Australia Pangkas Suku Bunga ke Level Terendah Sejak 2023

- RBA memangkas suku bunga acuan ke level 3,85 persen, penurunan pertama di bawah 4 persen sejak Mei 2023.
- Inflasi utama turun ke 2,4 persen, RBA memprediksi dampak tarif AS bisa menghambat belanja rumah tangga dan investasi perusahaan.
Jakarta, IDN Times – Bank Sentral Australia (RBA) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 3,85 persen pada Selasa (20/5/2025). Ini adalah penurunan pertama di bawah 4 persen sejak Mei 2023 dan menjadi pemangkasan kedua sepanjang 2025.
Sebelumnya, RBA sudah menurunkan suku bunga pada Februari setelah 13 kali kenaikan dari Mei 2022 hingga November 2023. Penurunan suku bunga ini dipicu oleh meredanya tekanan inflasi.
Inflasi utama kini menyentuh 2,4 persen, posisi terendah dalam empat tahun, sedangkan inflasi inti berada di 2,9 persen. Keduanya masih dalam target 2–3 persen yang ditetapkan bank sentral.
“Risiko kenaikan inflasi telah berkurang secara signifikan,” kata RBA dalam pernyataan resmi, dikutip dari CNBC International, Selasa (20/5/2025).
Bank memprediksi inflasi inti tetap stabil di kisaran tengah target sepanjang periode proyeksi.
1. RBA pertimbangkan dampak ketegangan dagang global
Dalam laporan kebijakan moneternya, RBA menyebut kondisi ekonomi global makin tidak pasti. Hal ini diperparah oleh tarif Liberation Day yang diumumkan Presiden AS Donald Trump pada April, memicu ketegangan dagang dan gejolak pasar. Meski penundaan sebagian tarif sempat menenangkan pasar, risiko terhadap pertumbuhan global masih menghantui.
RBA memperkirakan dampak tarif ini bisa menghambat belanja rumah tangga dan investasi perusahaan. Karena itu, bank memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional dan menaikkan sedikit proyeksi pengangguran. Target inflasi juga direvisi turun menjadi sekitar 2,6 persen untuk jangka menengah.
Meskipun sempat ada lonjakan pekerjaan pada April dan pertumbuhan upah yang moderat, RBA tetap melanjutkan pelonggaran kebijakan. Bank menyatakan kesiapan untuk merespons kondisi global secara fleksibel. Mereka juga menyoroti masih adanya ketidakpastian soal permintaan dan pasokan domestik.
2. Dampak pelonggaran dirasakan langsung oleh peminjam

Pemangkasan suku bunga diperkirakan membawa angin segar bagi para peminjam. Empat bank besar yaitu NAB, Commonwealth Bank, ANZ, dan Westpac akan menyalurkan penurunan suku bunga secara penuh ke suku bunga hipotek variabel mulai akhir Mei atau awal Juni. Penurunan ini akan langsung terasa di angsuran bulanan.
Menurut Canstar, situs perbandingan keuangan, cicilan untuk pinjaman 1 juta dolar Australia akan turun sebesar 114 dolar menjadi sekitar 6.328 dolar per bulan. Untuk pinjaman 500 ribu dolar, cicilan turun sebesar 76 dolar. Bagi peminjam rata-rata dengan hipotek 600 ribu dolar, pembayaran bunga bulanan berkurang sekitar 90 dolar.
Di pasar keuangan, ekspektasi pemangkasan lanjutan pun meningkat. Data LSEG menunjukkan ada kemungkinan 50 persen RBA akan kembali memangkas 0,25 poin pada pertemuan berikutnya di bulan Juli. David Bassanese dari Betashares memperkirakan suku bunga akan turun dua kali lagi tahun ini hingga ke 3,35 persen.
3. Pasar properti dan inflasi tetap jadi perhatian

Kebijakan ini juga diprediksi mendorong pasar properti makin bergairah. Kenaikan daya beli akibat bunga rendah diperkirakan memicu lonjakan harga rumah, terutama di Sydney dan Melbourne. Namun, peningkatan persaingan bisa menyulitkan pembeli rumah pertama.
Skema First Home Buyer yang diperluas diprediksi bakal mendongkrak harga unit lebih tinggi, sehingga memengaruhi keterjangkauan. Dr. Nicola Powell dari Domain menyatakan bahwa akses pinjaman yang lebih mudah bisa memperbesar tekanan harga, dikutip dari Australian Property Investor, Selasa (20/5).
Gubernur RBA Michele Bullock menyebut meski tekanan inflasi menurun, risikonya belum hilang sepenuhnya.
“Strategi kami yang bertahap membantu menghindari lonjakan pengangguran tajam,” katanya, dikutip dari Australian Broadcasting Corporation.
Sementara itu, Menteri Keuangan Jim Chalmers menyebut pemangkasan ini sebagai bukti kemajuan penanganan inflasi tanpa memicu resesi. Adapun keputusan suku bunga berikutnya akan diumumkan pada 8 Juli mendatang.