Renovasi Kantor Fed Disorot Usai Trump Kritik Biaya Fantastis

- Fed tangani asbes dan timbal dalam dua gedung utama
- Pejabat dan senator kecam proyek, Powell bantah tudingan
Jakarta, IDN Times – Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell meminta inspektur jenderal untuk mengkaji ulang renovasi gedung pusat bank sentral senilai 2,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp40,6 triliun. Langkah ini muncul setelah proyek tersebut dikritik oleh Presiden AS Donald Trump dan sejumlah pejabat administrasi.
Renovasi itu menuai sorotan karena pembengkakan anggaran, dari semula 1,9 miliar dolar AS pada 2019 menjadi 2,5 miliar dolar AS. Dilansir dari CNN International, lonjakan biaya disebabkan oleh temuan asbes berlebih, tanah terkontaminasi, dan permukaan air tanah yang lebih tinggi dari perkiraan.
1. Fed tangani asbes dan timbal dalam dua gedung utama
Proyek renovasi mencakup dua dari tiga gedung Federal Reserve di Washington, termasuk kantor pusat utama yang dikenal sebagai Gedung Eccles. Pembangunan dimulai 2021 setelah disetujui oleh dewan Fed pada 2017.
Tujuannya untuk memperbaiki keselamatan dengan menghilangkan bahan berbahaya seperti asbes dan timbal, serta memperbarui gedung agar sesuai dengan standar kode modern. Meskipun proyek ini besar, Fed bukan lembaga yang didanai pembayar pajak, sehingga tak berada di bawah pengawasan Office of Management and Budget (OMB).
Dalam halaman Frequently Asked Questions (FAQ)-nya, Fed menyatakan bahwa mereka tidak menganggap perubahan renovasi tersebut memerlukan tinjauan tambahan. Meski begitu, mereka tetap bekerja sama dengan Komisi Perencanaan Ibu Kota Nasional (NCPC) sebagai mitra pengawasan lokal.
2. Pejabat dan senator kecam proyek, Powell bantah tudingan
Pada sidang Kongres bulan lalu, Senator Tim Scott menyamakan proyek renovasi itu dengan pemutakhiran mewah ala Istana Versailles. Powell membantah tuduhan bahwa proyek tersebut mencakup elemen seperti sarang lebah Italia, dan mengatakan hal itu tidak masuk dalam rencana renovasi.
“Gagasan bahwa Fed bisa mencetak uang dan kemudian menghabiskan 2,5 miliar dolar AS untuk sebuah gedung tanpa pengawasan kongres yang nyata, itu tidak terpikirkan oleh orang-orang yang merumuskan Federal Reserve Act,” kata Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, Kevin Hassett, dalam acara Squawk Box di CNBC International pada Senin (14/7/2025).
Trump juga menuding Powell lambat merespons inflasi pada 2021 dan menolak menurunkan suku bunga ke angka 1 persen atau lebih rendah. Ia berulang kali menyindir Powell dengan julukan “lelet” dalam berbagai pernyataan publik.
3. Inspektur jenderal buka penyelidikan, pemecatan mulai dibahas
Dilansir dari CNBC Internasional, permintaan audit Powell pertama kali dilaporkan oleh Axios, yang mengungkap inspektur jenderal kini mempertimbangkan penyelidikan atas lonjakan biaya renovasi. Lembaga tersebut juga melayani Biro Perlindungan Keuangan Konsumen (CFPB).
James Blair, pejabat Gedung Putih, menulis di platform X pada Senin (14/7/2025) bahwa penyelidikan terhadap proyek 2,5 miliar dolar AS itu sedang dipertimbangkan. Blair merupakan satu dari tiga loyalis Trump yang baru saja ditunjuk untuk duduk di NCPC, yang turut mengawasi proyek ini.
Dilansir dari Politico, Direktur Anggaran Gedung Putih Russell Vought juga menyelidiki Powell, termasuk apakah renovasi ini sesuai dengan Undang-Undang Perencanaan Ibu Kota Nasional atau National Capital Planning Act. Di sisi lain, Jaret Seiberg dari TD Cowen menilai Trump tengah membangun dasar untuk memecat Powell atas pengelolaan proyek tersebut.
“Kami masih melihat pemecatan Powell sebagai sesuatu yang tidak mungkin, meskipun risikonya meningkat bahwa tekanan dari media konservatif menjadi begitu besar sehingga Presiden merasa terpaksa bertindak,” kata Seiberg.
Meski undang-undang hanya mengizinkan pemecatan ketua Fed dengan alasan tertentu, spekulasi mulai beredar bahwa renovasi bisa dijadikan dalih untuk pergantian. Mantan Gubernur Fed Kevin Warsh bahkan menyebut biaya proyek ini keterlaluan dan mengatakan Fed telah kehilangan arah, saat diwawancarai Fox News pada Minggu (13/7/2025).