 8 Tahap Perencanaan dalam Proses Audit Laporan Keuangan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya