Bansos Pangan Tak Efektif Tekan Inflasi Jelang Ramadan

Jakarta, IDN Times - Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menilai bantuan sosial (bansos) pangan yang akan digelontorkan pemerintah menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, tidak efektif untuk menahan laju inflasi.
Adapun bansos pangan yang diberikan selama tiga bulan sejak Maret hingga Mei meliputi beras, telur, dan daging ayam.
"Inflasi di Ramadan nanti masih berpotensi mengalami kenaikan meskipun sudah diimbangi dengan kebijakan ini," ucap Peneliti CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet, kepada IDN Times, Senin (13/3/2023).
1. Bansos hanya diberikan kepada kelompok tertentu

Yusuf menjelaskan pembentuk inflasi tidak hanya di sumbang melalui inflasi pangan, namun juga komponen barang yang lain.
Selain itu, komponen pemberian dari bansos biasanya hanya menyasar pada kelompok menengah ke bawah, sehingga permintaan dari kelompok yang lain.
"Misalnya dari kelompok manakah atas terhadap suatu produk katakanlah dalam hal ini produk makanan akan tetap tinggi, terutama di periode Ramadan dan Lebaran nanti," tutur Yusuf.
2. Ramadhan dan Idul Fitri dorong permintaan

Lebih lanjut, pada saat Ramadan dan Lebaran, mayoritas penduduk di Indonesia akan meningkatkan permintaan terhadap beragam produk, dan secara historis melihat adanya peningkatan inflasi di periode tersebut.
"Saya kira memang tujuan pemberian bansos ini lebih kepada bagaimana memastikan beli kelompok menengah ke bawah itu bisa tetap terjaga, di tengah potensi kenaikan inflasi," ujar Yusuf.
Lebih lanjut, untuk proyeksi inflasi, Core masih menghitung namun ada potensi inflasi akan meningkat lebih tinggi.
"Proyeksi masih dihitung, namun demikian ada peluang angka inflasi di Ramadan dan Lebaran nanti akan lebih tinggi secara bulanan, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ujar Yusuf.
3. Inflasi tahunan bakal lebih rendah

Yusuf menjelaskan inflasi pada tahun ini berpotensi lebih rendah jika dibandingkan tahun lalu karena beragam faktor, terutama di dalam misalnya harga komoditas secara umum.
"Saat ini tengah berada pada posisi yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu, dan beberapa kebijakan yang menyumbang inflasi di tahun lalu, seperti misalnya kebijakan menaikkan PPN, dan juga kenaikan tarif BBM itu diasumsikan tidak dilakukan pemerintah di tahun ini," tutupnya.