Game Indonesia Laris Manis, Potensi Raup Rp185,5 M di Pameran Berlin

Game bisa jadi sarana promo wisata dan perdagangan

Jakarta, IDN Times - Produk kreatif Indonesia berpotensi meraup transaksi sebesar 13 juta dolar AS atau Rp185,5 miliar dalam ajang pameran game terbesar di Berlin, Jerman. Indonesia berhasil unjuk gigi dalam pameran yang melibatkan 28 negara peserta.

"Produk kreatif Indonesia semakin dilirik banyak peminat. Melalui pameran ini, diharapkan produk kreatif Indonesia dapat meningkatkan transaksi ekonomi di pasar global. Pemerintah Indonesia akan terus mendukung promosi game lokal ke berbagai pameran, di antaranya pameran gim terbesar di dunia saat ini," ujar Atase Perdagangan Berlin Nurlisa Arfani lewat keterangannya diterima di Jakarta, Rabu (8/9/2021).

Para pelaku usaha Indonesia berpartisipasi pada Pameran Gamescom Global 2021 yang berlangsung pada 23-29 Agustus 2021. Hal itu hasil sinergi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin bersama Atase Perdagangan Berlin, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Hamburg, serta Asosiasi Games Indonesia (AGI).

Baca Juga: Sandiaga Uno Dorong Percepatan Digitalisasi Ekonomi Kreatif saat PPKM

1. Digelar secara virtual, ada dua agenda utama

Game Indonesia Laris Manis, Potensi Raup Rp185,5 M di Pameran BerlinIlustrasi Gaming Tools (IDN Times/Mardya Shakti)

Gamescom Global 2021 terdiri dari dua kegiatan. Gamescom yang lebih bersifat business to consumer (B2C) berlangsung pada 25-29 Agustus 2021. Sedangkan Devcom Developer Conference (DDC) yang lebih bersifat business to business (B2B) berlangsung pada 23-27 Agustus 2021.

Seperti gelaran tahun sebelumnya, Gamescom Global 2021 diselenggarakan oleh Koeln Messe secara virtual karena adanya pembatasan perjalanan dan aktivitas sebagai dampak dari pandemik COVID-19 yang masih berlangsung.

Baca Juga: Jokowi Klaim Inflasi RI Terkendali ketimbang AS dan Jerman

2. Game Indonesia, game dari Asia Tenggara yang paling banyak diminati

Game Indonesia Laris Manis, Potensi Raup Rp185,5 M di Pameran BerlinIlustrasi Game (IDN Times/Mardya Shakti)

Pada gelaran kali ini, Paviliun Indonesia menampilkan 39 peserta yang dikurasi oleh Kemenparekraf dan AGI. Dari jumlah tersebut, sebanyak 15 di antaranya difasilitasi Kemenparekraf, 10 oleh KBRI Berlin, dan 5 peserta oleh ITPC Hamburg.

"Selain capaian potensi transaksi, pada ajang ini game Indonesia terpilih sebagai game yang paling banyak diminati dari wilayah Asia Tenggara versi Virtual SEA and Southeast Asian Game Developers. Beberapa di antaranya adalah Nusantara Fighter, Fallen Elysium, Dusk at War, and Fading Star, dan Project Unseek," ujar Nurlisa.

Baca Juga: 5 Game Konami Terbaik Sepanjang Masa, Deretan Game Legenda

3. Konten game bisa jadi sarana promo pariwisata dan perdagangan

Game Indonesia Laris Manis, Potensi Raup Rp185,5 M di Pameran BerlinKursi kosong diletakkan di depan gerbang Bradenburg sebagai pengingat keadaan yang sulit bagi pemilik hotel dan restoran saat pandemik COVID-19, di Berlin, Jerman, pada 24 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Michele Tantussi 

Nurlisa menambahkan konten game juga dapat dijadikan sebagai sarana promosi bagi sektor pariwisata maupun perdagangan. Beberapa game Indonesia terbaru menampilkan detil grafik yang menampilkan destinasi wisata, budaya maupun produk Indonesia antara lain kopi dan makanan khas Indonesia.

Game tersebut antara lain Si Juki Warteg Mania (Arsanesia), Selera Nusantara (Gambir Studio), Bubur Ayam Express (Gambir Studio), Warteg Gelora dan Bakso Horor (Megaxus), serta Nonstop Ngamen (Wisageni).

4. Game posisi ke-7 penyumbang PDB dari ekraf

Game Indonesia Laris Manis, Potensi Raup Rp185,5 M di Pameran BerlinIlustrasi Bermain Game (IDN Times/Mardya Shakti)

Pada 2020, dari keseluruhan ekonomi kreatif di Indonesia, subsektor aplikasi dan game menempati posisi ke-7 dari 16 sebagai penyumbang PDB ekonomi kreatif Indonesia. Transaksi game mencatat nominal Rp24,88 triliun.

Dari jumlah tersebut, sebesar 2,19 persen merupakan kontribusi subsektor Aplikasi Game Developer (AGD) untuk PDB nasional. Subsektor AGD menunjukkan tren kenaikan positif di tengah situasi pandemi COVID-19 saat ini dibanding dengan subsektor lainnya. Subsektor AGD memiliki nilai pertumbuhan positif tertinggi kedua setelah subsektor TV & radio, dengan pertumbuhan sebesar 4,47 persen.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya