Moody's Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Lebih Rendah dari Krisis 1998

Tahun ini diprediksi ekonomi hanya tumbuh 3 persen

Jakarta, IDN Times - Lembaga pemeringkat Moody's memprediksi, perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih buruk dari krisis ekonomi pada 1998-1999 lalu.

"Meskipun tumbuh moderat di kuartal pertama, penutupan sebagian wilayah di Jakarta dan kawasan Jawa lainnya yang menjadi pusat kegiatan ekonomi di Indonesia, itu mengindikasikan perlambatan ekonomi akan cepat meluas," kata VP Senior Analyst Moody's, Anushka Shah, dalam laporannya Senin (6/4).

Baca Juga: Masyarakat Panik, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Melorot hingga 4,5 Persen

1. Ekonomi Indonesia diprediksi akan membaik pada 2021

Moody's Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Lebih Rendah dari Krisis 1998Ilustrasi perkembangan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Moody's melaporkan, ekonomi Indonesia diprediksi hanya tumbuh 3 persen pada tahun ini, dan akan kembali membaik menjadi 4,3 persen pada 2021.

"Nilai tukar rupiah terhadap dolar (Amerika Serikat) juga telah terdepresiasi 20 persen sejak Februari lalu dampak CoOVID-19, dan lonjakan imbal hasil obligasi akan berdampak meluas, terlebih jika berkepanjangan," kata Anushka.

2. Investasi juga diprediksi akan merosot

Moody's Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Lebih Rendah dari Krisis 1998Ilustrasi investasi. (IDN Times/Mia Amalia)

Kemudian dalam riset tersebut dijelaskan, dua bulan pertama 2020, pertumbuhan konsumsi swasta sudah lemah lantaran tren harga komoditas yang cenderung menurun, dan sektor perbankan yang cenderung lebih hati-hati dalam menyalurkan kredit.

Berdasarkan catatan Moody's, investasi juga mengalami perlambatan termasuk di sektor swasta.

3. Pemerintah gelontorkan Rp405,1 triliun untuk atasi virus corona

Moody's Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Lebih Rendah dari Krisis 1998Ilustrasi uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Hingga saat ini, pemerintah tengah berupaya mencegah dampak virus corona yang terlalu dalam terhadap pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah telah memberi stimulus Rp405,1 triliun untuk penanganan COVID-19 atau virus corona. Hal itu diakui akan berdampak terhadap pelebaran APBN.

Baca Juga: Jokowi Minta Pembiayaan Pasien COVID-19 Diatur dalam APBN dan APBD

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya