Devisa Berkurang, Nepal Larang Impor Alkohol-Tembakau dan Mobil

Nepal bisa berpotensi jadi The Next Sri Lanka

Jakarta, IDN Times -  Nepal telah melarang impor mobil, alkohol, tembakau, dan barang-barang mewah lainnya untuk menghemat pasokan devisanya yang semakin berkurang. Pemberitahuan yang diterbitkan dalam lembaran pemerintah pada Rabu (27/04/2022) waktu setempat mengatakan hanya kendaraan penting yang dapat diimpor.

Pemerintah Nepal melarang impor segala jenis alkohol atau produk tembakau, sepeda motor bermesin besar, dan telepon seluler dengan harga lebih dari 600 dolar AS. Jika dirupiahkan, angka tersebut setara Rp8,68 juta (1 dolar = Rp14.476). 

Baca Juga: Nepal Minta Tabung Oksigen Kosong Pendaki Everest untuk Pasien COVID

1. Impor mainan, kartu remi, berlian, dan barang lainnya juga dilarang hingga Juli 2022

Larangan tersebut juga mengatur pembatasan impor mainan anak-anak, kartu remi, berlian, dan barang-barang mewah lainnya yang berlaku hingga akhir tahun anggaran. Di Nepal, akhir tahun anggaran terjadipada pertengahan Juli. 

Tanpa kebijakan seperti itu, Pemerintah Nepal mengklaim cadangan mata uang asing yang dibutuhkan untuk mengimpor hampir semuanya hanya akan bertahan beberapa bulan lagi, dilansir South China Morning Post. Jika demikian, terdapat potensi anjloknya kursa mata uang rupee Nepal dalam beberapa bulan kedepan. 

Kebijakan ini merupakan kebijakan protektif demi menjaga kurs rupee Nepal. Namun, tetap saja kebijakan beresiko akan membuat barang-barang mewah semakin mahal dan berdampak pada pendapatan perusahaan barang impor. 

Baca Juga: Mahkamah Agung Batalkan Pembubaran Parlemen Nepal

2. Pandemik COVID-19 jadi biang kerok kebijakan ini

Sumber utama mata uang asing Nepal berasal dari pariwisata, pengiriman uang dari pekerja migran Nepal, dan bantuan asing, baik kerja sama bilateral maupun hibah. Ratusan ribu turis asing biasanya berkunjung ke negara Himalaya setiap tahunnya, dilansir Nepal News

Namun, jumlah turis turun drastis akibat pandemi COVID-19. Saat ini, Nepal dalam masa pemulihan ekonomi akibat dampak negatif pandemi COVID-19. 

Kenaikan harga minyak telah menambah tekanan pada cadangan devisa Nepal. Untuk menghemat bahan bakar, Menteri Penerangan Gyanendra Karki mengumumkan pada Rabu (27/4/2022), pemerintah akan mengurangi hari kerja dari lima setengah hari menjadi lima hari saja. 

Baca Juga: Pemerintah Nepal Tutup Sekolah Akibat Buruknya Polusi Udara

3. Defisit perdagangan Nepal naik drastis pada Maret 2022 lalu

Defisit perdagangan Nepal naik hampir 34,5 persen menjadi 9,35 miliar dolar AS pada pertengahan Maret 2022. Angka ini setara dengan Rp135 triliun (1 dolar = Rp14.476). 

Sementara itu, cadangan devisa turun menjadi 10 miliar dolar AS atau Rp144 triliun. Pembatasan impor diharapkan mampu menyelamatkan Nepal dari ancaman krisis yang sedang menanti.

Larangan impor barang-barang yang tidak penting ditujukan untuk mencegah situasi yang sekarang dihadapi oleh tetangga regional Sri Lanka. Mereka sedang mengalami krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade setelah kehabisan devisa untuk membayar impor.

Sri Lanka mengalami pemadaman listrik selama berbulan-bulan dan kekurangan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan. Hal tersebut membuat masyarakat setempat ingin menggulingkan Pemerintah Sri Lanka.

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya