Investasi Asing ke RI Bisa Terhambat gegara Biden Menang, Kok Bisa?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kemenangan Joe Biden dan Kamala Harris dalam Pilpres AS 2020 dinilai dapat menurunkan tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Grant Thornton Indonesia memprediksi hal ini akan mendorong nilai komoditas global secara umum dan menjaga pasar keuangan global tetap stabil. Efeknya, menguntungkan ekspor dan nilai tukar Indonesia.
“Kemenangan Joe Biden diharapkan dapat membawa sentimen positif bagi perekonomian Indonesia dengan perubahan kebijakan ekonomi yang akan diambil Amerika Serikat dalam empat tahun ke depan yang berbeda dari pemerintahan saat ini,” kata Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, melalui keterangan tertulisnya yang dikutip Senin (9/11/2020).
Kendati begitu, ada dampak buruk bagi Indonesia jika perang dagang mereda. Apa itu?
Baca Juga: Realisasi Investasi Belum Mencapai Target, Jokowi Sentil Luhut-Bahlil
1. Dapat mengurangi potensi investor asing masuk ke Indonesia
Perang dagang juga secara tidak langsung menekan kinerja ekspor dan impor dunia, termasuk perekonomian Indonesia sepanjang 2020. "Ketidakpastian ekonomi akibat perang dagang dan pandemi diharapkan dapat segera pulih dan hubungan dagang Indonesia dan Amerika Serikat tetap akan stabil dan bergerak lebih positif,” jelasnya.
Kendati begitu, hal ini memunculkan dampak negatif bagi Indonesia di sisi lain. Turunnya tensi perang dagang, kata dia, dapat mengurangi rencana investor di Tiongkok untuk memindahkan pabriknya ke negara lain, termasuk Indonesia. "Padahal, itu menjadi fokus pemerintah Indonesia belakangan ini. Bukan tidak mungkin muncul risiko terhambatnya arus aliran investasi asing langsung," tambahnya.
2. Sektor komoditas akan diuntungkan
Editor’s picks
Sebelumnya, Ekonom Core Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan terpilihnya Joe Biden dan Kamala Harris sebagai Presiden dan Wakil Presiden AS dapat menguntungkan Indonesia sebagai mitra dagang Tiongkok.
"Jika perekonomian Tiongkok kembali ke jalur pertumbuhan yang tinggi seperti sebelum pandemik di kisaran 6-8 persen, tentu ini akan berdampak positif bagi Indonesia yang merupakan salah satu partner dagang utamanya," ujarnya
Dia mengatakan, produk komoditas ekspor unggulan Indonesai seperti batu bara dan minyak sawit berpotensi diuntungkan dari hal ini.
Namun di sisi lain dia menilai terpilihnya Biden juga dapat mendorong stimulus ekonomi kembali dilakukan dengan quantitative easing dan berpotensi mendorong masuknya aliran investasi.
"Masuknya aliran investasi portofolio ke Indonesia berpotensi mendorong penguatan nilai tukar rupiah," ujarnya.
3. Ekonomi AS akan naik 4,2 persen
Sementara untuk Negeri Paman Sam, laporan terbaru Lembaga riset Moody’s Analytics memproyeksikan ekonomi AS akan tumbuh lebih tinggi dengan terpilihnya Joe Biden sebagai presiden. Bahkan, prediksinya bisa tumbuh 4,2 persen pada periode 2020-2024.
Joe Biden, dalam manifesto kebijakan ekonominya, akan melakukan kebijakan baru seperti menaikkan berbagai macam pajak. Itu termasuk pajak korporasi yang diprediksi akan naik sebesar 15 persen. Sedangkan untuk belanja negara, Biden berjanji akan memberikan stimulus fiskal yang jauh lebih besar yakni sekitar 2,5 triliun dolar AS selama periode 2021-2024.
Baca Juga: Biden Terpilih Jadi Presiden AS, Ini Kabar Baiknya untuk Ekonomi RI