Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gedung Federal Reserve (Instagram/the Fed)
Gedung Federal Reserve (Instagram/the Fed)

Intinya sih...

  • Pemerintahan Trump makin intens menekan Powell dari berbagai sisi

  • Renovasi mewah markas Fed jadi amunisi politik baru

Jakarta, IDN Times – Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Scott Bessent mengatakan, Federal Reserve (Fed) perlu ditinjau secara menyeluruh. Ia menilai evaluasi itu harus mencakup seluruh fungsi lembaga, bukan hanya polemik renovasi gedung.

“Yang perlu kita lakukan adalah memeriksa seluruh institusi Federal Reserve dan apakah mereka telah berhasil,” kata Bessent dalam wawancara dengan Squawk Box CNBC pada Senin (21/7/2025).

Pernyataan Bessent muncul di tengah ketegangan antara Gedung Putih dan bank sentral AS. Hingga kini, belum ada kejelasan tentang siapa yang akan memimpin peninjauan atau seperti apa bentuknya nanti. Pekan lalu, muncul laporan bertentangan soal apakah Presiden AS, Donald Trump tengah bersiap memecat Ketua Fed, Jerome Powell, namun Trump segera membantah rencana tindakan yang dapat melanggar hukum.

1. Pemerintahan Trump makin intens menekan Powell dari berbagai sisi

Bessent berada di posisi serba sulit sebagai tokoh yang disebut-sebut sebagai pengganti Powell sekaligus pihak yang mencoba mencegah pemecatannya. Kepada CNBC, ia mengatakan, Trump meminta berbagai macam pendapat sebelum mengambil keputusan. Ia juga menyampaikan, keputusan akhir tetap ada di tangan presiden.

Trump sudah lama mendesak Fed untuk menurunkan suku bunga secara agresif, tapi tuntutan itu belum dipenuhi oleh Powell. Ketegangan semakin tinggi setelah Trump beberapa kali menunjukkan surat pemecatan kepada anggota Partai Republik, meski belum jelas apakah itu benar miliknya. Padahal, Trump sendiri yang menunjuk Powell pada 2018, sebelum akhirnya diangkat kembali oleh Presiden AS, Joe Biden pada 2022.

Menurut Bessent, pencarian pengganti Powell memang sudah dimulai lebih awal dari biasanya oleh pemerintahan Trump. Ia mengatakan, dirinya tidak ingin berspekulasi, dan menambahkan masa jabatan Powell akan habis pada Mei, sementara kursi lainnya juga kosong mulai Januari.

2. Renovasi mewah markas Fed jadi amunisi politik baru

Gedung Marriner S. Eccles Federal Reserve, atau sering disebut Gedung Eccles, berada di Foggy Bottom, Washington, D.C., tepatnya di sudut 20th Street dan Constitution Avenue NW. Arsitek Paul Philippe Cret merancang bangunan bergaya Art Deco ini pada 1935, dan pembangunannya rampung dua tahun kemudian, pada 1937. (AgnosticPreachersKid, CC BY-SA 3.0,via Wikimedia Commons)

Dilansir dari Politico, pemerintah Trump juga menggencarkan kritik terhadap proyek renovasi markas Fed di Washington yang menelan biaya 2,5 miliar dolar AS. Proyek itu dinilai terlalu mewah dan mengundang kecaman karena dilakukan oleh institusi yang tengah mengalami kerugian lebih dari 100 miliar dolar AS per tahun.

Dalam unggahannya di X, Bessent menyebut telah meminta tinjauan internal terhadap keputusan tersebut. Gaya renovasi yang dipersoalkan termasuk pemasangan sarang lebah Italia, fitur air, hingga lift khusus pejabat.

Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran, Russ Vought bahkan menuding Powell menyesatkan Kongres soal proyek itu. Powell sudah membalas tuduhan tersebut lewat surat kepada Vought, dengan menyatakan gedung Fed belum direnovasi hampir satu abad dan kini mengalami kerusakan struktural serius.

Situasi makin memanas setelah anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anna Paulina Luna mengajukan permintaan penyelidikan pidana terhadap Powell. Ia menuduh Powell berbohong saat sidang Kongres pada Februari lalu. Sampai saat ini, Fed belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai tuduhan tersebut.

3. Bessent nilai Fed menghambat ekonomi, dukung pelonggaran kebijakan

Bendera Amerika Serikat (pexels.com/Brett Sayles)

Bessent mendorong pelonggaran kebijakan moneter karena menurutnya inflasi sudah mereda.

“Mereka membuat ketakutan tentang tarif, dan sejauh ini kami melihat sangat sedikit, jika ada, inflasi,” ucapnya.

Ia menyayangkan belum adanya penurunan suku bunga sejak Desember 2024, padahal hal itu terus didesak oleh Presiden Trump. Dilansir dari CNN, ia juga menyebut kinerja Fed perlu ditinjau ulang karena bisa saja menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Bessent, AS berada di ambang lonjakan ekonomi seperti era dot-com tahun 1990-an, terutama karena revolusi artificial intelligence atau akal imitasi (AI). Berdasarkan diskusinya dengan para pemimpin industri teknologi di Sun Valley, ia percaya AI bisa memberikan dampak besar mulai awal 2026 tanpa memicu inflasi.

Sementara itu, Powell menyatakan Fed masih menunggu data tambahan untuk menilai dampak kebijakan ekonomi yang diambil Trump. Data terbaru menunjukkan inflasi kembali naik pada Juni 2025.

“Tarif mulai menggigit,” kata Kepala Ekonom Navy Federal Credit Union, Heather Long, kepada CNN.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team