Jakarta, IDN Times - Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang terdiri dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan PT Bank Mandiri Tbk, mendukung rencana pemerintah untuk menggenjot infrastruktur tranportasi, caranya adalah dengan memberikan pembiayaan.
"Kami dari BNI, siap membantu membiayai infrastruktur transportasi," kata Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia, Ryan Kiryanto di Jakarta,Selasa (3/9).
Hingga Juni 2019, emiten berkode saham BBNI ini sudah menyalurkan 13, 89 persen pembiayaan untuk infrastruktur transportasi dari total kredit BNI yang sebesar Rp540 triliun.
"Kami juga sudah melakukan pembiayaan kepada sektor infrastruktur transportasi, sarana penunjangnya sebesar 13,89 persen. Kurang lebih 14 persenlah dari total kredit BNI yang kurang lebih 540 triliun. Saya kira ini cukup besar," tuturnya.
Ia pun menjelaskan, kredit untuk sektor transportasi pada Juni 2019 sudah mencapai Rp17,72 triliun. Angka tersebut naik 18,3 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp15 triliun. "Jadi dalam satu tahun untuk sektor transportasi sudah bertambah Rp3 triliun," tuturnya.
Sementara itu, Executive Vice President State Owned Enterprises BRI Soegeng Hernowo menuturkan, pinjaman untuk infrastruktur dan transportasi di BRI sudah mencapai Rp62 triliun.
"Itu untuk korporat, belum mikro dan ritelnya. Karena disetiap unit kerja BRI ada nasabah yang mendapat pembiayaan untuk transportasi, untuk infrastruktur dan tranportasi Rp62 triliun," ucapnya.
Ia mengklaim, BRI dan dua Himbara lainnya seperti BNI dan Mandiri sudah memberi bantuan untuk infrastruktur transportasi dan nontransportasi dari hulu ke hilir.
"Ini yang akan terus kita ciptakan, ekosistem ini sampai ke depannya. Kita menciptakan mulai dari fasilitas yang ada, ekosistem yang ada kita buat, " jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Vice President Corporate Banking 2 Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Yusak Labanta S Silalahi, mengatakan pemerintah memang sedang fokus untuk mempercepat pertumbuhan pembangunan melalui infrastruktur transportasi. Hal itu diklaim akan memberi dampak positif kepada customer perbankan.
"Transportasi laut, udara, kereta api, semua ada di sini. Hal ini membantu banking karena arah government yang cukup jelas," ucapnya.
Ia menjelaskan penyaluran kredit untuk transportasi pada 2013 mencapai Rp30 triliun, sementara pada Juni 2019 mencapai Rp90 tiriliun.