Begini Kondisi Mal yang Bakal Diminati Pengunjung usai Pandemik

Seperti apa ya kondisi mal kedepan?

Jakarta, IDN Times - Ketua Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, mengatakan transformasi mal dan gaya belanja pelanggan menjadi penentu arah bisnis pusat perbelanjaan usai pandemik COVID-19 berakhir.

Dia optimistis penjualan di mal akan kembali diminati tanpa harus beralih ke online. Namun, dia menekankan hal itu dapat terjadi asalkan pengusaha mal mau berdaptasi, dengan cara mengubah fokus utamanya sesuai kebutuhan pelanggan.

"Misalnya kalau dulu orang ke mal shopping dulu yuk baru makan. Diubah jadi, makan dulu abis itu kita shopping," katanya melalui virtual Jumat (16/10/2020).

1. Mal akan diminati jika konsepnya alami

Begini Kondisi Mal yang Bakal Diminati Pengunjung usai PandemikMasyarakat sedang berbelanja di salah satu Mal di Jakarta (IDN Times/Besse Fadhilah)

Dia pun memprediksi mal akan diminati jika memiliki konsep outdoor, hijau, dan alami. Hal itu, menurutnya, sudah dibuktikan dengan banyaknya pengunjung yang datang ke pusat perbelanjaan dengan konsep demikian selama masa pandemik. Konsep seperti itu diprediksi akan terus diminati hingga nanti.

"Konsep outdoor membuat pengunjung merasa lebih aman, daripada dalam ruangan. Dengan hijau-hijau, merasa aman berbelanja. Traffic-nya bisa dibuktikan lebih tinggi daripada sebelum pandemik," ujarnya.

Lalu yang kedua, kata dia, mal harus menyarankan tenant untuk menawarkan makanan atau produk-produk yang sehat. Sebab, masyarakat akan lebih peduli terkait kesehatan usai pandemik.

Baca Juga: PSBB Transisi Jakarta, Jam Operasional Mal hingga Jam 9 Malam

2. Digitalisasi tidak bisa dihindari

Begini Kondisi Mal yang Bakal Diminati Pengunjung usai PandemikIlustrasi Mal di Jakarta (IDN Times/Anata)

Dia pun mengatakan digitalisasi memang tidak bisa dihindari untuk pusat perbelanjaan. Namun, kata dia, itu diperlukan hanya untuk pelayanan saja, misalnya untuk proses pembayaran.

"Jangan terjebak. Kalau (untuk) melengkapi, silakan. Jangan jadi utama. Yang utama, nondunia maya," ujarnya.

3. Online dinilai bukan sebuah ancaman

Begini Kondisi Mal yang Bakal Diminati Pengunjung usai PandemikIlustrasi Belanja E-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut Alphonzus, online bukan merupakan ancaman yang harus ditakuti oleh pengusaha mal. Dia menilai sudah sangat tepat jika DNA pusat perbelanjaan didesain secara offline. Sebab, menurutnya, manusia merupakan mahluk sosial yang tidak selamanya bisa berinteraksi melalui online.

"Sebetulnya online shopping bukan sesuatu yang baru untuk shopping mall. Sebelum covid pun, online shopping sudah mendistrubsi (produk dari) pusat perbelanjaan. Jadi sudah lama bukan sesuatu yg baru. Yang membedakan, penetrasinya lebih masif," kata dia.

Baca Juga: Pengusaha: Mal Tidak akan Pulih selama Vaksin Belum Disuntikkan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya