Punya Rumah Jadi Ukuran Kemapanan Finansial Milenial, Ini Alasannya!

Begini pilihan milenial soal properti

Jakarta, IDN Times - Memiliki rumah sendiri mempunyai arti penting bagi milenial Indonesia. Generasi milenial sering menganggap kepemilikan rumah sebagai sebuah langkah penting menuju kesejahteraan finansial dan memapankan hubungan yang kuat dalam suatu lingkungan masyarakat atau komunitas.

Hal itu terungkap dalam riset yang dirilis dalam Indonesia Millennial Report 2024. Dalam pembahasan tentang kepemilikan rumah dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa milenial Indonesia menjadikan hal itu sebagai penanda penting bagi stabilitas keuangan dan investasi jangka panjang.

Laporan itu hasil kerja sama IDN Media bekerja sama dengan 99 Group, platform properti dengan pertumbuhan tercepat Asia Tenggara, untuk mengumpulkan wawasan dan data mengenai tren properti di kalangan milenial dan Gen Z.

Hasilnya menunjukkan, impian milenial untuk memiliki rumah semakin besar, baik sebagai tujuan finansial yang substansial maupun sebagai simbol pencapaian keamanan pribadi dan keluarga.

Baca Juga: Beli Rumah Maksimal Rp5 Miliar Bisa Bebas PPN, Begini Simulasinya!

1. Milenial lebih prioritaskan beli rumah ketimbang Gen Z

Punya Rumah Jadi Ukuran Kemapanan Finansial Milenial, Ini Alasannya!Indonesia Millennial Report 2024 - Financial Preference

Semakin banyak generasi milenial memprioritaskan kepemilikan rumah. Hal ini mencerminkan aspirasi mereka untuk masa depan yang stabil dalam lanskap ekonomi yang berkembang pesat.

Data yang dikumpulkan dari Januari 2022 hingga Juni 2023, menunjukkan bahwa semakin banyak generasi milenial yang aktif melakukan penelusuran dibandingkan dengan Gen Z.

Mayoritas generasi milenial berniat melakukannya membeli properti untuk keperluan perumahan (63.1 persen). Meski demikian, motivasi finansial juga berperan peran penting, sekitar 18,5 persen generasi milenial melihat properti sebagai investasi, diikuti sebesar 9,2 persen yang mencari properti sebagai agen atau co-broker, dan 7,7 persen untuk tujuan bisnis.

Singkatnya, data dari 99 Group menunjukkan bahwa generasi milenial saat ini memiliki daya beli yang lebih besar dan cenderung mempertimbangkan properti dengan harga lebih tinggi dibandingkan dengan Gen Z. Ini mungkin biasanya dikaitkan dengan stabilitas keuangan yang berhubungan dengan generasi yang lebih tua.

2. Spesifikasi properti pilihan milenial

Punya Rumah Jadi Ukuran Kemapanan Finansial Milenial, Ini Alasannya!Indonesia Millennial Report 2024 - Financial Preference

Menurut temuan 99 Group, generasi milenial menunjukkan preferensi yang kuat terhadap rumah tapak saat melakukan pencarian untuk properti, sebanyak 64,6 persen memilih properti jenis ini. Diikuti oleh 14,3 persen yang lebih memilih tanah, dan 9,4 persen yang lebih memilih apartemen, dan 8,5 persen lebih memilih ruko.

Lokasi yang paling banyak dicari kalangan milenial adalah kota-kota besar di Indonesia, dengan Jakarta memimpin sebesar 61,4 persen, diikuti oleh Bandung sebesar 11,3 persen, dan Surabaya sebesar 10,8 persen.

Dalam hal ukuran properti, lebih dari separuh generasi milenial termasuk dalam kategori ini mencari properti dengan luas kurang dari 100 meter persegi. Generasi milenial relatif fleksibel terhadap kondisi bangunan, apakah itu baru atau bekas.

Baca Juga: 6 Perbedaan KPR Syariah dan KPR Konvensional, Biar Gak Asal Pilih!

3. Harga properti

Punya Rumah Jadi Ukuran Kemapanan Finansial Milenial, Ini Alasannya!Indonesia Millennial Report - Financial Preference

Lebih dari separuh generasi milenial lebih memilih properti harga di bawah Rp1 miliar. Khususnya, harga properti di bawah Rp400 juta menyumbang 25,0 persen, sedangkan harga berkisar antara Rp400 juta hingga Rp 1 miliar mencapai 32,3 persen.

Di antara generasi milenial yang disurvei, 89,2 persen memilih untuk pembayaran KPR (KPA/KPR), 5,0 persen metode cicilan pilihan, dan 5,8 persen memilih untuk membayar tunai.

Berdasarkan Flash Report Resale Price Index dari 99 Group, harga properti di Indonesia telah menunjukkan tren peningkatan sejak Januari 2020. Secara keseluruhan, antara Januari 2020 hingga Juli 2023, Indeks Harga Jual Kembali Indonesia mencatat kenaikan signifikan sebesar 10,5 persen.

Meskipun secara umum trennya terpantau demikian, masing-masing kota menunjukkan tingkat pertumbuhan yang berbeda-beda. Misalnya Medan mengalami peningkatan cukup besar sebesar 18,5 persen, disusul oleh Bekasi sebesar 15,6 persen, dan Tangerang sebesar 14,9 persen.

Sebaliknya, beberapa kota mencatat tingkat pertumbuhan yang lebih moderat, termasuk Surakarta sebesar 3,5 persen, Denpasar sebesar 4,3 persen, dan Surabaya sebesar 5,3 persen. Kesenjangan dalam tingkat pertumbuhan ini mencerminkan beragam dinamika pasar properti Indonesia berbagai daerah dan pusat kota.

Pada paruh pertama 2023, kota-kota tersebut memiliki median harga properti tertinggi terutama terletak di DKI Jakarta. Secara khusus, ini
kota-kota termasuk Jakarta Pusat dengan harga rata-rata sebesar Rp6,5 miliar, Jakarta Utara Rp4,3 miliar, Jakarta Selatan sebesar Rp3,4 miliar, dan Jakarta Barat sebesar Rp2,5 miliar.

Selain Jakarta, Surabaya juga menonjol dengan harga rata-rata Rp2,5 miliar. Baik Jakarta maupun Surabaya merupakan bagian integral dari
kota-kota megapolitan Indonesia, khususnya Jabodetabek (terdiri dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) dan Gerbangkertosusila (meliputi Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan).

Kota-kota ini termasuk yang terbesar di Indonesia, bercirikan padat jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi yang dinamis. Mereka mendapat manfaat dari yang kuat infrastruktur dan fasilitas yang lengkap, faktor-faktor yang berkontribusi ke status mereka sebagai kota dengan median harga properti tertinggi.

Baca Juga: BI Ungkap Dampak Krisis Properti China ke Ekonomi Global

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya