Kemenperin Wanti-wanti Kebijakan Penarikan Cukai Plastik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mewanti-wanti kebijakan penarikan cukai plastik, yang bisa berdampak negatif terhadap pertumbuhan industri dalam negeri yang sudah mulai bertumbuh saat ini, termasuk industri kecil menengah. Penarikan cukai plastik dikhawatirkan akan mengganggu sisi permintaan.
“Ketika demand berkurang, pasti kebutuhan yang ada akan diisi oleh produk impor yang cenderung lebih murah. Ini juga yang harus kita sikapi. Karena demand tetap ada, tetapi konsumen pasti cenderung memilih harga yang lebih murah. Harga murah karena tidak ada pengenaan cukai di kemasan plastiknya,” kata Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita, dalam keterangan tertulisnya pada Senin (27/11/2023).
Jika kemasan plastik itu dikenakan cukai, pasti ada koreksi harga yang akan ditanggung oleh konsumen. Jika ada koreksi harga, lanjutnya, pasti permintaan akan terkoreksi juga.
“Takutnya kita dengan kondisi seperti ini industri dalam negeri yang sudah tumbuh bisa terhambat,” ujarnya.
1. Pemerintah dinilai harus menjaga tren ekonomi yang sedang positif
Lebih jauh, Reni khawatir dampak dari kebijakan ini akan mengurangi daya saing nasional.
“Ini akan diisi oleh pangsa impor. Impor juga bukan hanya di produk hilir yang kita hasilkan seperti produk makanan dan minuman dalam kemasan, ini akan diisi oleh produk impor dan juga untuk bahan bakunya,” ucapnya.
“Padahal pekerjaan rumah kita adalah bagaimana menumbuhkan lagi industri dari keterpurukannya akibat COVID-19. Saat ini sudah mulai bergerak lagi tetapi ada wacana seperti ini. Bisa dibayangkan bagaimana sulitnya nanti untuk membangkitkan lagi industri kita yang sudah mulai tumbuh karena adanya penarikan cukai plastik,” tambahnya.
Dia menegaskan, kemasan plastik itu bukan limbah karena bisa diolah lagi menjadi bahan baku untuk industri lainnya, termasuk untuk industri berbasis sandang, karpet, dan juga industri alas kaki
Baca Juga: Pemerintah Tunda Penerapan Cukai Plastik dan MBDK
2. Belum tepat waktunya untuk menerapkan cukai plastik
Editor’s picks
Sementara itu, anggota Komite Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Rachmat Hidayat menyampaikan, pengendalian sampah plastik seharusnya dilakukan secara menyeluruh dengan mempertimbangkan cost and benefit.
Menurutnya, penarikan cukai plastik ini akan memicu terjadinya kenaikan harga, yang otomatis akan menyebabkan permintaan turun.
“Ada pilihan lain yang lebih baik kita ambil yang ongkosnya tidak sebesar itu, misalnya pengelolaan sampah yang lebih baik,” katanya.
“Apindo memandang cukai plastik bukan pilihan yang tepat untuk saat ini. Karena ekonomi nacional kita memerlukan pertumbuhan yang salah satunya didorong oleh pertumbuhan industri. Dan kita masih punya banyak ruang untuk meningkatkan pengelolaan sampah kita,” kata Rachmat.
3. Untung-rugi cukai plastik
Peneliti INDEF, Ahmad Heri Firdaus, mengatakan penarikan cukai plastik bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi, Misalnya, dari yang harusnya tumbuh 6 persen, tetapi karena ada kebijakan ini angkanya bisa menjadi 5,9 persen.
“Artinya, ada potensi pertumbuhan yang terbuang,” tuturnya.
Menurut perhitungan Indef, mengenakan cukai pada kemasan plastik dampaknya tidak hanya di industri kemasan plastik atau sejenisnya saja. Industri terkait juga akan kehilangan nilainya yang lebih besar.
Sebagai contoh pengguna kemasan plastik FMCG, yang juga akan terdampak secara ekonomi karena produk makanan dan kebutuhan sehari-hari salah satu input produksinya adalah kemasan plastik.
“Nah, ketika terjadi kenaikan harga input, sebagai pengusaha atau produsen, apabila harga input mengalami kenaikan meskipun nanti akan dibebankan kepada konsumen, tetapi estimasinya konsumen ini akan merespons dengan menyesuaikan konsumsinya yang pada akhirnya akan direspons juga oleh industri di hulunya,” katanya.
“Jadi, yang perlu dilihat lagi adalah berapa yang diterima pemerintah kalau menerapkan cukai kemasan plastik ini. Yang saya yakin, di awal mungkin tidak terlalu besar, sekitar 1-2 triliun. Tetapi, kerugian dan dampak ekonomi itu lebih dari apa yang diterima pemerintah,” ucapnya.
Baca Juga: Kurangi Polusi Mikroplastik, Eropa Usul Larang Pelet Plastik
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.