Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Bantah Akan Pecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell

Presiden Donald Trump (https://unsplash.com)
Presiden Donald Trump (https://unsplash.com)
Intinya sih...
  • Trump berdiskusi dengan anggota Partai Republik tentang pemecatan Powell.
  • Pejabat senior Gedung Putih mempertimbangkan langkah itu secara serius.

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membantah kabar akan memecat Ketua Federal Reserve (Fed), Jerome Powell. Penolakan itu muncul setelah laporan media menyebut rencana pemecatan, yang langsung membuat saham dan dolar anjlok, sementara imbal hasil treasury naik.

“Kami tidak berencana melakukannya,” kata Trump pada Rabu (16/7/2025) di Gedung Putih.

Trump juga menyebut pemecatan hanya mungkin terjadi jika ada pelanggaran berat.

“Saya tidak menutup kemungkinan apa pun, tetapi saya pikir itu sangat tidak mungkin kecuali dia harus pergi karena penipuan,” kaya Trump, dikutip dari CNBC International, Kamis (17/7/2025).

1. Gedung Putih dan Partai Republik sempat bahas opsi pemecatan

Gedung Putih (pexels.com/Chris)
Gedung Putih (pexels.com/Chris)

Trump mengaku sempat berdiskusi dengan beberapa anggota Partai Republik mengenai opsi untuk memecat Powell. Dalam pertemuan Selasa malam (15/7/2025) di Ruang Oval, Trump menanyakan pandangan sekelompok anggota DPR dari Partai Republik tentang rencana tersebut. Ia disebut sempat menyatakan akan mengeksekusinya setelah mendapat dukungan dari mereka.

Meski begitu, Trump membantah telah menyiapkan surat pemecatan untuk Powell. Seorang pejabat senior Gedung Putih yang meminta anonimitas mengatakan, presiden mempertimbangkan langkah itu secara serius. Namun belum ada keputusan resmi yang diambil hingga saat ini.

Sementara itu, Powell menegaskan pemecatan dirinya tidak bisa dilakukan secara sewenang-wenang. Ia menyebut presiden tidak punya wewenang untuk mengganti Ketua Fed hanya karena beda pandangan kebijakan. Putusan Mahkamah Agung juga menyatakan pemecatan atas dasar kebijakan tidak dibenarkan oleh hukum.

Senator Partai Republik Thom Tillis turut angkat suara di Senat membela independensi Fed.

“Konsekuensi dari memecat ketua Fed, hanya karena orang-orang politik tidak setuju dengan keputusan ekonomi tersebut, akan merusak kredibilitas Amerika Serikat ke depannya,” kata Tillis, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (17/7/2025).

Ia memperingatkan tindakan semacam itu bisa memicu respons cepat dan harus dihindari.

2. Trump serang kebijakan suku bunga Fed yang dinilai merugikan

Presiden AS, Donald Trump. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Presiden AS, Donald Trump. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Meski membantah pemecatan, Trump terus melontarkan kritik tajam terhadap Powell soal suku bunga. Ia menyebut Powell sebagai ketua yang “mengerikan” dan “bodoh” karena tak kunjung menurunkan suku bunga. Menurut Trump, pemangkasan suku bunga penting untuk merangsang ekonomi dan memudahkan pinjaman.

Trump menilai suku bunga acuan seharusnya diturunkan hingga 3 persen dari posisi saat ini di kisaran 4,25-4,5 persen. Namun Powell sebelumnya sudah menyatakan keputusan suku bunga hanya akan ditentukan berdasarkan data ekonomi. Ia juga menyebut Fed tengah menunggu dampak kebijakan tarif Trump sebelum membuat keputusan baru.

Sejumlah ekonom menilai serangan Trump terhadap Powell punya motif politik. Bharat Ramamurti, penasihat senior di American Economic Liberties Project (AELP) mengatakan lewat email, Trump sedang menghadapi tekanan untuk menepati janji kampanyenya.

“Dia datang ke kantor dengan janji untuk menurunkan biaya bagi masyarakat, dan yang terjadi adalah agenda ekonominya sendiri telah membuat Fed hampir tidak mungkin menurunkan suku bunga,” ujarnya.

3. Ketegangan politik berisiko ganggu stabilitas ekonomi global

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (x.com/POTUS)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (x.com/POTUS)

Gedung Putih semakin menunjukkan sikap tegas terhadap Fed, terutama soal pembengkakan biaya renovasi markas senilai 2,5 miliar dolar AS. Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran (OMB), Russell Vought, bahkan mengirim surat protes kepada Powell atas proyek tersebut.

Powell menanggapi dengan meminta audit dari inspektur jenderal bank sentral dan mengunggah klarifikasi publik di situs resmi Fed.

Ketegangan ini menambah tekanan terhadap sistem keuangan global yang sudah rapuh akibat perang dagang Trump. Ekonomi AS melambat dan dihantui ancaman inflasi akibat kebijakan tarif menyeluruh. Para ekonom memperingatkan intervensi politik terhadap Fed bisa menggoyang stabilitas harga dan melemahkan kepercayaan investor.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent mengungkapkan, proses formal sedang berjalan untuk mencari pengganti Powell. Ia menyebut kritik Trump terhadap Powell sebagai upaya mengatur wasit. Beberapa nama calon sudah mencuat, termasuk Kevin Hassett dan Kevin Warsh.

“Bermain-main dengan Fed sering kali memiliki konsekuensi yang merugikan, justru kebalikan dari apa yang mungkin diharapkan,” kata CEO JP Morgan Chase, Jamie Dimon, dikutip dari BBC, Kamis (17/7/2025).

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us