Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Penyaluran Bantuan Pangan Beras 10 kilogram (kg). (dok. Bulog)
Penyaluran Bantuan Pangan Beras 10 kilogram (kg). (dok. Bulog)

Intinya sih...

  • Usulan anggaran untuk program bantuan pangan dan SPHP sejak awal tahun guna hindari respons reaktif terhadap kondisi lapangan.

  • Usulan anggaran sudah disampaikan ke lintas kementerian, termasuk Kementerian Keuangan, DPR, dan Kementerian Koordinator Perekonomian.

  • Stok beras Bulog mencapai 4,2 juta ton per 10 Juli 2025, yang harus digunakan untuk intervensi stabilisasi harga dan bantuan pangan.

Jakarta, IDN Times - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengusulkan anggaran sebesar Rp16,10 triliun untuk tahun anggaran 2026 guna memperkuat ketahanan pangan nasional.

Usulan tersebut terdiri atas tambahan anggaran sebesar Rp16,02 triliun dan pagu indikatif yang sebelumnya telah ditetapkan sebesar Rp79,42 miliar.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan, kebutuhan beras untuk stabilisasi harga diperkirakan mencapai 1,5 juta ton per tahun. Sementara untuk bantuan pangan, kebutuhan per bulan mencapai 180 ribu ton.

"Dengan anggaran yang disusun dari awal, intervensi bisa dilakukan lebih cepat. Misalnya harga naik lebih dari 10 persen selama tujuh hari, Bulog bisa langsung bergerak tanpa menunggu persetujuan tambahan anggaran," kata Arief dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (12/7/2025).

1. Usulan anggaran untuk hindari respons reaktif

Pedagang beras di Pasar Al Mahirah, Kota Banda Aceh, Aceh. (IDN Times/Mhd Saifullah)

Arief menekankan pentingnya penganggaran bantuan pangan dan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sejak awal tahun. Selama ini, pengajuan anggaran kerap dilakukan setelah kondisi di lapangan terjadi, yang berdampak pada keterlambatan eksekusi.

"Terkait bantuan pangan dan SPHP, pengajuannya selama ini selalu berdasarkan kondisi di lapangan dan itu memakan waktu. Idealnya, program seperti ini sudah dianggarkan dari awal," paparnya.

Dia mencontohkan, penghitungan kebutuhan seperti stok beras Bulog atau Cadangan Beras Pemerintah (CBP) seharusnya sudah dilakukan dan dianggarkan lebih dulu, bukan menunggu situasi darurat.

Perlu diketahui, bansos beras merupakan program distribusi beras gratis atau bersubsidi yang ditujukan langsung kepada keluarga penerima manfaat guna memenuhi kebutuhan pangan.

sedangkan SPHP adalah intervensi pemerintah melalui penjualan atau penyaluran beras dari cadangan pemerintah oleh Bulog untuk menjaga pasokan dan menstabilkan harga pangan di pasar.

2 Usulan sudah disampaikan ke lintas kementerian

Ilustrasi beras SPHP (Foto: IDN Times)

Arief menuturkan, usulan anggaran tersebut telah disampaikan kepada Kementerian Keuangan, DPR, dan Kementerian Koordinator Perekonomian. Pihaknya hanya menyampaikan usulan terbaik, dan akan mengikuti jika ada kebijakan lain yang diprioritaskan.

"Tugas kami menyampaikan usulan terbaik. Jika nantinya ada kebijakan lain yang lebih prioritas, kami akan ikut. Tapi setidaknya, sudah kami sampaikan," ujarnya.

3. Stok beras Bulog capai 4,2 juta ton

Cadangan beras di gudang Bulog Makassar, Rabu (15/1/2025). (Dok. Humas Pemprov Sulsel)

Terkait SPHP, Arief menegaskan, stok CBP yang dikelola Bulog harus digerakkan untuk menjaga stabilitas harga. Per 10 Juli 2025, stok beras di Bulog tercatat mencapai 4,2 juta ton.

“SPHP itu untuk intervensi stabilisasi harga. Ketika harga naik, stok di Bulog harus digunakan. Bantuan pangan juga bagian dari intervensi pemerintah. Dan kalau ada bencana, stok itu juga harus siap,” tuturnya.

Editorial Team